Alkitab Mobile SABDA
[VER] : [SABU]     [PL]  [PB] 
 <<  Roma 1 : 27 >> 

Sabu: Mina harre lema ne momone he adho ke ro do bba'i woie hela'u nga mobanni mitima he pa ddau raiwawa, tapulara do bba'i hela'u nga momone hela'u ke. Ne momone he do tao ne lai-lai do pemekae dhara ddau penaja nga momone hela'u hakku do hammi ke ri ro ne lua wolo do pekatta nga wui ai ro do woapa he.


AYT: Begitu juga dengan laki-laki, mereka meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan perempuan, sebaliknya hawa nafsu mereka menyala-nyala terhadap sesamanya; laki-laki melakukan perbuatan-perbuatan yang memalukan dengan laki-laki; dan menerima dalam diri mereka hukuman atas kesesatan mereka.

TB: Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

TL: demikian juga laki-laki meninggalkan adat yang lazim dengan perempuan serta menyala-nyala di dalam syahwatnya seorang kepada seorang, yaitu laki-laki dengan laki-laki melakukan perbuatan yang keji, serta memperoleh di dalam dirinya pembalasan yang berpadan dengan dosa yang sesat itu.

MILT: Dan sama seperti itu pula para lelaki, dengan meninggalkan persetubuhan yang alami bersama yang perempuan, para lelaki dengan para lelaki terbakar oleh birahi mereka seorang terhadap yang lain sambil melakukan perbuatan mesum dan seraya menerima di dalam diri mereka ganjaran yang seharusnya atas kesesatan mereka.

Shellabear 2010: Demikian juga dengan para lelaki. Mereka pun tidak lagi melakukan hubungan yang wajar dengan perempuan, tetapi sebaliknya, birahi mereka menyala-nyala seorang terhadap yang lain, sehingga laki-laki melakukan perbuatan mesum dengan laki-laki. Karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal dengan ketidakberesan mereka.

KS (Revisi Shellabear 2011): Demikian juga dengan para lelaki. Mereka pun tidak lagi melakukan hubungan yang wajar dengan perempuan, tetapi sebaliknya, birahi mereka menyala-nyala seorang terhadap yang lain, sehingga laki-laki melakukan perbuatan mesum dengan laki-laki. Karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal dengan ketidakberesan mereka.

Shellabear 2000: Demikian juga dengan para lelaki. Mereka pun tidak lagi melakukan hubungan yang wajar dengan perempuan, tetapi sebaliknya, birahi mereka menyala-nyala seorang terhadap yang lain, sehingga laki-laki melakukan perbuatan mesum dengan laki-laki. Karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal dengan ketidakberesan mereka.

KSZI: Demikian juga kaum lelaki. Mereka berpaling daripada hubungan tabii dengan wanita dan dibakar syahwat terhadap sama sejenis. Lelaki dengan lelaki melakukan perkara yang aib, lalu menerima di dalam diri mereka hukuman yang setimpal.

KSKK: Demikian juga laki-laki, mereka meninggalkan hubungan kelamin yang kodrati dengan perempuan, tetapi saling mengingini, dan melakukan hal-hal yang memalukan, laki-laki dengan laki-laki, dan dengan demikian mendatangkan ke atas diri mereka hukuman yang pantas karena kejahatan mereka.

WBTC Draft: Demikian pula dengan laki-laki, mereka tidak bersetubuh dengan perempuan. Laki-laki mulai mengingini sesama laki-laki sepanjang waktu. Mereka melakukan hal yang memalukan dengan laki-laki lain. Dalam tubuhnya, mereka patut menerima hukuman untuk yang salah, yang dilakukannya sebagai upahnya.

VMD: Demikian pula dengan laki-laki, mereka tidak bersetubuh dengan perempuan. Laki-laki mulai mengingini sesama laki-laki sepanjang waktu. Mereka melakukan hal yang memalukan dengan laki-laki lain. Dalam tubuhnya, mereka patut menerima hukuman untuk yang salah, yang dilakukannya sebagai upahnya.

