Alkitab Mobile SABDA
[VER] : [SUNDA2]     [PL]  [PB] 
 <<  Roma 8 : 3 >> 

Sunda Formal: Sabab hal anu teu bisa dilaksanakeun ku hukum Toret, — dumeh perwatek manusa mah teu daya teu upaya — enggeus dicumponan ku Allah, nya eta ku jalan ngutus Putra-Na ku manten, Isa Al Masih. Eta Putra-Na teh, sumping-Na, nganggo kaayaan anu sarua jeung perwatek manusa anu kabawah ku dosa sarta ngajadi kurban pikeun dosa; geus kitu, dosa anu tumerap dina perwatek manusa teh dihukum.


AYT: Sebab, Allah telah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh Hukum Taurat karena dilemahkan oleh daging. Dengan mengutus Anak-Nya sendiri dalam keserupaan dengan tubuh jasmani yang berdosa dan untuk dosa, Ia menghukum dosa dalam daging,

TB: Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,

TL: Karena barang yang tiada boleh diperbuat oleh hukum Taurat, sebab lemah oleh karena tabiat manusia itu, diperbuat oleh Allah yang menyuruhkan Anak-Nya sendiri di dalam rupa manusia yang berdosa, yaitu sebab karena dosa itu, dengan menjatuhkan hukum ke atas dosa di dalam tabiat manusia,

MILT: Sebab, apa yang torat tidak mampu, yang olehnya dia selalu menjadi lemah karena daging, Allah (Elohim - 2316), dengan mengutus Putra-Nya sendiri dalam keserupaan dengan daging dosa dan sehubungan dengan dosa, telah menghukum dosa di dalam daging,

Shellabear 2010: Allah telah memenuhi apa yang tidak dapat dipenuhi oleh hukum Taurat karena lemahnya keberadaan manusia, yaitu dengan jalan mengutus Sang Anak yang datang daripada-Nya. Dengan mengambil rupa manusia yang dikuasai dosa, Sang Anak itu dijadikan kurban karena dosa, sehingga dengan demikian Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa yang ada dalam diri manusia.

KS (Revisi Shellabear 2011): Allah telah memenuhi apa yang tidak dapat dipenuhi oleh hukum Taurat karena lemahnya keberadaan manusia, yaitu dengan jalan mengutus Sang Anak yang datang daripada-Nya. Dengan mengambil rupa manusia yang dikuasai dosa, Sang Anak itu dijadikan kurban karena dosa, sehingga dengan demikian Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa yang ada dalam diri manusia.

Shellabear 2000: Allah telah memenuhi apa yang tidak dapat dipenuhi oleh hukum Taurat karena lemahnya keberadaan manusia, yaitu dengan jalan mengutus Sang Anak yang datang daripada-Nya. Dengan mengambil rupa manusia yang dikuasai dosa, Sang Anak itu dijadikan kurban karena dosa, sehingga dengan demikian Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa yang ada dalam diri manusia.

KSZI: Apa yang tidak dapat dilakukan oleh Taurat kerana lemahnya tabii manusia, telah dilakukan oleh Allah dengan menghantar Putera-Nya dalam bentuk manusia berdosa untuk menjadi persembahan menebus dosa. Dengan demikian Dia menghukum dosa dalam diri manusia berdosa.

KSKK: Hukum Taurat tidak berdaya, karena daging telah menjadi lemah. Maka Allah, yang merencanakan untuk membasmi dosa, telah mengutus Putra-Nya sendiri, dalam rupa mereka yang takluk di bawah keadaan manusia yang berdosa; dengan berbuat demikian, Ia telah menghukum dosa dalam keadaannya sebagai manusia.

WBTC Draft: Hukum Taurat tidak lagi mempunyai kuasa karena hukum Taurat telah menjadi lemah oleh diri kita yang berdosa. Tetapi Allah telah melakukan yang tidak dapat dilakukan hukum Taurat. Allah telah mengutus Anak-Nya sendiri ke dunia ini dalam daging, sama seperti daging yang dipakai untuk dosa. Allah telah mengutus Anak-Nya menjadi kurban persembahan untuk menebus dosa. Dengan demikian, Allah memakai hidup manusia untuk menghukum dosa.

VMD: Hukum Taurat tidak lagi mempunyai kuasa karena hukum Taurat telah menjadi lemah oleh diri kita yang berdosa, tetapi Allah telah melakukan yang tidak dapat dilakukan hukum Taurat. Allah telah mengutus Anak-Nya sendiri ke dunia ini dalam daging, sama seperti daging yang dipakai untuk dosa. Allah telah mengutus Anak-Nya menjadi kurban persembahan untuk menebus dosa. Dengan demikian, Allah memakai hidup manusia untuk menghukum dosa.

