Alkitab Mobile SABDA
[VER] : [AMBDR]     [PL]  [PB] 
 <<  Markus 12 : 6 >> 

Ambon Draft: Tetapi adalah lagi pa-danja satu djuga anak laki-laki jang tjinta; dan deri ba-lakang sakali ija surohlah dija pergi pada dija awrang, ka-tanja: B/eta punja anak ini, tantu dija awrang akan tahu eling dija!


AYT: Pemilik kebun itu masih memiliki satu lagi, yaitu anak yang dikasihinya. Akhirnya, dia mengirim anaknya itu kepada mereka, katanya, ‘Mereka akan menghormati anakku.’

TB: Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.

TL: Adalah lagi padanya seorang, yaitu anaknya laki-laki yang dikasihinya, maka pada akhirnya ia menyuruhkan dia kepada mereka itu, sebab pikirannya: Tentu mereka itu menghormatkan anakku ini.

MILT: Selanjutnya, karena masih memiliki seorang putra, miliknya yang terkasih, dia pada akhirnya mengutusnya juga kepada mereka, dengan mengatakan: Mereka akan menghormati anakku.

Shellabear 2010: Akhirnya hanya tinggal seorang lagi yang ada padanya, yaitu anak yang dikasihinya. Ia pun mengutus anaknya itu kepada mereka, pikirnya, ‘Mereka akan menghormati anakku.’

KS (Revisi Shellabear 2011): Akhirnya hanya tinggal seorang lagi yang ada padanya, yaitu anak yang dikasihinya. Ia pun mengutus anaknya itu kepada mereka, pikirnya, Mereka akan menghormati anakku.

Shellabear 2000: Akhirnya hanya tinggal seorang lagi yang ada padanya, yaitu anak yang dikasihinya. Ia pun mengutus anaknya itu kepada mereka, pikirnya, ‘Mereka akan menghormati anakku.’

KSZI: &lsquo;Oleh yang demikian, kerana dia masih ada seorang putera yang amat dikasihinya, dia menghantarnya sebagai utusan terakhir, sambil berkata dalam hatinya, &ldquo;Mereka akan menghormati puteraku.&rdquo;

KSKK: Masih ada satu orang yang tinggal, yaitu putranya yang terkasih. Akhirnya, ia mengutusnya, katanya dalam hati, "Putraku akan mereka hormati."

WBTC Draft: "Hanya tinggal satu orang yang ada padanya, yaitu anaknya yang terkasih. Ia menyuruh anaknya, katanya, 'Pasti mereka menghormati anakku.'

VMD: Hanya tinggal satu orang yang ada padanya, yaitu anaknya yang terkasih. Ia menyuruh anaknya, katanya, ‘Pasti mereka menghormati anakku.’

AMD: Orang itu hanya memiliki satu orang lagi yang dapat dikirimnya untuk menemui petani-petani itu, yaitu anaknya sendiri. Ia sangat mengasihi anaknya itu, tetapi ia harus mengutusnya kepada petani-petani itu sebab pikirnya, 'Petani-petani itu pasti akan menghormati anakku."

TSI: Akhirnya tidak ada lagi yang bisa disuruh oleh pemilik kebun itu, kecuali anaknya satu-satunya yang sangat dia kasihi. Maka dia menyuruh anaknya pergi karena dia pikir, ‘Tentu mereka akan menghormati anakku sendiri.’

BIS: Siapakah lagi yang dapat dikirim sekarang oleh pemilik kebun itu? Hanya tinggal seorang, yaitu anaknya sendiri yang dikasihinya. Jadi akhirnya ia mengirim anaknya itu kepada penggarap-penggarap itu. 'Pasti anak saya akan dihormati,' pikirnya.

TMV: Hanya tinggal seorang yang dapat diutus, iaitu anaknya sendiri yang dikasihinya. Akhirnya pemilik ladang itu mengutus anaknya kepada penyewa-penyewa ladang itu. ‘Tentu mereka akan menghormati anakku,’ katanya.

BSD: Sekarang pemilik kebun itu tidak lagi mempunyai siapa-siapa untuk dikirim, kecuali anaknya sendiri. Maka akhirnya ia mengirim anaknya itu kepada penggarap-penggarap itu. Dalam hatinya ia berpikir, ‘Pasti anak saya akan dihormati.’