AMD: Begitu juga dengan suami-suami. Mereka menolak melakukan hubungan seks yang wajar dengan istrinya, tetapi malah membakar nafsu birahinya satu dengan yang lain. Laki-laki melakukan tindakan yang memalukan dengan laki-laki lain. Mereka akan menerima hukuman yang setimpal dengan dosa-dosanya itu.

TSI: Begitu juga dengan laki-laki. Mereka mulai bosan pada persetubuhan yang wajar dengan perempuan, dan ingin melakukan hal yang memalukan, yakni bersetubuh dengan sesama laki-laki. Karena itu, mereka menerima hukuman Allah dalam diri mereka sesuai dengan cara hidup mereka yang memalukan itu.

BIS: Lelaki pun begitu juga; mereka tidak lagi secara wajar mengadakan hubungan dengan wanita, melainkan berahi terhadap sesama lelaki. Laki-laki melakukan perbuatan yang memalukan terhadap sesama laki-laki, sehingga mereka menerima pembalasan yang setimpal dengan perbuatan mereka yang jahat itu.

TMV: Begitu juga halnya dengan lelaki; mereka tidak lagi melakukan hubungan jenis dengan wanita, melainkan berahi terhadap sesama lelaki. Lelaki melakukan hubungan jenis dengan sesama lelaki, dan hal itu memalukan. Oleh itu mereka menerima hukuman yang setimpal dengan dosa mereka.

BSD: Begitu juga dengan laki-laki. Mereka tidak lagi secara wajar tidur dengan istrinya, tetapi mereka tidur dengan laki-laki seolah-olah itu istri mereka. Laki-laki melakukan hubungan seks dengan laki-laki, suatu perbuatan yang hina. Akibatnya Allah menghukum mereka sesuai dengan kejahatan mereka.

FAYH: Sedangkan kaum pria, bukannya hidup dengan wanita dalam hubungan seksual yang wajar, melainkan berahi mereka berkobar-kobar terhadap sesama pria. Pria melakukan perbuatan yang memalukan dengan pria lain, dan sebagai akibatnya, tubuh dan jiwa mereka menerima hukuman yang benar-benar setimpal.

ENDE: Demikian pula kaum suami meninggalkan hubungan kodrati dengan isterinja, dan bernjala sjahwat antara mereka sendiri, sehingga melakukan perbuatan-perbuatan kedji, laki-laki dengan laki-laki. Demikian mereka sudah menerima balasan jang pantas dari kesesatannja pada tubuh mereka sendiri.

Shellabear 1912: dan orang laki-laki pun demikian juga, tiada lagi memakai perempuan seperti biasanya, melainkan hangatlah keinginannya seorang akan seorang, laki-laki dengan laki-laki mengerjakan malu, serta menerima dalam dirinya balasan yang patut dengan kesalahannya.

Klinkert 1879: Demikian jang laki-laki pon meninggalkan adat tabiat, jang patoet kapada perempoewan, laloe berangkatlah napsoenja sa'orang akan sa'orang, ija-itoe laki-laki dengan laki-laki melakoekan perkara jang kedji, sampai diterimanja dalam dirinja pembalasan jang patoet kapada salahnja itoe.

Klinkert 1863: Dan bagitoe djoega orang laki-laki soedah meninggalken perboewatannja jang patoet sama perampoean, dan napsoenja beranget satoe sama lain, ija-itoe laki-laki sama laki-laki melakoeken perkara jang nadjis, sampe dia-orang terima pembalesan jang patoet sama kasalahannja.

Melayu Baba: dan bgitu juga yang jantan-nya pun, t'ada lagi pakai prempuan sperti biasa, dan jadi hangat dalam k'inginan-nya satu sama lain, jantan sama jantan buat kerja yang malu, serta trima dalam diri-nya balasan yang padan sama dia-orang punya kssatan.