AMD: Sebab, apa yang tidak mampu dilakukan oleh Hukum Taurat karena kelemahan sifat dosa, Allah telah melakukannya. Yaitu dengan mengutus Anak-Nya sendiri ke dunia dalam wujud manusia berdosa untuk menjadi persembahan bagi penebusan dosa. Dengan cara itu, Allah memakai tubuh jasmani manusia untuk menghukum dosa.

TSI: Hukum Taurat tidak bisa menolong kita untuk mengalahkan naluri kita yang berdosa. Tetapi Allah sudah mengatasi persoalan itu dengan mengutus Anak-Nya sendiri ke dunia ini, untuk menjadi manusia dengan tubuh yang juga mempunyai naluri yang sama dengan semua manusia. Melalui pengurbanan Anak-Nya, Allah sudah mengalahkan kuasa dosa dalam naluri kita sehingga kita yang percaya kepada-Nya tidak lagi diperbudak oleh kuasa dosa itu.

BIS: Apa yang tidak dapat dilakukan oleh hukum agama, karena kita manusia lemah, itu sudah dilakukan oleh Allah. Allah mengalahkan kuasa dosa dalam tabiat manusia dengan mengirimkan Anak-Nya sendiri, yang datang dalam keadaan sama dengan manusia yang berdosa, untuk menghapuskan dosa.

TMV: Perkara yang gagal dilakukan oleh Taurat kerana tabiat manusia lemah, sudah dilakukan oleh Allah. Allah mengalahkan kuasa dosa yang ada dalam tabiat manusia dengan mengutus Anak-Nya sendiri, yang datang dalam keadaan manusia yang cenderung berbuat dosa, untuk menghapuskan dosa.

BSD: Tetapi, Allah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh hukum-hukum agama. Ia mengalahkan dosa yang membuat manusia mempunyai sifat-sifat yang berdosa.

FAYH: Kita tidak diselamatkan dari cengkeraman dosa hanya dengan mengenal hukum-hukum Allah, karena kita tidak dapat menaatinya; tetapi Allah melaksanakan rencana lain bagi keselamatan kita. Ia mengutus Anak-Nya sendiri, dengan tubuh jasmani seperti kita -- bedanya, tubuh kita penuh dosa -- dan menghancurkan kuasa dosa atas kita dengan jalan menyerahkan diri-Nya sebagai kurban bagi dosa kita.

ENDE: Apa jang mustahil tertjapai oleh hukum jang tak mampu lantaran daging, telah dilaksanakan Allah dengan mengutus PuteraNja dalam daging menjerupai daging dosa, dan demi dosa. Didalam daging Ia telah mendjatuhkan hukuman mati atas dosa,

Shellabear 1912: Karena Allah sudah berbuat yang tiada boleh diperbuat oleh hukum taurit, sebab lemahnya oleh sebab tabiat manusia, yaitu disuruhkannya Anaknya sendiri dengan rupa tabiat manusia yang berdosa, menjadi kurban karena dosa, sehingga dialahkannya dosa dalam tabiat manusia:

Klinkert 1879: Karena perkara jang moestahil kapada hoekoem, sebab lemah adanja olih hawa-napsoe, ija-itoe di-adakan olih Allah dengan menjoeroehkan Anaknja sendiri dalam kasamaan toeboeh manoesia jang berdosa, maka karena sebab dosa dihoekoemkannja dosa dalam toeboeh manoesia,

Klinkert 1863: {Rom 3:28; Kis 13:39; Gal 2:16; Ibr 7:18} Karna barang perkara jang tiada dapet diperboewat olih toret, sebab dia soedah lembek dari karna kahendak napsoe djahat itoe, maka dari itoe Allah soedah menjoeroehken Anaknja sendiri dengan roepa badan manoesia jang berdosa, maka sebab dosa itoe {2Ko 5:21; Gal 3:13} Dia hoekoemken itoe dosa dalem badan manoesia.

Melayu Baba: Kerna Allah sudah buat apa yang hukum-taurit ta'boleh buat, sbab ada lmah deri sbab tabi'at manusia, ia'itu dia sudah hantarkan Anak-nya sndiri dngan rupa tabi'at manusia yang berdosa mnjadi korban kerna dosa, dan sudah jatohkan hukum atas dosa dalam tabi'at manusia:

Ambon Draft: Karana apatah Tawrat su-dah tijada bawleh, awleh ka-rana lemah adanja awleh da-ging, Allah sudah putus hu-kum atas dawsa di dalam daging, sedang Ija sudah su-oh datang Anaknja laki-laki di dalam kasama; an daging jang berdawsa, itupawn aw-leh karana dawsa;

Keasberry 1853: Kurna barang purkara yang tiada dapat dipurbuat ulih tauret itu, subab iya tulah lumah ulih kurna kahandak nafsu jahat itu, maka Allah tulah munyurohkan Anaknya sundiri dungan rupa tuboh manusia yang burdosa, maka subab dosa itu, dihukum dosa dituboh manusia:

Keasberry 1866: Kŭrna barang pŭrkara yang tiada dapat dipŭrbuat ulih tauret itu, sŭbab lŭmahlah iya ulih kŭrna hawa nafsu itu, maka Allah tŭlah mŭnyurohkan Anaknya sŭndiri dŭngan rupa tuboh manusia yang bŭrdosa itu, deri kŭrna dosa itu, dihukumkan dosa dituboh manusia.

