Alkitab Mobile SABDA
[VER] : [SBDR]     [PL]  [PB] 
 <<  Matius 23 : 23 >> 

Shellabear 1912: "Susahlah bagi kamu, hai katib-katib dan orang-orang Parisi, orang munafik! karena kamu membayar sepuluh satu dari pada selasih dan adas manis dan jintan, tetapi perkara-perkara yang terlebih berat dalam taurit, seperti hukum yang 'adil dan pengasihan dan iman itu kamu tinggalkan; maka perkara-perkara itu patut juga diperbuat, dan yang lain itu pun jangan ditinggalkan.


AYT: Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, orang-orang munafik! Kamu memberi persepuluhanmu dari selasih, adas manis, dan jintan, tetapi telah mengabaikan hal-hal yang lebih berat dari Hukum Taurat, yaitu keadilan, belas kasihan, dan iman. Hal-hal inilah yang seharusnya sudah kamu lakukan tanpa mengabaikan hal-hal yang lain.

TB: Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

TL: Wai bagi kamu, hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik! Karena kamu membayar sepersepuluh daripada selasih dan adas manis dan jintan, tetapi hal ihwal yang terlebih wajib di dalam Taurat, seperti keadilan dan belas kasihan dan setiawan, kamu tinggalkan. Inilah yang patut diperbuat, dan yang lain itu pun jangan ditinggalkan.

MILT: Celakalah bagimu, hai para ahli kitab dan orang-orang Farisi, hai munafik, karena kamu memberi persepuluhan selasih dan adas manis dan jintan, dan kamu mengabaikan yang lebih berat dari torat, yaitu: keadilan dan kemurahan dan iman. Seharusnyalah melakukan yang ini, tetapi tidak mengabaikan yang itu.

Shellabear 2010: Celakalah kamu, hai para ahli Kitab Suci Taurat dan orang-orang dari mazhab Farisi, hai orang-orang yang munafik! Kamu membayar sepersepuluh dari selasih, adas manis, dan jintan, tetapi segala sesuatu yang lebih penting yang juga tertulis dalam hukum Taurat seperti keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan, kamu abaikan. Hal-hal itu memang patut kamu kerjakan, tetapi yang lainnya jangan ditinggalkan.

KS (Revisi Shellabear 2011): Celakalah kamu, hai para ahli Kitab Suci Taurat dan orang-orang dari mazhab Farisi, hai orang-orang yang munafik! Kamu membayar sepersepuluh dari selasih, adas manis, dan jintan, tetapi segala sesuatu yang lebih penting yang juga tertulis dalam hukum Taurat seperti keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan, kamu abaikan. Hal-hal itu memang patut kamu kerjakan, tetapi yang lainnya jangan ditinggalkan.

Shellabear 2000: Celakalah kamu, hai para ahli Kitab Suci Taurat dan orang-orang dari mazhab Farisi, hai orang-orang yang munafik! Kamu membayar sepersepuluh dari selasih, adas manis, dan jintan, tetapi segala sesuatu yang lebih penting yang juga tertulis dalam Kitab Suci Taurat seperti keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan, kamu abaikan. Hal-hal itu memang patut kamu kerjakan, tetapi yang lainnya jangan ditinggalkan.

KSZI: &lsquo;Malanglah kamu, guru Taurat dan orang Farisi! Kamu munafik! Kamu memberikan sepersepuluh daripada pelbagai jenis rempah seperti selasih, adas manis dan jintan kepada Allah. Tetapi kamu tidak mematuhi ajaran Taurat yang benar-benar penting seperti keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Kamu harus mengerjakan semua ini tanpa melalaikan ajaran yang lain.

KSKK: Celakalah kamu, hat para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang munafik! Apabila kamu membayar seper sepuluh dari segala sesuatu, kamu tidak melupakan selasih, adas manis, dan jintan, tetapi kamu melupakan hal yang paling mendasar dari hukum Taurat, ialah keadilan, kerahiman, dan iman. Hal-hal ini harus kaulakukan, tanpa melupakan yang lain-lain itu.