Ambon Draft: Bagitu lagi, segala laki-laki itu, sudah tijada ikot pe-ri laki-laki dengan parampu-wan; tetapi laki-laki dengan laki-laki sudah beringin sa-watu dengan jang lajin, a-kan berbowat barang jang kedji, awleh jang mana ma-rika sudah mendapat pemba-lasan persalahannja jang pa-tut, di dalam dija awrang punja diri sendiri.

Keasberry 1853: Dan dumkian lagi, laki laki pun tulah muninggalkan purbuatannya yang patut kapada prumpuan itu, maka burangatlah nafsunya sa'orang kapada sa'orang; iya itu laki laki dungan laki laki mulakukan purkara yang hina, sampie ditrima ulih marika itu pumbalasan yang patut subab kusalahannya itu.

Keasberry 1866: Dan dŭmkian lagi laki laki pun tŭlah mŭninggalkan pŭrbuatannya yang patut kapada pŭrampuan itu, maka bŭrhangatlah nafsunya sa’orang kapada sa’orang, iya itu laki laki dŭngan laki laki mŭlakukan pŭrkara yang hina, sampie ditrima ulih marka itu pŭmbalasan yang patut sŭbab kŭsalahannya itu.

Leydekker Draft: Dan sabagej lagi segala laki 2, jang meninggalkan pakejan parampuwan jang mathbux 2, 'itu sudah bakakh dalam sjahwatnja sa`awrang kapada sa`awrang, sahingga laki 2 dengan laki 2 sudah meng`ardjakan kakidji`an, dan sudah ber`awleh kabalasan sasatnja jang patut dalam dirij dirinja.

AVB: Demikian juga kaum lelaki. Mereka berpaling daripada hubungan tabii dengan wanita dan dibakar nafsu keberahian terhadap sama sejenis. Lelaki dengan lelaki melakukan perkara yang aib, lalu menerima dalam diri mereka hukuman yang setimpal.

Iban: lalu baka nya mega lelaki enggai beleman enggau indu. Lelaki tetengukka lelaki, lalu sida enda nemu malu beleman enggau orang ke sama lelaki baka sida empu, lalu sida nerima ukum ba tubuh sida empu ketegal penyalah sida.


TB ITL: Demikian <3668> juga <5037> <2532> suami-suami <730> meninggalkan <863> persetubuhan <5540> yang wajar <5446> dengan isteri <2338> mereka dan menyala-nyala <1572> dalam <1722> berahi <3715> mereka <846> seorang terhadap <1519> yang lain <240>, sehingga mereka melakukan <2716> kemesuman <808>, laki-laki <730> dengan <1722> laki-laki <730>, dan <2532> karena itu mereka menerima <618> dalam <1722> diri <1438> mereka balasan yang setimpal <489> untuk kesesatan <4106> mereka <846>. [<3739> <1163>]


Jawa: Mangkono uga kang lanang padha ninggal patrap sapaturon kang lumrah karo kang wadon, nanging kalawan ati kang ngangsa-angsa duwe kekarepan marang pepadhane, satemah nindakake kanisthan karo padha lanang, mulane padha nampani piwales kang murwat tumrap pamblasare iku ana ing awake dhewe.

Jawa 2006: Mangkono uga kang lanang, padha ninggal patrap sapaturon kang lumrah karo kang wadon, nanging klawan ati kang ngangah-angah tanpa isin nindakaké iku karo pepadhané wong lanang, satemah wong-wong iku padha nampani piwales kang mruwat karo durakané.

Jawa 1994: Mengkono uga wong lanang padha nyimpang saka patrapé sanggama sing lumrah karo wong wadon, nanging padha birai karo pepadhané wong lanang. Lanang karo lanang padha tumindak nistha, nganti padha nampa piwales sing timbang karo dosané mau.

Jawa-Suriname: Semono uga sing lanang-lanang. Ora gandèngan karo wong wédok menèh kaya sak lumrahé, ora, nanging wong lanang malah ketarik atiné karo tunggal wong lanang lan pada nglakoni sing ora pantes. Mulané ya pada nampa upah sing tyotyok karo klakuané.

