Alkitab Mobile SABDA
[VER] : [SB2000]     [PL]  [PB] 
 <<  Ibrani 7 >> 

Al Masih dan Malkisedik (7:1-10)

1Malkisedik adalah raja Salem dan imam Allah Ta’ala. Ia menemui Nabi Ibrahim tatkala Ibrahim kembali setelah mengalahkan raja-raja itu, dan memohonkan berkah baginya.

2Sebanyak sepersepuluh dari segala sesuatu telah dibagikan kepadanya oleh Ibrahim. Pertama-tama, jika ditafsirkan, Malkisedik artinya raja keadilan dan raja Salem, yaitu raja damai.

3Keterangan mengenai bapak, ibu, dan silsilah keturunannya tidak ditemukan di mana pun. Harinya tidak bermula dan hidupnya tidak berkesudahan. Ia telah disamakan dengan Sang Anak yang datang dari Allah, karena itu ia tetap menjadi Imam untuk selama-lamanya.

4Perhatikanlah, betapa besarnya orang itu, yang kepadanya telah diberikan sepersepuluh dari semua rampasan yang didapat oleh bapak leluhur kita, yaitu Nabi Ibrahim.

5Hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat mewajibkan orang-orang dari keturunan Lewi yang mendapat jabatan imam untuk mengambil sepersepuluh dari hasil yang diperoleh bani Israil, yaitu saudara-saudara mereka sendiri, walaupun mereka juga berasal dari Nabi Ibrahim.

6Sedangkan Malkisedik, yang tidak termasuk pada garis keturunan mereka, ternyata telah mengambil sepersepuluh dari apa yang diperoleh Ibrahim dan telah memohonkan berkah Allah bagi dia yang memiliki janji-janji itu.

7Tetapi memang tidak dapat dibantah bahwa orang yang kedudukannya lebih tinggi akan memohonkan berkah bagi orang yang kedudukannya lebih rendah.

8Di sini, orang-orang yang akhirnya akan mati menerima sepersepuluh bagian dari penghasilan, tetapi di sana, sudah diterima oleh orang, yang tentang dia telah diberi kesaksian bahwa ia hidup.

9Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa Lewi sendiri, yang biasa menerima sepersepuluh bagian dari suatu hasil, telah membayar sepersepuluhan melalui Ibrahim,

10karena pada waktu Malkisedik bertemu dengan Nabi Ibrahim, ia masih ada dalam buah sulbi nenek moyangnya itu.

Al Masih adalah Imam yang lebih tinggi daripada Harun

11Jika memang kesempurnaan itu dicapai melalui keimaman orang-orang Lewi — karena di bawah keimaman mereka, bani Israil telah diperlengkapi dengan Kitab Suci Taurat — maka apa gunanya tampil seorang imam lain, yaitu imam menurut peraturan keimaman Malkisedik dan tidak disebutkan menurut peraturan keimaman Harun?

12Jika keimaman itu berubah, maka Kitab Suci Taurat pun harus berubah.

13Karena segala perkara yang dibicarakan ini adalah tentang seseorang yang berasal dari suku lain, padahal dari suku ini belum ada seorang pun yang pernah melakukan tugas di tempat pembakaran kurban itu.

14Karena sudah sangat jelas bahwa Junjungan kita Yang Ilahi berasal dari suku Yuda, sedangkan tentang suku ini Nabi Musa belum pernah mengatakan sesuatu pun mengenai imam-imam.

15Hal itu menjadi lebih nyata lagi ketika seorang imam lain tampil berdasarkan teladan Malkisedik;

16maksudnya, Ia telah menjadi imam bukan berdasarkan Kitab Suci Taurat, yaitu hukum tentang keturunan jasmani, melainkan berdasarkan kuasa dari kehidupan yang tidak dapat binasa.

17Karena mengenai Dia, sudah ada yang memberikan kesaksian, “Engkaulah imam sampai selama-lamanya menurut peraturan keimaman Malkisedik.”

18Memang perintah yang lebih dahulu turun itu menjadi batal oleh sebab lemah dan tidak menguntungkan

19— karena tidak ada sesuatu pun yang menjadi sempurna oleh karena Kitab Suci Taurat. Itulah sebabnya, kemudian diberikan pengharapan yang lebih baik; melalui pengharapan itulah kita menjadi dekat dengan Allah.

20Lagi pula, sama seperti cara penetapannya, yaitu bukan tanpa sumpah

21— karena memang orang-orang Lewi itu diangkat menjadi imam tanpa sumpah, tetapi Ia ini diangkat dengan sumpah oleh Allah yang bersabda kepada-Nya, “Tuhan telah bersumpah, bahkan tidak akan Ia sesali, ‘Engkaulah Imam sampai selama-lamanya.’” —

22demikianlah Isa telah menjadi jaminan dari perjanjian yang lebih baik.

23Selain itu, orang-orang Lewi telah menjadi imam dalam jumlah yang banyak, karena maut telah mencegah mereka untuk tetap menjabat sebagai imam.

24Sebaliknya, sebab Ia tetap hidup sampai selama-lamanya, maka jabatan keimaman-Nya pun tidak perlu diganti.

25Sebab itu Ia sanggup menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang menghampiri Allah melalui diri-Nya, karena Ia senantiasa hidup untuk mendoakan mereka.

26Karena Imam Besar seperti itulah yang memang patut bagi kita. Ia saleh, tidak bersalah, tidak bercacat. Ia terpisah dari para pendosa dan ditinggikan di atas semua langit.

27Ia tidak perlu mempersembahkan kurban setiap hari seperti para imam besar lainnya — pertama-tama karena dosa mereka sendiri, kemudian karena dosa-dosa umat — karena hal itu telah dilakukan-Nya sekali untuk selama-lamanya, yaitu tatkala Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri.

28Kitab Suci Taurat menetapkan orang-orang yang mempunyai kelemahan untuk menjadi imam-imam besar, tetapi sebaliknya, sabda yang berupa sumpah, yang diturunkan kemudian setelah Kitab Suci Taurat, telah menetapkan Sang Anak yang telah disempurnakan untuk selama-lamanya.


  Share Facebook  |  Share Twitter

 <<  Ibrani 7 >> 


Bahan Renungan: SH - RH - ROC
Download
Alkitab ANDROID
Kamus Alkitab
Kamus Bahasa
Kidung Jemaat
Nyanyikanlah Kidung Baru
Pelengkap Kidung Jemaat
Alkitab.mobi
Copyright
Alkitab.SABDA.org
Android.SABDA.org
SABDA.APP
BaDeNo
Bantuan
Dual Panel Dual Panel