Leydekker Draft: Karana sebab 'itulah tijada terkardjakan 'awleh sjarixet Tawrat, sakira 2 lemah 'adanja 'awleh daging, maka 'Allah jang sudah menjuroh 'Anakhnja laki 2 dengan kasama`an daging jang berdawsa, 'itupawn 'awleh karana dawsa sudah menghhukumkan 'atas dawsa didalam daging.

AVB: Apa yang tidak dapat dilakukan oleh Taurat kerana lemahnya tabii manusia, telah dilakukan oleh Allah dengan menghantar Anak-Nya dalam bentuk manusia berdosa untuk menjadi persembahan menebus dosa. Dengan demikian Dia menghukum dosa dalam diri manusia berdosa.

Iban: Laban Allah Taala udah ngereja utai ti enda ulih dikereja Adat laban mensia lemi. Nya alai Iya ngirumka Anak Iya Empu ngena gamal mensia ti bedosa, ngambika Iya muai dosa, ngukum dosa dalam tubuh mensia


TB ITL: Sebab <1063> apa yang tidak mungkin <102> dilakukan hukum Taurat <3551> karena <1223> <0> tak berdaya <770> oleh <0> <1223> daging <4561>, telah dilakukan oleh Allah <2316>. Dengan jalan mengutus <3992> Anak-Nya <5207> sendiri <1438> dalam <1722> daging, yang serupa dengan <3667> daging <4561> yang dikuasai dosa <266> karena <4012> dosa <266>, Ia telah menjatuhkan hukuman <2632> atas dosa <266> di dalam <1722> daging <4561>, [<1722> <3739> <2532>]


Jawa: Awit bab kang ora bisa ditindakake dening angger-anggering Toret awit saka apese marga dening daging, wus katindakake dening Gusti Allah sarana ngutus Kang Putra piyambak ana ing daging, nyami warni kaya daging kadosan awit saka dosa. Panjenengane wus matrapi paukuman tumrap dosa ana ing daging,

Jawa 2006: Awit apa kang ora bisa ditindakaké déning angger-anggering Torèt jalaran tanpa daya marga déning daging, wis katindakaké déning Allah sarana ngutus Kang Putra piyambak, padha karo manungsa kang nandhang dosa, Panjenengané wis matrapi paukuman tumrap dosa ana ing sajroning daging,

Jawa 1994: Apa sing ora ditindakaké déning angger-angger merga sèkènging daging kita, kuwi saiki ditindakaké déning Gusti Allah piyambak. Panjenengané wis ngukum dosa sing ana badané manungsa srana ngutus Putrané piyambak, sing rawuh ngagem sipating manungsa dosa, kanggo nyirnakaké dosa.

Jawa-Suriname: Awit para sedulur, wèté Gusti Allah ora bisa marakké awaké déwé medot klakuan ala. Dosa gedé banget pangwasané lan awaké déwé kangèlan ngalahké. Mulané Gusti Allah déwé nulungi awaké déwé. Dèkné ngongkon Anaké medun nang jagat kéné. Gusti Yésus dadi manungsa sing uga nduwèni badan kaya awaké déwé iki. Dèkné mati dadi kurban kanggo dosané awaké déwé. Dadiné Gusti Allah malih nganggep Kristus salah lan kudu nglakoni setrapané.

Sunda: Anu henteu bisa dilakonan ku Hukum Agama lantaran manusa mah sipat lemah, dilaksanakeun ku Allah. Mantenna geus ngelehkeun dosa anu aya dina tabeat manusa, ku jalan ngutus Putra-Na ku manten, anu sumping-Na nganggo kaayaan anu sarua jeung kaayaan manusa anu dosa, pikeun ngaleungitkeun dosa.

Madura: Ponapa se ta’ kengeng elakone hokomma agama, polana manossa paneka ta’ gadhuwan kakowadan, ganeka ampon elampa’agi sareng Allah. Allah makala kobasana dusa e dhalem tabi’adda manossa kalaban makerem Pottrana dibi’, se rabu e dhalem kabadha’an padha sareng manossa se dusa, kaangguy maelanga dusa.