Sunda: Nu lalaki saruana, sapatemon jeung papada lalaki deui, lain jeung awewe. Jelema-jelema nyieun kalakuan anu ngerakeun jeung papada batur sajinis, nepi ka maranehanana kudu nandangan balukarna tina kalakuan sorangan.

Sunda Formal: lalakina saruana, ngaleok kana birahi nu jorok, nya eta tepung sahwat jeung papada lalaki. Tangtu bae, pikeun maranehna, aya balukarna; temahna malindes ka diri, upah tina getering birahi nu rujit.

Madura: Sapaneka jugan lalake’anna; ta’ noro’ kapprana ahubungan sareng babine’an, tape barai ka padha lalake’anna. Lalake’an alako barang se matodhusan sareng sasama lalake’anna, ban polana lalakon se kadi gapaneka laju padha narema babales se satembal sareng kalakowanna se jahat.

Bauzi: Labi dam aabot laha ame baket neo meeda. Ibi iho lahi bake vi tauleme modeme baleàhà bak lam vedi fa voou damat ihimo modelo àhàki meedam bak labet fa ahu gukeme ot modida. Labihàmu damat ihimo fàsi ostame fi loholi ladem im ot modi ot modidàmu Alat faki ame dam labe iho faina meedam bak laba ozome Aho gi ulohona im so laba fa beodam bak.

Bali: Kadi asapunika taler anake muani-muani, sampun tan malih ngamargiang patemuan semara ring parasomahnyane, nanging pada saling kasemaran ring paratimpalnyane muani, kantos ipun nglakonin paindikan sane cemer paturu muani. Punika awinan, ipun raris pada nampi pasisip pabuat pamarginipune sane murang laku punika.

Ngaju: Oloh hatue mahin kalote kea; ewen dia hindai manumon cara je patut mawi hubungan dengan oloh bawi, malengkan manganji arepe dengan sama hatue. Oloh hatue malalus taloh je mampahawen dengan sama hatue, sampai ewen manarima baleh je ombet akae dengan gawin ewen je papa te.

Sasak: Dengan mame ẽndah maraq nike; ie pade ndẽqne malik secare wajar berubungan kance dengan nine, laguq birahi lẽq sepade mamene. Dengan mame gawẽq perbuatan saq merilaq tipaq sepade mamene, sehingge ie pade nerimaq pembalesan saq setimpal kance perbuatan ie pade saq jahat nike.

Bugis: Makkuwatoro worowané; dé’na mennang nasisumpung makkunraié pada-pada biyasaé, sangadinna naéloriwi padanna worowané. Napogau’i worowané pangkaukeng mappakasiri-sirié lao ri padanna worowané, angkanna tarimai mennang pakkabale iya siratangngé sibawa pangkaukeng majaéro.

Makasar: Bura’-bura’nea kamma todong; nabokoimi tubai’-bainena ke’nanga, nampa paranna bura’ne naagang a’gau’ bawang. Panggaukang appakasiri’ nagaukang tubura’-bura’nea ri paranna tu bura’ne, sa’genna massing natarimamo pa’balasa’ kaja’dallanna ke’nanga.

Toraja: susi dukato tu muane untampe aluk matutunna lako baine sia pada natukka’ kamoraianna lako padanna muane umpogau’ gau’ megi’giran, anna kabu’tui lan kalena tu pakkan sitinayanna kapusanna.

Duri: Susi toda to muane, te'damo namadoang lako baine apa padannamora muane. Muane mpugauk mesirisan lako padanna muane. Iamo joo nannampa'mo bua-buanna to panggaukan gaja'na.

Gorontalo: Odito olo wolo mongololai dilalo motohilawo lo mongobuwa bo napusu limongoliyo ma to'otutuwa ode mongololai. Timongoliyo hepohutuwa u huloto. Uwitolo sababuliyo Allahuta'ala mohukumani olimongoliyo motu'ude lo huhutu limongoliyo boyito.