FAYH: hanya tinggal seorang lagi, yaitu anaknya yang tunggal. Akhirnya ia mengutus anaknya itu, karena ia mengira mereka pasti akan menghormatinya.

ENDE: Masih ada padanja seorang lagi, ialah puteranja jang tertjinta, dan ia mengirimnja djuga sebagai jang terachir. Katanja dalam hati: Puteraku sendiri tentu mereka segani.

Shellabear 1912: Maka ada seorang lagi padanya, yaitu seorang anak yang dikasihi: maka ia pun disuruhnya kepadanya kemudian sekali, maka katanya, "Bahwa mereka itu akan menghormatkan anakku ini."

Klinkert 1879: Maka adalah lagi padanja sa'orang anaknja laki-laki, jang dikasihinja, maka pada achirnja disoeroehkannja ija kapada mareka-itoe, seraja katanja: Barangkali mareka-itoe takoet akan anakkoe kelak.

Klinkert 1863: Maka dia masih ampoenja satoe anak laki-laki jang kekasih, blakang-kali dia menjoeroehken ini djoega sama dia-orang, katanja: Dia-orang nanti sajangken anakkoe.

Melayu Baba: Tinggal lagi satu sama itu tuan-kbun, ia'itu satu anak yang dia kaseh: dia ini dia hantarkan sama dia-orang kmdian skali, dan kata, 'Dia-orang nanti kasi hormat sama anak sahya.'

Keasberry 1853: Maka adalah bagienya itu, sa'orang anak laki laki, yang dikasihinya sangat, maka pada akhirnya disurohkannya akan dia kapada marika itu, suraya katanya, Marika itu kulak akan munghormati anakku itu.

Keasberry 1866: Maka adalah bagienya lagi sa’orang anak laki laki yang dikasihinya sangat, maka pada akhirnya disurohkannya akan dia kapada marika itu, sŭraya katanya, Marika itu kŭlak akan mŭnghormati anakku itu.

Leydekker Draft: 'Adapawn sedang lagi 'adalah padanja sa`awrang 'anakh laki 2 jang dekasehnja, maka pada 'achirnja lagi telah desurohnja dija 'itu pergi kapada marika 'itu, 'udjarnja: samadjalah marika 'itu nanti supan santon 'akan 'anakhku laki 2.

AVB: Oleh yang demikian, kerana dia masih ada seorang anak yang amat dikasihinya, dia menghantarnya sebagai utusan terakhir, sambil berkata dalam hatinya, ‘Mereka akan menghormati anakku.’

Iban: Iya bisi siku agi orang ke deka dikirumka iya, iya nya anak ke dikesayauka iya. Ke pengujung iya, iya ngirumka anak iya nya, ku iya, 'Sida tentu deka bebasaka anak aku.'


TB ITL: Sekarang tinggal hanya satu <1520> orang anaknya <5207> yang kekasih <27>. Akhirnya <2078> ia menyuruh <649> dia kepada <4314> mereka, katanya <3004>: Anakku akan mereka segani <1788>. [<2089> <2192> <846> <846> <3754> <5207> <3450>]


Jawa: Saiki mung kari siji, yaiku anake kang ditresnani. Wasana iki iya dikongkon marang wong-wong mau, pamikire: Anakku mesthine dieringi.

Jawa 2006: Isih ana wong siji manèh, yaiku anaké kang ditresnani. Wasana wong kang duwé pakebonan anggur iku kongkonan anakké mau, supaya marani wong-wong kang padha nggarap, pamikiré: Anakku mesthiné diéringi.

Jawa 1994: Saiki mung kari siji sing kena diutus, yakuwi anaké dhéwé, anak sing ditresnani. Anaké mau banjur diutus, pikirané: ‘Wong-wong kuwi mesthi padha éring karo anakku dhéwé.’

Jawa-Suriname: Sing nduwé kebon saiki namung nduwé wong siji sing kenèng dikongkon, yakuwi anaké déwé, sing ditrésnani. Wongé terus ngongkon anaké ngomong ngéné: ‘Menawa waé wong-wong wedi marang kowé, awit kowé anakku déwé!’

Sunda: Tinggal hiji-hijina deui anu can dijurung, anakna, anu dipikanyaah. Ahirna anakna teh dijurungkeun. Ceuk pikiranana, ‘Ku anak aing mah tangtu sarieuneun.’