Bauzi: Neham bak. Iho im ahu adat faina meedalo àhàki ozodamna lam ehe labe im bedi ame Musat lab toedume fi hasi vàmadi esuhu Im Feàna zi lam iho keàtet ulohodesu meedam vabilehe bak labet modi iba ba neàdem biehe bak. Lahamnàme Alat fa Aba Aho ozoho bak gàhàna lam fa iba ab tauham bak. Abo Am Adat Yesus bak niba nom olu fa ab im dam bakda faina meedamda aliholeham bak. Abo im dam bakda ahebu iho faina meedam bake gohali ot vai elolo labihaha bak. Aho labiha labe Alat, “Iho faina meedaho. Beome vatause,” lahame Aho iho faina meedam dam niba gagu beodaha vaba vedi fa Am Adat Yesus bake gagu ot vai modi ab eloham bak.

Bali: Paindikane sane tan mrasidayang kalaksanayang antuk Pidabdab Torate, malantaran kalesuan kamanusan iragane, paindikane punika kalaksanayang antuk Ida Sang Hyang Widi Wasa. Ida nyisipang dosane sacara kamanusan, malantaran Ida ngutus Putran Idane manjadma pateh sakadi manusa sane madosa, buat mrastayang dosane punika.

Ngaju: Taloh je dia tau ilalus awi hukum agama, awi itah oloh balemo, jete jari ilalus awi Hatalla. Hatalla mampakalah kuasan dosa huang sipat olon awie mangirim Anake kabuat, je dumah dengan ampie sama kilau olon je badosa, uka manganan dosa.

Sasak: Napi saq ndẽq mungkin telaksaneang siq Hukum Taurat lantaran kelemahan manusie, sampun telaksaneang siq Allah. Dose saq araq lẽq dalem tabiat manusie nike sampun tekalahang siq Allah langan pengurbanan Bije-Ne mẽsaq saq rauh ojok dunie jari maraq manusie saq bedose, jari ngapus dose.

Bugis: Aga iya dé’é naulléi napogau’ hukkung agamaé, nasaba idi tau malemmaki, iyaro pura napogau’ni Allataala. Allataala caui akuwasanna dosaé ri laleng sipa’na tolinoé sibawa kiringngi Ana’na, iya polé ri laleng keadaang iya padaé sibawa tolinoé iya madosaé, untu’ leddai dosaé.

Makasar: Apa tenaya nakkulle nagaukang hukkung-hukkung agamaya, lanri lammana batangkalenta ikatte rupataua, iaminjo le’ba’ Nagaukang Allata’ala. Le’ba’mi Nabeta Allata’ala koasana dosaya lalang ri sipa’na rupataua; iamintu lalang Nasurona battu Ana’ KalenNa, le’bakamo battu sanrapang rupatau dorakaya, sollanna Natangkasi dosa-dosata.

Toraja: Apa iatu tang nalambi’na Sukaran aluk, belanna langga’ diona pa’kalean, Napasundun Puang Matua, tu ussua AnakNa kaleNa unnala a’gan pa’kalean mengkaola lako kasalan, tu belanna iamoratu kasalan, anNa pakannai ukungan tu kasalan, lan pa’kalean,

Duri: Ia to atoran agama te'da nakullei lla'paranki' jio mai kuasa dosa, nasaba' tangtakulle nturu' atoran agama. Apa ia to tangnakulle atoran agama mpugaukki, mangkami napugauk Puang Allataala. Nasuai to Anak mentolino. Na ia to batang kale-Na susi bang batang kale tolino biasa. Na ia tee Anak matei dikua anna ia to dosana tolino dipabalahhi lakoi batang kale-Na Anak.

Gorontalo: Sababu wolo udila mowali pohutuwo lo hukum lo Tawurat u dila mambo molawani sipati lo manusiya, ma pilohutu lo Allahuta'ala. Tiyo lopoahu mayi Wala-Iyo lohihilawo lotitiwali mayi odelo manusiya ta hetumula to delomo dusa. Wawu Allahuta'ala ma lohukumani dusa u woluwo to delomo batanga lo manusiya boyito.

Gorontalo 2006: Wolo udiila mowali pohutuo butoo̒ lo agama, sababu ito manusia molulupuhu, uito mapilohutu mai lo Allahu Taa̒ala. Allahu Taa̒ala maloo̒-laaheo̒ kawasa lodusa todelomo pii̒li lomanusia lou̒ lolao mai Wala-I̒o lohihilao, tadungga-dungga mai todelomo owowoluwoa u tutuuwauwa wolo manusia tao̒dusa, mai loluluta dusa.

Balantak: Upa men sian pokoonna ukum Torat limangon, gause i kita mian men sian momoko, ya'a a men ia poko limangmo Alaata'ala. Alaata'ala nungurungku'imo dosa men mambarios i kita. Ia nomosuu' Anak-Na men notaka koi mian men dosaon, kada' bo pontololoki dosana mian.

Bambam: Indo Pepaondonganna Musa tä' mala ullappasangkia' dio mai kakuasaanna dosa, aka kitaa'-kita hupatau inna tä' sia la tabela taponnoi. Sapo' umpadadi lalam senga' Puang Allataala umpasalama' ma'hupatau ussua Änä' mesanna mentama inde lino mendadi hupatau, anggam alla'na aka tä' Ia madosa. Anna indo Änä'na mate ussolom hupatau dio mai dosana lambi' napa'deim Puang Allataala indo kakuasaanna dosa.