Gorontalo 2006: Mongo lolai̒ olo debo odito; timongolio diilalo paatuti mohumbuta wolo mongobua, bo obilahi topangelio mongo lolai̒. Mongo lolai̒ helohutu huhutu u moo̒olito topangelio mongo lolai̒, tilinggula timongolio lololimo polo tontuli u lotuuu̒de wolo huhutu limongolio u moleeto boito.

Balantak: Koiya'a uga' a moro'one sianmo ningkikira'i wiwine koi men dele kasee pisuuna dodoa tuu' pataka i raaya'a poopake simbaya' moro'one. Mbali' i raaya'a nungurumpaki ukumanna na waka-wakana men sintutu' tia wawauna men nansala'konmo.

Bambam: Susi siam duka' muane, taiam baine nasigausam, sapo' kende' lu lako hi samuanena kamohäeanna. Muane ia too ma'gau' dipomasihi'na sola samuanena nasuhum napalambi'i duka' Puang Allataala bala'na la sihatanna gau' kadakena.

Kaili Da'a: Iwetu wo'u langgai mana madota mosampaturu ante rongo ira mboto ewa to masipatona, tapi nariapa dota ira mogau sala ka ira simbau langgai. Ira nowia pokainggu to nompakaeya ira simbau langgai sampe kaopuna ira nawela balasi riara koro ira mboto to masipato ante powia ira to nasala.

Mongondow: Naí doman tua in ḷoḷaki, mosia monaḷaímaidon ko'i buḷoi monia bo mongibogdon kon tumpaḷa ḷoḷaki, tuamai mosia motarima kon tontuliínya podudui aid monia tatua.

Aralle: Noa tunne' muane: dang sika siala bahine, ampo' umpemala supu sammuanena! Muane umbabe ang tadia babe sibaha solana muane, lambi' katämpä'anna sika untahimbo tahungkung ang sihatang, bala'na pembabe karakenaii.

Napu: Nodo wori tobalilo: barahe mampotambia towawine, agayana mohaokirihe hangka tobalilonda. Tobalilo mobabehi babehia au bara hintoto i hangka tobalilonda, hai kahopoana molambihe pehuku au hintoto hai babehianda au sala iti.

Sangir: Manga esẹ e mal᷊aing kerene; i sire němpamalan tundun esẹ su wawine tuhụ kakakoạ e tutune, kutẹu kawe kẹ̌kasahigang'u lawọ esẹ. Manga esẹ e měmpẹ̌kẹ̌koạbe apa makạsamedẹ̌ su l᷊awọ esẹ, hakịu i sire makahombangke wawal᷊ise tuhụewe kakanoạ i sire e.

Taa: Pasi to langkai ewa see seja. Apa sira tamo naporani mamporongo to we’a, sira jamo mamporani yununya to langkai seja. Wali sira mangika palaong to taa masipato naika nsira resi yununya to langkai etu, panewa yako etu koro nsira mangarata huku to singkonong pei lengko to maja’a to nika nsira etu.

Rote: Tou nala leondiak boe; ala ta lakaminak inak tunga matetu na so'on, te nasa sasaoana nala lasuu neu ka'da nonoo tou nala. Tou nala tao tatao-nono'i mamaek, soaneu nonoo tou nala, nalosa ala hapu babala na nandaa no tatao-nono'i nala.

Galela: De komagena lo yanau gena ka imaketeroli de o ngopeqeka, so ona de o ngopeqeka imatekesikiidu kawa maro kiaka o nyawa nanga galepu, so lebelaha ka awi sininga ma dupa qatotorou so womasikiidu de awi dodiao yanau moi, yaaka komagena so maqe imakihike sidago lo bilasu yamake manga dorou ma fanggali, gena manga sininga ma rabaka asa foloisi qatorou.