Sunda Formal: Ayeuna anu bisa dititah nagih teh kari saurang, nya eta anak kameumeutna. Nya ahirna mah, anakna ge kapaksa dititah nagihan ka nu nyarewa kebon tea; cek pikirna: Ku anak aing mah, meureun sarieuneun.

Madura: Sateya se gi’ ekenneng soro la tadha’, coma kare settong, iya areya ana’ lake’na dibi’, ana’ buwana atena. Daddi dhi-budhina ana’na jareya se esoro entar ka reng-oreng se agarap kebbun anggurra. ‘Tanto tang ana’ eargai,’ ca’na pekkerra.

Bauzi: Gi labihadume modeha am adat abo aho bisi deeleheda lamota ab vekeham. Làhàmu ab ozoham. ‘Ne, em akati mode? Làhà gi em adat nim neo gagu oluse. Eho labihameam dam labe fa em adat bake vei ladi ahu adat iedi fa eba doi lu olum zoaha bak,’ lahame vi ozome neàdi am adat ab gagu oluham.

Bali: Pamuputne telah suba parekan anake agung ento, jani enu ida madue oka adiri ane sayang. Lantas ida ngutus putran idane nekain panandu-panandune ento, sawireh kene pakayunan idane: ‘Pianak gelahe pedas lakar ajianga.’

Ngaju: Toh eweh tinai je tau ingirim awi tempon kabon te? Baya tisa ije biti, iete anake kabuat je inyayange. Jadi kajariae ie mangirim anake te manalih kare tukang garap te. 'Pasti anakku te ihormat,' koan tiroke.

Sasak: Ahirne cume karing sopoq saq araq lẽq ie, bijene mẽsaq saq paling ie tunah. Jari ie ngutus bijene nike tipaq penyakap-penyakapne. Pikirne, 'Pasti anak tiang gen tehormatin.'

Bugis: Nigasi wedding nasuro makkekkuwangngé iyaro punna dare’é? Séddi mani tau monro, iyanaritu ana’na iya namaséiyé. Jaji angkanna nasuroni iyaro ana’na lao risining pajjamaéro. ‘Pasti napakalebbi ana’ku’,’ pikkiri’na.

Makasar: Inai mami akkulle nasuro kamma-kamma anne anjo patanna koko? Sitau mami ammantang, iamintu ana’ kalenna, sannaka nakamaseanna. Jari kala’busanna nasuromi anjo ana’ kalenna mange anjoreng ri pajama-pajamaya. Napikkiriki anjo patanna koko nakana, ‘Mattantu lanapakala’biriki anakku.’

Toraja: Den siapa tau dio kalena misa’, iamotu anakna muane napakaboro’; ma’katampakanna iami nasua loo lako tau iato mai, belanna nasanga: inang la nakasiri’ sia te anakku.

Duri: Indapa to la nasua tee too? Mesa'mora, ia mandamo to anak gaja napakamoja'. Jaji, mangkatampakanna, anakkanami nasua male la nnalanni to tawana. Mangkadai lan penawanna nakua, 'La nakasiri' ia to anakkaku'.'

Gorontalo: Masatiya bolo ngota ta dipo piloponaoliyo mota, ta boyito yito walaiyo ta otoliangiyo. Bo pulitiyo mao debo piloponaoliyo mota ode olimongoliyo, tiyo loloiya odiye, ’Walau'u ma isingiyo limongoliyo.’

Gorontalo 2006: Donggo tatoonu poli tamowali laololio botia lotaa ohuu̒wo lo ilengi boito? Bolo ngota wambao̒, deu̒ito-yito walai̒o lohihilao taa otolia̒ngio. Oditolio pulitio mao̒ tio malo poa̒hu mota walai̒o boito ode tahi pokalajawa ilengi boito. 'To pikilangilio tantu walai̒o mahulumatio mai limongolio.'

Balantak: Koini'i somo anakna sa'angu' men kolingu'na tuu'. Kokomburi'anna ia nomosuu'mo anakna, taena, ‘Kalu anakku sabole kolayaonna i raaya'a.’