Kaili Da'a: Atura-atura agama da'a namala manggabasaka kita nggari kuasa silaka sabana kita da'a nompakule mantuki Atura-atura etu. Tapi nuapa to da'a namala nipowia Atura-atura agama, etumo to nipowia Alatala. I'a nompakau Anana mboto mpaka ri dunia netimbali majadi manusia ante koro to nasimbayu ewa koro manusia to nasilaka. Pade I'a nombasuku Anana mboto ala mompakaropu kuasa silaka riara nta'i manusia.

Mongondow: Onu inta diaí koaíidan in hukum agama, sing kita intau ilo-ilow, yo tua ain inaidan i Allah. Ki Allah ain nonaḷow kong kawasa in dosa nongkon tabiat in intau takin cara nopotabaí mangoi ko'i Adií-Nya tontanií, inta namangoi naí ka'ada'an in intau baradosa, sim momopat kon dosa.

Aralle: Atohanna Musa dai mala ullahpa'ingkea' di hao mai di kakuasaanna dosa, lambi' dai tabela untuhu'i yato Atohang aka' to madosaingkea'. Ampo' yato ang dai mala nababe Atohanna Musa, nababene' Puang Alataala yaling di Änä'na ang nasuo mentama di lino menghupatau. Situhu' mentolinona bätäng puntinna sinnoa siang bätäng puntinna to madosa. Anna yato Änä'na mate unsulängngi hupatau, lambi' natalo Puang Alataala kakuasaanna dosa ang yaling di inahanna hupatau.

Napu: Ikita bara peisa tekabaha hangko i kuasa dosa anti peulanta i Aturana Musa, lawi bara tabuku moula Atura iti hangko i kamarohonta. Agayana ara au nababehi Pue Ala au melumbu hangko i kuasa AturaNa Musa. Ia motudumi AnaNa mai i dunia mewali manusia. Watana AnaNa himbela hai watana manusia au madosa. Hai AnaNa iti mokira wataNa rapapate mohuru dosa manusia. Mewali, hangko i kapateNa, Pue Ala monangi kuasa dosa au ara i manusia.

Sangir: Apang kụ tawe ikakoạ u toratẹ̌ ual᷊ingu i kitẹ kawe taumata lome ute ene seng kinoạ u Mawu Ruata. Mawu Ruata namatạ kawasan dosa su ral᷊ungu lulun taumata rimolohu Ahuse sẹ̌sane, kụ diměnta su ral᷊ungu kakakoạ mẹ̌sul᷊ungu taumata marosa, mẹ̌deạu měndẹ̌dasẹ̌ kal᷊awọu rosa.

Taa: Wali ane ojo yako porenta i Musa, taa kojo tilapa kita yako ri kuasa nu dosa apa pampobuuka ngkita to masae taa nakurang mangaluluka porenta etu. Pei ane i Pue Allah, Ia nakurang mangalapa kita yako ri kuasa nu dosa. Ia mampokau Ana to si Ia ma’i ri lino si’i mawali to lino. Pasi tempo Ia ma’i etu, koro to si Ia sewajuja ewa koro ngkita to madosa. Wali roo see, Ana i mPue Allah rapopate yau mangansompo dosa nto lino. Wali ewa wetu naika i mPue Allah manganangi kuasa nu dosa pasi mangalapa kita to madosa yako ri kuasa nu dosa etu. Wali palaong to taa maya naika mporenta i Musa, palaong etu i Pue Allah semo nangika.

Rote: Hata fo agama hoholo-lalanen ta hapu tao nala fan, hu ka nde ita hataholi daebafa ka tapandoe na, Manetualain tao basan so. Manetualain sengi sala-singo ka koasa na nai hataholi daebafa ka ha'da-tatao na dalek, ninik Ana haitua Ana na mai no heheo-hihilun sama na leo hataholi daebafa masala-masingo ka, fo Ana kokaheni sala-singo ka.

Galela: Ena gena, sababu ngone o nyawa kanaga nanga siningaka o dorou podupa, so o bobita o Gikimoino posigise paakuwa. Duma o Gikimoi gena igogou waaku bai! To Una Awi Ngopa masirete wisulo la wahino womadadi maro ka o nyawa moi de Awi siningaka o dorou ma dupa lo wosigisewa, so ma ngale ngone nanga dorou gena qangodu watupu sidago Una masirete iwitooma.

Yali, Angguruk: Musa wene haharoho imbibahon ino nit nunubabut miningon fam tuk fug teg latfahon ari Allahn tibibag. Allahn ari tebemin ulug Amloho yuhon monde feruk lit nit siyahon apma welaheyon hag toho Ar oho kik waruhureg siyahon ino elehap tuhuwen monde fibag. Siyahon ino nit nunubam ine roho weregma Allahn alem nit nunubam embelep angge famen Amloho kinangma monde fibahon Ubam emberuk lit siyag ane ino apmayap tibag.