Yali, Angguruk: Ari hag toho enehunsiyen oho unuhesi men sebe roho nohoruk ane embeselug it ap eneg arimano pabi ruruk lit unuwali inahanen misigmu nohoruk lit labog-labog atuk latusa. Ari turuk latusa ane ari fam ayeg war atmisi ulug ininggareg siyahap taruk latusa.

Tabaru: 'O nauru mita koge'enali, 'ona koitiainowau yakipake 'o nge-ngeweka so manga nyafisuu kayomasinau-naurikau. 'O nau-nauru yodiai 'okia sonaa gee poda-damaeke ma ngale yomakapake ka 'o nauru de 'o nauru. So 'ona yamake ma boiro moteke to 'ona manga manarama 'ito-torou ge'ena.

Karo: Bage pe si dilaki nadingken hubungenna si payo ras diberu, janah leket ukurna man sapih-sapih dilaki. Dilaki erlagu-langkah si njuruken sapih-sapih dilaki; erkiteken si e ia ndat balasen i bas dirina sue ras perbahanenna si jahat dingen la arus e.

Simalungun: Sonai homa dalahi, itadingkon do ruhut pardomuan bani parinangonni, gabe garang ma sidea ibagas hahisapon, pala dalahi samah dalahi mambahen habadoron, gabe sonai ma ijalo sidea upah ni hakahouon ni sidea bani dirini bei.

Toba: Suang songon i nang angka baoa, ditinggalhon do ruhut hian, siingoton maradophon boruboru, gabe garang ma nasida di bagasan hahisapon, pola baoa sama baoa mangulahon hailaon jadi patut do dijalo di dirina be upa ni haliluonnasida.

Dairi: Bagidi ma ngo sinibalè pè, gabè itadingken kalak i ngo percampuren dekket sinibagesna, ai gabè luhlah ngo kalak i, sanga gabè samah-samah daholi nola mengulaken percampuren kememmèla idi. Gabè ijalo mo bales ulah-ulah kalak idi i.

Minangkabau: Nan laki-laki baitu pulo; inyo indak sacaro nan biaso lai ma adokan ubuangan jo padusi, malah inyo manyalero kabake sasamo laki-laki. Laki-laki mangarajokan karajo nan mambuwek mariangik, taradok sasamo laki-laki, sainggo urang-urang tu manarimo pambalasan, nan samo bareknyo jo karajonyo nan jahek tu.

Nias: Si manõ gõi ndra matua; no lõ adõni dõdõra wa'orudu ba ndra alawe si mane si to'õlõnia, la'isõ nawõra ira matua. Lalau gamuata saila ita ba nawõra ira matua, ba bõrõ da'õ latema zulõ nilaura si lõ sõkhi andrõ.

Mentawai: Ka sia taimanteu leú et, kisedda leú et ragagalaiaké, táan ka siripokatnia rapaalei ka tubudda tainanalep, tápoi ka tubuddangan lé pasasambadda taimanteu iaalá bagadda. Ka tubudda pasasambadda taimanteu lé rababaraaké paaleiat pakailaat ka tubudda pasasambadda taimanteu, pat silórangan palumunan siripot sigalaiakenenda sikataí.

Lampung: Bakas pun injuk reno juga; tian mak lagi secara wajar mengadako hubungan jama bebai, melainko nafsu tehadap peperda bakas. Bakas ngelakuko perbuatan sai nyani liam tehadap peperda bakas, sehingga tian nerima balosan sai setimpal jama guai tian sai jahat udi.

Aceh: Meunan cit deungon ureuëng agam; awaknyan hana le seucara beutôi jipeuna hubongan ngon ureuëng inong, teuma jigalak ngon nafeusu beureuhi ateueh ureuëng agam. Ureuëng agam jipeuna buet nyang keubiet that-that malée ateueh seusabe ureuëng agam, sampoe awaknyan jiteurimong meunalah nyang patot ngon buet jih nyang jeuhet nyan.