Bambam: Nasuhum angga ham änä' pangkaha'na da'da'. Katampasanna nasua pissammi indo änä'na aka naua inabanna: ‘La nakalaja'um tia pole' inde änä'ku.’ Sapo' sulei lako indo änä'na,

Kaili Da'a: Kaopuna naboli damo samba'a lau ri ja'i pue ntinalu, etumo anana mboto to nipotowena. Anana etu nipakauna mpaka ri ja'i ntopokarajaa tinalu. Nipekirina, 'Natantumo ira kana mekou ri ja'i anaku mboto.'

Mongondow: Daí ki inepa im mota'au potabaí i togi gobaí in tana'a makow? Dongkadon tobatuí intau, tuata ing ki adiínya tontanií inta totok ing kotabi-tabinya. Pangabisannya pinotabaínyadon ing ki adiínya tatua minayak kom mototomoyok tatua. Pinikirnya, 'Pasti hormatonbií monia ing ki adiíku tana'a.'

Aralle: Dahi dinoa mesarang supu tohho, diantoo änä'na ang napakamaya. Lambi' unsuo änä'na pano di to pantesang aka' napihki', naoatee, 'Umbato ke sika nakalaya'i nei'.'

Napu: Barapi ara au ntanina au peisa natudu ampu bonde iti, batena rai anana haduduana au napokakaya. Kahopoana anana iti natudumi lao i topokampai bondena. Nauli ampu bonde i laluna: 'Batena ina rapengkorui.'

Sangir: I sai lai ini e wẹ̌dang botonge ikaroloh'u taghuang sasuang e? Kate nal᷊ěmbe sěngkatau, kụ samatang ahuse ikẹ̌kěndagẹ̌. Kụ samurine i sie rimoloh'u ahuse sol᷊ong anum manga mělahal᷊ẹ̌ e. 'Nal᷊ahẹ u ahusẹ̌ku e sarungbe ilahunggeẹ̌,' su tiněnnane.

Taa: “Wali yako etu tau pue nawu mampobuuka, ‘Jamo samba’a tau to maya kupokau, etu semo anangku to kuporayang. Wali aku damampokau ia yau njo’u to pangkampang nawu etu apa ane anangku si’i dakupokau, sira damanga’angga ia.’ Wali tau pue nawu mampokau ananya yau wo’u njo’u to pangkampang nawu.

Rote: Besak ia, osi lamatuak ndia ana haitua seluk see ka neu bai? Bei ela ka'da hataholin esa so, fo nde ana bongi susue na. Da'di, neu mate'e na boema, ana haitua ana susue na neu leo manaso'u bela kala neu. Ana dodoo nai dalen dale nae, 'Tao leo bee o, neukose ala fe ha'da-holomata neu au anang ndia.'

Galela: Kagena de o raki ma duhutu magena nagoonali asa wasidingo kali awi rakika itagi. Cawali womatengo kasi, ena gena awi ngopa masirete widododara. So ma dodoguka de una wisidingo awi ngopa masirete magena wotagi kadoka yomomanara ona magenaka. De awi sininga ma rabaka itemo, 'Igogou, done ai ngopa masirete so iwihoromati.'

Yali, Angguruk: "Unusurusama ngi ahun men amloho misig indi reg latisiyon ino eneg welatisi. An namloho fahet enekol halusa ulug fobik amloho monde ferisi.

Tabaru: 'O bairi ma dutu gu'una nago'onasi 'idadi wakisidingoto 'awi bairika ma 'orasi ne'ena? Kawomatengokau, ge'ena la to 'una ma sirete 'awi ngowaka wisiboso-bosono. So ma du'uruku 'una wosidingoto 'awi ngowaka gu'una yoma-manaramika. 'Una watibangi 'ato, ''Ai ngowaka ge'ena ma raiokau wi'isene.'

Karo: Sekalak nari ngenca tading ras si empu kebun anggur ndai, e me anakna si ikelengina. Dungna anakna enda pe isuruhna ndahi si newa kebun anggur e nina, 'Adi anakku enda kusuruh tentu mehangke nge ia.'

Simalungun: Adong ope anakni sada hinaholongan ni uhurni. Ai ma parpudi isuruh bani sidea, ai ninuhurni, ʻTontu malang do uhur ni sidea mangidah anakkon.ʼ

Toba: Adong dope anakna sada, hinaholongan ni rohana, i ma disuru parpudi tu nasida, ai ninna rohana do: Ra biar ma rohanasida mida anakki!