Tabaru: 'O besesongo gee 'o Musa wositota-totara koinariwowa ma ngale 'uwau poduaka 'o sowono podiai sababu ngone kopa'akunuawa pamoteke 'iodumu. Ge'ena dau ma Jo'oungu ma Dutu wonariwokau. 'Una waisanga 'o sowono ma pareta 'o nyawa 'isowo-sowonoka ma ngekomo wosidingoto 'awi Ngowaka ma sirete, gee woboa womadadi nyawa, ma ngale watuusu 'o sowono.

Karo: Kai si la ngasup Undang-undang erbahanca erdandanken biak kula manusia kote, nggo ibahan Dibata. Nggo iukum Dibata dosa si rurat i bas biak kula manusia alu nuruh AnakNa jine si reh bagi rupa manusia si erdosa guna naluken dosa.

Simalungun: Ai dob seng margogoh be titah in, pinagalek ni daging, isuruh Naibata ma Anak-Ni sandiri marrupa daging pardousaon, marhalanihon ni dousa. Gabe sonai ma ihonahon uhum bani dousa in, ibagas daging ai,

Toba: Ai dung so margogo patik i, na pinagale ni daging i, disuru Debata do Anakna sandiri ala dosa i, marrupahon daging pardosaon i; gabe songon i ma dihonahon uhum tu dosa i, di bagasan daging i.

Dairi: Ai barang kadè siso ndorok ibaing pati-patiin i kumarna ndotèna kita jelma enggo mo ibaing Dèbata. Italuken Dèbata ngo kegegohen dosa sinibagasen bakko jelma merkitè-kitè ipasulak Dèbata AnakNa sendiri merrupaken daging perdosa i lako mennasa dosa.

Minangkabau: Apo nan indak talok dek manusia mangarajokan tantang paratuaran agamo, dek karano kito ko manusia lamah, mako itu lah dikarajokan dek Allah. Allah mangalahkan kuwaso doso dalam tabiyaik manusia, jo sacaro ma utuih Anak-Nyo sandiri, nan datang dalam ka adaan samo jo manusia nan badoso, untuak ma apuihkan doso.

Nias: Hadia zi tebai ilau huku agama, bõrõ me niha sambõ fa'abõlõ ita, no Ilau Lowalangi. I'alani wa'abõlõ horõ Lowalangi bakha ba wa'auri niha, andrõ wa Ifatenge Nono-Nia samõsa, si tohare si mane niha si so horõ, ba wangefa'õ horõ.

Mentawai: Oto apa sitaiooi igalaiaké surukat, amoian aigalaiaké nia Taikamanua; kalulut sirimanua simagulai tubu lé poí sita néné. Aikalaakéan Taikamanua geget jo, iaté pubobotbot akkulá ka sirimanua, ka pasikokoiniakéna Togania, aipusirimanua tubunia, keré kelé ka tubut sirimanua sijo, bulé iposa jotta.

Lampung: Api sai mak dapok dilakuko ulih hukum agama, mani ram manusia lemoh, udi radu dilakuko ulih-Ni Allah. Allah ngalahko kuasa dusa delom tabiat manusia jama ngirimko Anak-Ni tenggalan, sai ratong delom keadaan gegoh jama manusia sai bedusa, untuk ngehapusko dusa.

Aceh: Peue nyang hana hase jipeubuet lé huköm agama, sabab geutanyoe manusia leumoh, nyan ka geupeubuet lé Allah. Allah geupeutaloe kuasa desya lam tabiát manusia ngon geukirém Aneuëk Gobnyan keudroe, nyang teuka lam keuadaan saban ngon manusia nyang meudesya, keu teusampôh desya.

Mamasa: Tae' dengan leleanna la nabela urrappanan ma'rupa tau dio mai kakuasaanna kasalaan Pepa'guruanna Musa annu tae' la dibela dituru' napobua' sipa' rupa tau. Sapo umpadadimi lalan senga' Puang Allata'alla urrappanan ma'rupa tau dio mai kakuasaanna kasalaan, iamo ussua Anakna tama lino merrupa tau sapo tae' kasalaan, la ussulang ma'rupa tau dio mai kasalaan napolalan pa'demo kakuasaanna kasalaan.

Berik: Nei etam-etama kapka negalaba eyebilirim, jes jepserem baabeta Hukumumanaiserem bar. Gam jega Hukumu je nejam batobaabiyen. Jengga Uwa Sanbagiri ga aas eyebili, hukumu je jam eyebiyeneiserem. Jei Tane Jelemanater baftatnant, tifni nemna galaterserem. Jei aaf fortya tifni nemna gamserem, tifni nemna etam-etama kapka gam eyebili. Ane Jei etam-etama kapka nemnaiserem seyafter nes mes wirtabaipmisini. Ane Uwa Sanbagiri Jei aa taabili fwaina etam-etama nemnaiserem.