Mamasa: Susi siami duka' muane, tangngiamo baine naporai nasolaan mamma' sapo pada muanenamo. Inde mai muanee gau' mekadere'-dere'mo nakarang napolalan napalambi'i duka' Puang Allata'alla bala'na sitinti gau' kadakena.

Berik: Anggwana jegme gemer, anggwa jei ini jemna gamjon jam ge folbamiyen wini jelemanaiserem jemnibe, jengga ini jemna uskambarsus ga anggwa boseneminipfener gam ge folbamini enggalfe anggwa bosenabar gam ge gwef wi anggwa gamserem. Angtane safe jam gangge seferswebili etam-etama jes galserem jem temawer, jengga angtane jeiserem jei etam-etama jes galserem jeber-jeber gane eyebuwena. Jega jem temawer jei fwaina jemna kapkaiserem sene domolsa.

Manggarai: Nenggitu kolé ata rona, lego neki hitut molor agu iné-wai, agu dila ného api belek da’at dihat cengata agu ata bana, wiga isé pandé da’at, ata rona cama agu ata ronad, agu ali hitu isé tiba lékod ata henan lorong agu pandé da’at hitu.

Kupang: Laki-laki bagitu ju! Dong sonde suka tidor deng dong pung bini lai, ma batidor deng laki-laki sa! Sonde tau malu sadiki ju! Andia ko dong kaná hukuman yang pantas! Te dong su serong jao dari jalan yang batúl.

Abun: Sane dom yebris deyo bariwa sem su bi nggon sagana ne o re, wo yebris ne da bro wa ben siri su yebris yi neya daret sor. Yebris deyo ben siri su yebris deyo daret, sane anato bere yebris bok ne ku sukye tepsu sukibit gato án ben re.

Meyah: Noba erek koma tein, runer rudoubu joug risiri morototuma jera rujager deika guru, tina rua ruckahtah rot runer enjgineg fogora rutunggom mar ongga oska efekeifa moguma ojgomu. Jefeda rua rinsma mar okum eteb jeska Allah ororu jeni rerin mar ongga oska efekeifa insa koma fob.

Uma: Tomane wae wo'o-wadi-hawo: uma-ra mpotobine tobine, tapi' mpokahina hingka tomane-radi. Tomane mpobabehi gau' to uma tumotoa hi hingka tomane-ra, pai' ka'omea-na mporata lau-ramo pehuku' to hintotoa hante gau'-ra to sala' toe.

Yawa: Muno anya inta nawamo unaki awa wanya marijate ramu, yara anya utitarive anya taune mansai. Aya ana yo rave so nggwambe yai. Weti taune wo awa mangke ranawan, mamaisyo awa ana udave ngkakainoanive so rarijati.


NETBible: and likewise the men also abandoned natural relations with women and were inflamed in their passions for one another. Men committed shameless acts with men and received in themselves the due penalty for their error.

NASB: and in the same way also the men abandoned the natural function of the woman and burned in their desire toward one another, men with men committing indecent acts and receiving in their own persons the due penalty of their error.

HCSB: The males in the same way also left natural sexual intercourse with females and were inflamed in their lust for one another. Males committed shameless acts with males and received in their own persons the appropriate penalty for their perversion.

LEB: and likewise also the males, abandoning the natural relations with the female, were inflamed in their desire toward one another, males with males committing the shameless deed, and receiving in themselves the penalty that was necessary for their error.

NIV: In the same way the men also abandoned natural relations with women and were inflamed with lust for one another. Men committed indecent acts with other men, and received in themselves the due penalty for their perversion.

ESV: and the men likewise gave up natural relations with women and were consumed with passion for one another, men committing shameless acts with men and receiving in themselves the due penalty for their error.

NRSV: and in the same way also the men, giving up natural intercourse with women, were consumed with passion for one another. Men committed shameless acts with men and received in their own persons the due penalty for their error.

REB: and men too, giving up natural relations with women, burn with lust for one another; males behave indecently with males, and are paid in their own persons the fitting wage of such perversion.