WBTC Draft: "Celakalah kamu guru Taurat dan orang Farisi, hai kamu orang munafik. Kamu memberi persepuluhan dari semua yang kamu miliki, termasuk hasil tanaman kebun seperti: selasih, adas manis, dan jintan, tetapi kamu gagal mematuhi hukum yang lebih penting, yaitu: keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Pusatkan perhatianmu terhadap hal-hal itu dan jangan melalaikan yang lain-lain.

VMD: Celakalah kamu guru Taurat dan orang Farisi, hai kamu orang munafik. Kamu memberi persepuluhanmu, bahkan termasuk selasih, adas manis, dan jintanmu, tetapi kamu gagal mematuhi hukum yang lebih penting, yaitu: keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Pusatkan perhatianmu terhadap hal-hal itu dan jangan melalaikan yang lain-lain.

AMD: Celakalah kamu, hai guru-guru Taurat dan orang-orang Farisi yang munafik! Kamu memberi persembahan persepuluhanmu, termasuk selasih, adas manis, dan jintanmu. Tetapi, kamu mengabaikan apa yang lebih penting, yaitu keadilan, rahmat, dan kesetiaan. Kamu seharusnya memberikan persembahanmu tanpa mengabaikan hal-hal yang lebih penting.

TSI: “Celakalah kalian para ahli Taurat dan orang-orang Farisi! Kamu semuanya munafik! Kamu hanya mengikuti semua peraturan hukum Taurat yang kecil, tetapi lupa melakukan perintah Allah yang paling penting. Misalnya, kamu rajin memberikan persepuluhan ke rumah Allah dari rempah-rempah hasil kebunmu, seperti selasih, adas manis, dan jintan. Tetapi kamu lupa mengikuti perintah Allah yang paling penting, yaitu berbelas kasihan, melakukan yang adil, dan menepati janji-janjimu kepada orang lain. Seharusnya kamu melakukan hal-hal yang paling penting itu, dan jangan melupakan hal-hal yang kecil juga.

BIS: Celakalah kalian guru-guru agama dan orang-orang Farisi! Kalian tukang berpura-pura. Rempah-rempah seperti selasih, adas manis, dan jintan pun, kalian beri sepersepuluhnya kepada Tuhan. Padahal hal-hal yang terpenting dalam hukum-hukum agama, seperti misalnya: Keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan, tidak kalian hiraukan. Padahal itulah yang seharusnya kalian lakukan, tanpa melalaikan yang lain-lainnya juga.

TMV: Alangkah malangnya kamu guru Taurat dan orang Farisi! Kamu munafik! Kamu memberikan sepersepuluh daripada berbagai-bagai jenis rempah seperti selasih, adas manis, dan jintan kepada Allah. Tetapi kamu tidak mentaati ajaran Taurat yang betul-betul mustahak seperti keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Semua perkara ini harus kamu lakukan, tanpa melalaikan ajaran yang lain.

BSD: Kalian guru-guru agama dan orang-orang Farisi, kalian adalah orang-orang yang suka berpura-pura! Kalian taat sekali mengikuti peraturan memberi sepersepuluh dari hasil tanahmu kepada Tuhan. Bahkan rempah-rempah seperti selasih, adas manis, dan jintan pun kalian beri sepersepuluh dari hasilnya kepada Tuhan. Padahal yang paling penting dalam hukum agama tidak kalian perhatikan, misalnya: Keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Seharusnya kalian memperhatikan hal-hal itu dan tidak juga melalaikan yang lain.

FAYH: "Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi dan para pemimpin agama! Kalian munafik, karena kalian memberi persepuluhan untuk setiap daun selasih yang tumbuh di kebun kalian, tetapi mengabaikan hal-hal yang lebih penting: keadilan, belas kasihan, dan iman. Tentu saja kalian wajib memberi persepuluhan, tetapi kalian tidak boleh mengabaikan hal-hal yang jauh lebih penting.