Manggarai: Ai apa ata toé ngancéng pandén le wintuk Taurat landing le lunggu-lepé dité, poli pandén le Mori Keraéng. Ali wuat Anak de Run cama ného manusia hitut ndékok, agu latang te ampong ndékok, Hia poli téing wahéng oné Mori Yésus landing le ndékok de manusia.

Sabu: Ne nga ne do dho nara ta jhagge ri uku aigama ne, taga tari di ddau raiwawa do keloe, ne do na harre alla ke petao ri Deo. Alle ke pepejharre ri Deo ne kuaha lubhu harro nga menyilu pa dhara wue ddau raiwawa nga loro jhara pepue ne Ana No miha, do dakka pa dhara lua do hela'u nga ddau raiwawa do nga lubhu harro nga menyilu, tu ta ma pehai-pehuba lubhu harro nga menyilu.

Kupang: Biar kotong bekin iko Musa pung Atoran, itu sonde bisa kasi salamat sang kotong dari sala pung kuasa, te kotong cuma manusia biasa sa yang bekin sala tarús. Ma Tuhan yang buka jalan kaluar. Te Dia kirim Dia pung Ana sandiri ko jadi manusia biasa sama ke kotong. Biar kotong manusia biasa laen bekin sala macam-macam, ma Yesus sandiri sonde parná bekin sala apa-apa. Tamba lai, Dia jadi korban ko hapus buang orang pung sala-sala.

Abun: Sukjimnut gato tik men mit wa ben sukibit ne jom men yetu. Sane anato ye Yahudi bi sukduno-i yo nggiwa ós men nde. Sane Yefun Allah fro bi os-i tara re. Yefun Allah syo An bi Gan ma mo bur ré su kaim ka sa men yetu kaim. Yefun Allah syo An bi Gan ma wa bi nggwa tepsu suktot wa men subere kak sukjimnut ibit ne wé kadit men re.

Meyah: Hukum Musa efen owesa efek jeskaseda ofij mimif bera enah guru. Jeska mimif mudou os mutunggom mar ongga hukum insa koma eyahehir joug ojgomu. Tina Allah bera ongga omfij mimif fob. Jeska Ofa ombk efen efesa Yesus gu mebif. Ofa en gu mebif rot efen efaga jera efen odou efesi ongga erek rusnok giskini. Ofa en jeskaseda agos nou mifmin mar ongga oska. Beda Allah odou onokum skoita mimif deika guru. Jeska oisouska mar ongga Yesus ontunggom fob bera mifmin mar ongga oska enah gu mimif deika guru.

Uma: Atura Pue' uma bisa mpobahaka-ta ngkai kuasa jeko', apa' hante karohoa-ta moto uma takulei' mpotuku' Atura Pue' toe. Tapi' napa to meliu ngkai pakulea' Atura Pue', nababehi-mi-hana Alata'ala: nahubui Ana'-na tumai hi dunia' mewali manusia'; wotoloka'-na hibalia hante wotoloka' manusia' topojeko'. Pai' Ana'-na toe mate mpotolo' jeko' manusia'. Jadi', ngkai kamate Ana'-na toe-e, Alata'ala mpodagi jeko' to hi rala nono manusia'.

Yawa: Weramu Ananyao Musa mamo mo wansapaya irati ayao kakai ama vambunine rai kakai. Weye vatano mine so wansanuga mayondi ti wantavondi Ananyao Musa rai kobe jewen. Weti ayao kakai ama vambunine mamo Ananyao Musa mo rapinde kakai, weramu Amisye po rapinde tenambe to. Amisye po raija tenambe arono Po apa Kavo Yesus atutir de, anasine mo vatano mine wansamaisy, indamu Po ayao kakai ama vambunino mo wansaijare randamisy.


NETBible: For God achieved what the law could not do because it was weakened through the flesh. By sending his own Son in the likeness of sinful flesh and concerning sin, he condemned sin in the flesh,

NASB: For what the Law could not do, weak as it was through the flesh, God did: sending His own Son in the likeness of sinful flesh and as an offering for sin, He condemned sin in the flesh,

HCSB: What the law could not do since it was limited by the flesh, God did. He condemned sin in the flesh by sending His own Son in flesh like ours under sin's domain, and as a sin offering,

LEB: For what [was] impossible for the law, in that it was weak through the flesh, God [did]. [By] sending his own Son in the likeness of sinful flesh and concerning sin, he condemned sin in the flesh,

NIV: For what the law was powerless to do in that it was weakened by the sinful nature, God did by sending his own Son in the likeness of sinful man to be a sin offering. And so he condemned sin in sinful man,

ESV: For God has done what the law, weakened by the flesh, could not do. By sending his own Son in the likeness of sinful flesh and for sin, he condemned sin in the flesh,