Dairi: Isè nola mo ndorok bagèndari pasulaken sidasa pekken idi? Pellin sada kalak nai ngo kessa, imo anakna sendiri, nikekellengenna. Jadi perpodi ipasulak mo anakna sendiri mendahi pemellah pinang idi. Bakunè pè ihargai ngo anakku, katèna.

Minangkabau: Siya lai kiniko nan ka dapek disuruahnyo dek nan punyo parak tu? Hanyo ado tingga surang lai, iyolah anaknyo sandiri nan sangaik dikasiahinyo. Akienyo, inyo manyuruah anaknyo tu payi kabake urang-urang nan bakarajo tu. Manuruik pikierannyo, 'anak ambo ko, lah musti di aromaik-i dek urang-urang tu.'

Nias: Haniha tõ nasa nifatenge zokhõ kabu andrõ? Ha tõ samõsa, ya'ia nononia omasiõ dõdõnia. Ifatenge nono andrõ khõ ndra sangahalõ ba kabu nagunia. Imane dõdõnia, 'Tatu lafosumange nonogu andre.'

Mentawai: Oto kineneiget, kaseian lé ikokoiniaké si tuan sibakkat mone néné? Aian lé sia sara koiniakenennia, iaté togania kilibet bagania. Iageti koiniakénangan togania, iei ka sipuukú mone. Aipaatungan poí, 'Malangan pá tá rahormati togakku.'

Lampung: Sapa lagi sai dapok dikirim tano ulih sekedau kebun udi? Angkah tinggal sai, yakdo anakni tenggalan sai dikasihini. Jadi akherni ia ngirim anakni ano jama penggarap-penggarap udi. 'Pasti anakku inji haga dihormati,' pikerni.

Aceh: Soe kheueh nyang jeuet jikirém lom lé ureuëng po lampôh nyan? Nyang na tinggai sidroe teuk, na kheueh aneuëk gobnyan keudroe nyang paleng geugaséh. Dan akhé jih aneuëk geuh nyan laju geukirém ubak ureuëng-ureuëng nyang siwa tanoh nyan. ‘Pasti aneuëk ulôn nyoe jihoreumat,’ geupike lé ureuëng po lampôh nyan.

Mamasa: Lambisan anakna mandami torro, to napakamaya. Katampakanna ussua pissan inde anaknae, annu nakua: ‘Innang la ungkalaya' anakku.’ Sapo' saei lako inde anakke,

Berik: Angtane makana jam jemanserem jemna angtane umwef ga daamfenna, angtane jeiserem ga tane jelemanaiserem aa jes nesiktenerem. Jei umwef ga tane jemna jeiserem jei ga baftana. Jei jelem inip ga enggam gunu, 'Angtane makana amna nomkef aa jei ne armantanaram, jei bunarsus tanna amna aaiserem jam ne kabwaktayan.'

Manggarai: Og kali retang hanang cengata kanangy, anak run ata momang kétay liha. Turung cemoln wuat liha hia nggere-oné isé, ai nggo’o nukn: Anak daku ho’o, toét-toé sengang lisé.

Sabu: Nadu ri ke ne nara ta pepu ri mone dhoka ne pa dhara awe do nadhe? Titu wata heddau ke, ana no miha, do ana hajha-ana ddhei ne no. Hakku pa pedak ka rahi ta pepue ke ri no ne ana no do naanne la nga mone jhagga dhoka do na harre. 'Do tatu ne ana ya dhe, do ta takke pekerihe ri ro,' pa dhara penge mone dhoka ne.

Kupang: Sakarang cuma tenga lai satu orang sa. Andia tuan tana pung ana laki-laki satu biji yang dia paling sayang. Tagal sonde ada jalan laen lai, jadi dia kirim itu ana sa. Dia pikir bilang, ‘Kalo beta kirim beta pung ana sandiri, pasti dong tarima bae-bae, deng dong dengar sang dia.’

Abun: Yenggras ré, an bi an bi pakwerut mu or mone, yetu ge dik sor ana kem, an bi gan gato an jimnotku. Sane kom mo rut sa, yenggras ré syogat an dakai bi gan mu mone, we an ki do, 'Ye gato mewa nggwe ne bere jammo ji bi pa re.'