ENDE: Wahai kamu para ahli taurat dan parisi, kaum munafik, kamu membajar sepersepuluh dari selasih, adas-manis dan djintan, tetapi kamu melalaikan sjarat-sjarat terutama dalam taurat jaitu keadilan, belas-kasihan dan kesetiaan. Jang satu wadjib didjalankan dan jang lain djangan dialpakan.

Klinkert 1879: Wai atas kamoe, katib-katib dan orang Parisi, hai orang poera-poera, karena kamoe membajar dalam sapoeloeh asa daripada soelasih dan adas manis dan djintan, tetapi kamoe lalaikan perkara jang terberat dalam torat, ija-itoe kabenaran dan rahmat dan amanat; adapon segala perkara ini patoet diboewat orang dan djangan ditinggalkan perkara itoepon.

Klinkert 1863: {Luk 11:42} Tjilaka kamoe, katib-katib dan orang parisi, orang poera-poera! karna kamoe kasih saperpoeloehnja dari soelasih, dan adas dan djinten, {1Sa 15:22; Hos 6:6; Mik 6:8} tetapi kamoe tinggalken perkara jang lebih brat dalem Toret, ija-itoe: kabeneran, kasihan, dan pertjaja. {Mat 9:13; 12:7} Ini perkara haros orang boewat, dan djangan ditinggalken jang lain itoe.

Melayu Baba: "Susah-lah kamu, hei orang pnulis dan orang Farisi, orang pura-pura! kerna kamu kasi s-puloh satu deri-pada slaseh dan adas manis dan jintan, ttapi perkara-perkara dalam taurit yang lbeh brat punya, sperti hukum yang adil dan ksian dan perchaya, kamu tinggalkan: ttapi ini smoa-lah kamu sudah patut buat, dan yang lain itu ta'patut tinggalkan.

Ambon Draft: Tjelaka pada kamu, h/e kamu Pengadjar-pengadjar Tawrat dan awrang-awrang Farisi, h/e kamu awrang-aw-rang tjulas! kamu ada bajar saperpulohan deri sulasi dan deri adas manis dan djintan, tetapi barang jang terlebeh barat di dalam Tawrat, kamu tijada faduli, ija itu, kabe-naran dan sajang hati dan pertjaja. Patutlah membowat ini dengan tijada meninggal-kan jang lajin itu.

Keasberry 1853: Karamlah bagiemu khatib khatib, dan orang Faresia, hie munafik! kurna kamu mumbayar dalam sapuloh asa deripada sulasih dan adas manis dan jintan, tutapi kamu laliekan purkara yang turlebih brat hukumnya dalam tauret, iya itu bunar, dan rahmat, dan iman: adapun sagala purkara ini patutlah kamu burbuat, tutapi janganlah kamu muninggalkan purkara itupun.

Keasberry 1866: Karamlah bagiemu khatib khatib, dan orang orang Farisia, hie munafik! kŭrna kamu mŭmbayar dalam spuloh asa deripada slasih, dan adas manis, dan jintan, tŭtapi kamu laliekan pŭrkara yang tŭrlebih brat hukumnya dalam Tauret, iya itu bŭnar, dan rahmat, dan iman; adapun sagala pŭrkara ini patutlah kamu bŭrbuat, tŭtapi janganlah kamu mŭninggalkan lain pŭrkara itu pun.

Leydekker Draft: Wa`j bagi kamu, hej Katib 2 dan 'awrang Farisij, hej munafikh 2: karana kamu saperpulohkan sulasih, dan 'adas, dan djintan, dan kamu lalejkan segala perkara jang terbarat timbangnja didalam Tawrat, 'ija 'itu, hhukum, dan rahhmet, dan 'iman. Segala perkara 'ini sajogijanjalah 'awrang berbowat, dan tijada lalejkan perkara 2 jang lajin 'itu.