NRSV: For God has done what the law, weakened by the flesh, could not do: by sending his own Son in the likeness of sinful flesh, and to deal with sin, he condemned sin in the flesh,

REB: What the law could not do, because human weakness robbed it of all potency, God has done: by sending his own Son in the likeness of our sinful nature and to deal with sin, he has passed judgement against sin within that very nature,

NKJV: For what the law could not do in that it was weak through the flesh, God did by sending His own Son in the likeness of sinful flesh, on account of sin: He condemned sin in the flesh,

KJV: For what the law could not do, in that it was weak through the flesh, God sending his own Son in the likeness of sinful flesh, and for sin, condemned sin in the flesh:

AMP: For God has done what the Law could not do, [its power] being weakened by the flesh [the entire nature of man without the Holy Spirit]. Sending His own Son in the guise of sinful flesh and as an offering for sin, [God] condemned sin in the flesh [subdued, overcame, deprived it of its power over all who accept that sacrifice],

NLT: The law of Moses could not save us, because of our sinful nature. But God put into effect a different plan to save us. He sent his own Son in a human body like ours, except that ours are sinful. God destroyed sin’s control over us by giving his Son as a sacrifice for our sins.

GNB: What the Law could not do, because human nature was weak, God did. He condemned sin in human nature by sending his own Son, who came with a nature like our sinful nature, to do away with sin.

ERV: The law was without power because it was made weak by our sinful selves. But God did what the law could not do: He sent his own Son to earth with the same human life that everyone else uses for sin. God sent him to be an offering to pay for sin. So God used a human life to destroy sin.

EVD: The law was without power because the law was made weak by our sinful selves. But God did what the law could not do. God sent his own Son to earth with the same human life that other people use for sin. God sent his Son to be an offering to pay for sin. So God used a human life to condemn (destroy) sin.

BBE: For what the law was not able to do because it was feeble through the flesh, God, sending his Son in the image of the evil flesh, and as an offering for sin, gave his decision against sin in the flesh:

MSG: God went for the jugular when he sent his own Son. He didn't deal with the problem as something remote and unimportant. In his Son, Jesus, he personally took on the human condition, entered the disordered mess of struggling humanity in order to set it right once and for all. The law code, weakened as it always was by fractured human nature, could never have done that. The law always ended up being used as a Band-Aid on sin instead of a deep healing of it.

Phillips NT: The Law never succeeded in producing righteousnessthe failure was always the weakness of human nature. But God has met this by sending his own Son to live in sinful human nature like ours. And, while Christ was dealing with sin, God condemned that sinful nature.

DEIBLER: What we could not do by trying to obey the laws of God [PRS], because our self-directed nature was too weak to obey them, God did. He sent his own Son into the world in order that his Son might atone for our sin. His Son came having a body (OR, human nature) that was like the body (OR, the human nature) of us people who sin. By sending his Son in this way, he condemned and punished his Son, who never sinned, instead of punishing us, who sinned [MTY]. He did that by making his Son’s body a sacrifice (OR, by causing his Son’s body to suffer/die) for all our sin.

GULLAH: God done wa de Law ain able fa do, cause we, wid we sinful haat, ain able fa hep wesef fa do wa de Law say. God sen e own Son eenta de wol fa be a man like we, fa pay fa we sin. God punish e Son Christ Jedus steada we, wen e mek Christ de sacrifice fa all we sin.

CEV: The Law of Moses cannot do this, because our selfish desires make the Law weak. But God set you free when he sent his own Son to be like us sinners and to be a sacrifice for our sin. God used Christ's body to condemn sin.

CEVUK: The Law of Moses cannot do this, because our selfish desires make the Law weak. But God set you free when he sent his own Son to be like us sinners and to be a sacrifice for our sin. God used Christ's body to condemn sin.

GWV: It is impossible to do what God’s standards demand because of the weakness our human nature has. But God sent his Son to have a human nature as sinners have and to pay for sin. That way God condemned sin in our corrupt nature.


NET [draft] ITL: For <1063> God <2316> achieved <102> what <3739> the law <3551> could not do because it was weakened <770> through <1223> the flesh <4561>. By sending <3992> his own <1438> Son <5207> in <1722> the likeness <3667> of sinful <266> flesh <4561> and <2532> concerning <4012> sin <266>, he condemned <2632> sin <266> in <1722> the flesh <4561>,



 <<  Roma 8 : 3 >> 

Bahan Renungan: SH - RH - ROC
Download
Alkitab ANDROID
Kamus Alkitab
Kamus Bahasa
Kidung Jemaat
Nyanyikanlah Kidung Baru
Pelengkap Kidung Jemaat
Alkitab.mobi
Copyright
Alkitab.SABDA.org
Android.SABDA.org
SABDA.APP
BaDeNo
Bantuan
Single Panel Single Panel