Meyah: Beda ebirfaga egens insa koma efen efesa orna egens ongga ofa odou okora rot eteb. Ofa osujohu rot oida, 'Rusnok ongga ringker joug dedin mekeni bera rumougif gu dedin edesa orna egens kef si.' Jefeda ofa obk efen efesa egens koma tein skoita rua.

Uma: "Uma-pi hema to napahawa' pue' bonea toei, metoro hadua ana' woto-na to nape'ahi'-damo. Ka'omea-na napahawa' ana'-na toe hilou hi to mpodoo bonea-na, na'uli': 'Bate rapengkorui-ile mpai'.'

Yawa: Rija dave, apa kavo anuga no ai rave obo pirati no. Weti po apa kavo umaso atutiro vatano wo nawaisye raeranande mansai. Po ratantona pare, ‘Indati wanave sya arikainye ai jaje.’


NETBible: He had one left, his one dear son. Finally he sent him to them, saying, ‘They will respect my son.’

NASB: "He had one more to send, a beloved son; he sent him last of all to them, saying, ‘They will respect my son.’

HCSB: "He still had one to send, a beloved son. Finally he sent him to them, saying, 'They will respect my son.'

LEB: He had one more, a beloved son. Last [of all] he sent him to them, saying, ‘They will respect my son.’

NIV: "He had one left to send, a son, whom he loved. He sent him last of all, saying, ‘They will respect my son.’

ESV: He had still one other, a beloved son. Finally he sent him to them, saying, 'They will respect my son.'

NRSV: He had still one other, a beloved son. Finally he sent him to them, saying, ‘They will respect my son.’

REB: He had now no one left to send except his beloved son, and in the end he sent him. ‘They will respect my son,’ he said;

NKJV: "Therefore still having one son, his beloved, he also sent him to them last, saying, ‘They will respect my son.’

KJV: Having yet therefore one son, his wellbeloved, he sent him also last unto them, saying, They will reverence my son.

AMP: He had still one left [to send], a beloved son; last of all he sent him to them, saying, They will respect my son.

NLT: until there was only one left––his son whom he loved dearly. The owner finally sent him, thinking, ‘Surely they will respect my son.’

GNB: The only one left to send was the man's own dear son. Last of all, then, he sent his son to the tenants. ‘I am sure they will respect my son,’ he said.

ERV: “The man had only one person left to send to the farmers. It was his son. He loved his son, but he decided to send him. He said, ‘The farmers will respect my son.’

EVD: “The man had one person left to send to the farmers. This person was his son. The man loved his son. But he decided to send the son to the farmers. The son was the last person he could send. The man said, ‘The farmers will respect my son.’

BBE: He still had one, a dearly loved son: he sent him last to them, saying, They will have respect for my son.

MSG: "Finally there was only one left: a beloved son. In a last-ditch effort, he sent him, thinking, 'Surely they will respect my son.'

Phillips NT: He had one man lefthis own son who was very dear to him. He sent him last of all to the tenants, saying to himself, 'They will surely respect my own son.'

DEIBLER: The man still had one other person with him. He had with him his son whom he loved very much. So, finally he sent his son to them because he thought that they would respect him and give him some of the grapes.

GULLAH: So den, de owna hab one poson lef fa sen. Dat e own son, an e lob um bery much. E sen um ta de gyaaden, tink say, ‘Wen dem faama see me son, dey gwine hona um fa true.’

CEV: The owner had a son he loved very much. Finally, he sent his son to the renters because he thought they would respect him.

CEVUK: The owner had a son he loved very much. Finally, he sent his son to the tenants because he thought they would respect him.

GWV: "He had one more person to send. That person was his son, whom he loved. Finally, he sent his son to them. He thought, ‘They will respect my son.’


NET [draft] ITL: He had <2192> one <1520> left, his one dear <27> son <5207>. Finally <2078> he sent <649> him <846> to <4314> them <846>, saying <3004>, ‘They will respect <1788> my <3450> son <5207>.’



 <<  Markus 12 : 6 >> 

Bahan Renungan: SH - RH - ROC
Download
Alkitab ANDROID
Kamus Alkitab
Kamus Bahasa
Kidung Jemaat
Nyanyikanlah Kidung Baru
Pelengkap Kidung Jemaat
Alkitab.mobi
Copyright
Alkitab.SABDA.org
Android.SABDA.org
SABDA.APP
BaDeNo
Bantuan
Single Panel Single Panel