AVB: Malanglah kamu, ahli Taurat dan orang Farisi! Kamu munafik! Kamu memberikan sepersepuluh daripada pelbagai jenis rempah seperti selasih, adas manis dan jintan kepada Allah. Tetapi kamu tidak mematuhi ajaran Taurat yang benar-benar penting seperti keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Kamu harus mengerjakan semua ini tanpa melalaikan ajaran yang lain.

Iban: "Tulah meh kita pengajar Adat, enggau kita orang Parisi! Kita tu orang ke pura-pura ngapa! Laban kita meri sepuluh peratus ari rempah kita, baka telasih, adas manis, enggau jintan, tang kita enggai ngereja utai ti beguna agi dalam Adat, baka pengelurus, pengasih enggau pengarap. Semua utai nya patut dikereja kita, tang anang nejuka utai bukai nya enda dikereja.


TB ITL: Celakalah <3759> kamu <5213>, hai ahli-ahli Taurat <1122> dan <2532> orang-orang Farisi <5330>, hai kamu orang-orang munafik <5273>, sebab <3754> persepuluhan <586> dari selasih <2238>, adas manis <432> dan <2532> jintan <2951> kamu bayar, tetapi yang terpenting <926> dalam hukum Taurat <3551> kamu abaikan <863>, yaitu: keadilan <2920> dan <2532> belas kasihan <1656> dan <2532> kesetiaan <4102>. Yang <1161> satu harus <1163> dilakukan <4160> dan yang lain <2548> jangan <3361> diabaikan <863>. [<2532> <2532> <5023>]


Jawa: Bilai kowe, heh para ahli Toret lan para wong Farisi, heh wong-wong lamis jalaran dalah godhong mardinah, adas tuwin jinten bae kokbayar prasapuluhane, nanging kang wigati dhewe tumrap angger-anggering Toret koklirwakake, yaiku: kaadilan, kawelasan lan katemenan. Sing siji kudu ditindakake, sijine aja dilirwakake.

Jawa 2006: Bilai kowé, hé, para ahli Torèt lan para Farisi, wong-wong lamis, awit dalah godhong slasih lan adas tuwin jinten iku kokbayar prasapuluhané, nanging prekara-prekara kang luwih gedhé boboté mungguhing angger-angger, yaiku: kaadilan, kawelasan lan kasetyan iku koklirwakaké. Sing siji kudu ditindakaké, sijiné aja dilirwakaké.

Jawa 1994: "Cilaka kowé, para ahli Torèt lan para wong Farisi. Kowé para wong lamis. Bumbu crakèn kaya déné telasih, adas lan jinten pisan, padha kokbayar prasepuluhané, nanging sing wigati dhéwé tumraping agama koklirwakaké, yakuwi kaadilan, kawelasan lan ketemenan. Kuduné rak sing siji ditindakaké, nanging sijiné aja dilirwakaké.

Jawa-Suriname: “Tyilaka kowé, para guru Kitab lan para Farisi. Kowé kuwi wong lamis. Awit kowé mbayar prasepuluhan sangka bumbu kayadéné telasih, adas lan jinten, nanging pernatan-pernatan sing luwih penting ora mbok lakoni, kayadéné kabeneran, kawelasan lan katemenan. Bener, sing siji kudu mbok tindakké, nanging liyané aja dilirwakké.

Sunda: Cilaka engke aranjeun guru-guru agama jeung urang Parisi, tukang pura-pura! Ari mere perpuluhan ka Allah mani nepi ka bungbu-bungbu kayaning pala, jinten jeung katuncar. Tapi anu enya-enya penting anu diajarkeun ku Hukum, saperti: kudu adil, karunyaan jeung jujur, ku aranjeun teu dipirosea. Lakonan heula anu ieu, tapi ulah ngalalaworakeun anu sejenna.

Sunda Formal: Cilaka aranjeun, he ahli-ahli Kitab jeung urang Parisi, he jelema-jelema munapek! Jakat perpuluh tina solasih, hades manis, jeung jinten ku aranjeun dicumponan; tapi ari pepentingna pangajaran Toret, nya eta kaadilan, welas asih, jeung kasatiaan dilalaworakeun. Anu sarupa memang wajib dicumponan, tapi anu sarupa deui ge teu meunang dilalaworakeun.