NKJV: Likewise also the men, leaving the natural use of the woman, burned in their lust for one another, men with men committing what is shameful, and receiving in themselves the penalty of their error which was due.

KJV: And likewise also the men, leaving the natural use of the woman, burned in their lust one toward another; men with men working that which is unseemly, and receiving in themselves that recompence of their error which was meet.

AMP: And the men also turned from natural relations with women and were set ablaze (burning out, consumed) with lust for one another--men committing shameful acts with men and suffering in their own bodies {and} personalities the inevitable consequences {and} penalty of their wrong-doing {and} going astray, which was [their] fitting retribution.

NLT: And the men, instead of having normal sexual relationships with women, burned with lust for each other. Men did shameful things with other men and, as a result, suffered within themselves the penalty they so richly deserved.

GNB: In the same way the men give up natural sexual relations with women and burn with passion for each other. Men do shameful things with each other, and as a result they bring upon themselves the punishment they deserve for their wrongdoing.

ERV: In the same way, men stopped having natural sex with women and began wanting each other all the time. Men did shameful things with other men, and in their bodies they received the punishment for those wrongs.

EVD: In the same way, men stopped having natural sex with women. The men began wanting each other all the time. Men did shameful things with other men. And in their bodies they received the punishment for those wrong things they did.

BBE: And in the same way the men gave up the natural use of the woman and were burning in their desire for one another, men doing shame with men, and getting in their bodies the right reward of their evil-doing.

MSG: Sexually confused, they abused and defiled one another, women with women, men with men--all lust, no love. And then they paid for it, oh, how they paid for it--emptied of God and love, godless and loveless wretches.

Phillips NT: Similarly the men, turning from natural intercourse with women, were swept into lustful passions for one another. Men with men performed these shameful horrors, receiving in their own personalities the consequences of their perversity.

DEIBLER: Similarly, many men …stopped having/did not have† natural sexual relations with women [EUP]. Instead, they strongly desired to have sexual relations with other men. They committed homosexual acts with other men, acts that were shameful. As a result, God has punished them by sicknesses in their bodies, which is what they deserve because they thought wrongly that God would not punish them for doing that.

GULLAH: Same way so, de man dem too lef off da sleep wid dey ooman an do wa dey wahn fa do een dey haat, dem dorty ting wid oda man wa God ain mek man fa do wid oda man. Man dem do dorty ting dem wid oda man wa oughta mek um too shame. Cause ob dat, God punish um wid de punishment dey oughta git fa de dorty ting dey done.

CEV: Men behaved in the same way. They stopped wanting to have sex with women and had strong desires for sex with other men. They did shameful things with each other, and what has happened to them is punishment for their foolish deeds.

CEVUK: Men behaved in the same way. They stopped wanting to have sex with women and had strong desires for sex with other men. They did shameful things with each other, and what has happened to them is punishment for their foolish deeds.

GWV: Likewise, their men have given up natural sexual relations with women and burn with lust for each other. Men commit indecent acts with men, so they experience among themselves the punishment they deserve for their perversion.


NET [draft] ITL: and <5037> likewise <3668> the men <730> also <2532> abandoned <863> natural <5446> relations <5540> with women <2338> and were inflamed <1572> in <1722> their <846> passions <3715> for one another <240>. Men <730> committed <2716> shameless acts <808> with <1722> men <730> and <2532> received <618> in <1722> themselves <1438> the due penalty <489> for their <846> error <4106>.


  Share Facebook  |  Share Twitter

 <<  Roma 1 : 27 >> 

Bahan Renungan: SH - RH - ROC
Download
Alkitab ANDROID
Kamus Alkitab
Kamus Bahasa
Kidung Jemaat
Nyanyikanlah Kidung Baru
Pelengkap Kidung Jemaat
Alkitab.mobi
Copyright
Alkitab.SABDA.org
Android.SABDA.org
SABDA.APP
BaDeNo
Bantuan
Dual Panel Dual Panel