Madura: Calaka’ ba’na ru-guru agama ban reng-oreng Farisi! Ba’na dujan tha’-kantha’an! Ba’na ngatorragi ka Pangeran saparpolonna racegan akantha salase, addas manes, ban jinten. Mangkana rang-barang se paleng penting e dhalem kom-hokomma agama, akantha: Kaadilan, kabellasan ban kaestowan, bi’ ba’na ta’ eparduli. Mangkana jareya se kodu elakone ba’na, maske se laen ja’ sampe’ eenthengngagi keya!

Bauzi: Aiee! Um dat ahamda Musat toedume fi hasi esuhu Im Feàna zi lam ozobohudi fa dam bake vahokedam guru zi lamti um Farisi dam lamti um ba vàhàdem bak vabili meedalo. Um gi ahobat neàdi meedam damat modem bak. Uho vedi Ala bake vou baedam di Musat lab gagoho bak lamti ulohona meedam damat modem labe um utoho laba usihina keobe lam ahebu vame vou li debe vàmtea utasi Ala bake esu. Labi sembilan totbaho lam uho naedamat va. Labi neo ame na totbaho lam neo debe vàmtea utasi Ala bake neo esu. Labi sembilan totbaho lam uho naedamat va. Um gi im lada lamota meedam damat modem bak. Abo na et nakbe ahana neàna vizemna modeo, ut àhàkebu oo keobena modeo, nae modeo, labihasu debe ulohodesu fahedam damat modem bak. Lahana dat ahamda Musat aho toedume fi hasi esuhu Im Feàna zi labe im tombuda nim uho mu voedam damat modem bak. Abo dam bake iademe ahu vamdesu meedam bak ame. Labi meia aame faobekesi im neà bak tau meedam bak ame. Labi im gagom di ba vageme ame bak lam vàmtea buà voom vaba ahebu meedam tadem bak ame. Labihasu uho meedam vab damat modem bak. Uho im keobe lab meedaha bak lam meedamta neàt. Lahana ba gagoho zoho nimti vahi meedam bak lam bisi neà bak am tame.

Bali: Sengkala jerone ih paraguru agama muah anak golongan Parisi, anak ane mapi-mapi. Sawireh apahdasan uli selasih, adas manis muah jinten aturang jerone ring Ida Sang Hyang Widi Wasa. Nanging isin Pidabdab Torate ane buat, makadinne: kadilan, sih kapiolasan muah kasatiaan ento lemenahang jerone. Ene ane patut laksanayang, nanging ane lenan ento eda lemenahanga.

Ngaju: Calaka keton kare guru agama tuntang kare oloh Parisi! Keton tukang pura-pura. Kare parapah kilau jintan, katumbar tuntang manyan mahi inenga keton bagi sapuluhe akan Tuhan. Padahal kare taloh je mambatang huang kare hukum agama, paribasa kilau: Kabujur, asi, tuntang kaketep, dia keton padulie. Padahal jete sapunae je musti keton malaluse, sambil malalus taloh awang beken kea.

Sasak: Celake side pade ahli-ahli Taurat dait dengan-dengan Parisi! Side pade dengan-dengan munapik. Reragian misalne selasih, adas manis dait jinten ẽndah side aturang sepersepulune. Padahal hal-hal saq paling penting lẽq dalem Hukum Taurat, misalne: Keadilan, belas kasihan, dait kesetiean, nike ndẽq side pade perhatiang. Padahal hal-hal nike saq harus side pade laksaneang, dait ndaq lupaqang hal saq lain-lain ẽndah.

Bugis: Cilakano iko guru-guru agamaé sibawa sining tau Farisié! Mupoji mabbonga-bonga. Rampa-rampa padaé talasi, adas cenning, sibawa jintang, muwabbéréyangngi tawa seppulona untu’ Puwangngé. Padahal gau’-gau’ iya kaminang pentingngé ri laleng hukkung-hukkunna agamaé, padaénna: Adélékengngé, pammasé sibawa atinulurengngé dé’ mubati-batiwi. Padahal iyaro sitongenna harusu’ mupogau’, sibawa dé’nato muwallupaiwi laing-laingngé.

Makasar: Cilaka ngaseng mako ikau guru-guru agamaya siagang tu Farisia, lanri nungai assara-saraia. Assare mako passidakka mae ri Batara; wassele’ lamung-lamunnu kammaya lamung-lamung nipareka pa’bumbu lisere’na, lamung-lamung nipareka bumbu yareka pa’minynya’-minynya’ siagang lamung-lamung nipareka pa’balle leko’na. Yangasenna anjo nupassidakkammi bage sampulona ri Batara. Mingka kaminang parallua lalang pangatorang agamaya kammaya: Kaadelang, pangngamaseang, siagang akkana sitappaka, tena ngaseng nujampangi. Na sikontutojenna yangaseng minjo parallu nugaukang, nampa nuu’rangi todong maraenganga.

Toraja: Upu’ allomi, e pandita Sura’ sia to belo puduk! Belanna ianna dipa’sangpulo tu kamangi sia salasi sia dintan, sangtaanna mipennoloan, apa mipasalai tu ma’iringanna lan Sukaran aluk, susinna tu katonganan sia kamamasean sia kamarurusan. Iari ia to tu sipatu dipogau’ sia iatu senga’na da duka nadipaboko’i penaa.

Duri: Macilaka kamu' to guru agama sola to-Farisi, nasaba' tomajekkong kamu'! Ia to assele' tanananmi to tangkeangga'na susinna tulasi, bua adas na jintang, mipangben sangtawa sangpulona lako Puang Allataala. Apa ia to parenta kaminang parallu lan atoranna Nabi Musa te'da mipugaukki susinna: kamarurusan, mamase, nturu' pakkaeloran-Na Puang Allataala. Na iara joo to kaminang parallu la mipugauk, apa la mipugauk too to laenna.

Gorontalo: Matilopotala timongoli mongoahali lo Tawurat wawu tawu-tawuwala ta o pahamu Parisi, timongoli tawu munapiki, sababu timongoli hepomayariya u wajibu, deuwitoyito ngotayadu to umopulu lotayadu tili-tililahepala lo ramba-ramba. Bo u lebe paralu to aturu lo hukum lo Tawurat helawode limongoli, deuwitoyito mohutu u adili, motoliango tawu wawu ta'ati ode Allahuta'ala. Uwito musi pohutuwolo wawu uwewoliyo dila mao lipata.

Gorontalo 2006: Matopotala timongoli guguu-ruwaalo agama wau tau-tauwalo Parisi! Timongoli wambao̒ tamoohutua udiila otu-otutulo mao̒. Ramba-ramba debo odelo solasi, denggu-denggu, wau boli jinta, hewohi limongoli ngotayade mopululio ode Eeya. Lebe-lebe pomao̒ susuu-aliyaalo u polohuna daa̒ todelomo bubuu-too̒waalo agama, debo odelo humayaalio: Ua̒adili, laasa tolia̒ngo wau otatapu wau molotolo hilao, diila padulio limongoli. Lebe-lebe pomao̒ ui-uitolo u patutilio pohutuo mao̒ limongoli, lou̒ diila momalongo uwewolio olo.

Balantak: Silaka' i kuu wawa ukum Torat ka' mian Farisi! Kuu mian men minti pa'a-pa'agama! Ule'na aso-asokmuu koimo solasi, popuuton ka' jintan, kuu rookon a koi sangobosan na lalomna sompulo' obosan bona Alaata'ala. Kasee upa men tuko na ukum Torat sian imamatonmuu, koimo wawau men maloos, polingu'an ka' palolo'an. Poali iya'amo a men tio limangonmuu, ka' alia mamatalai men sambana.

Bambam: La ullambi'koa' iko katilakaam inggannakoa' to ullatta' Pepaondonganna Musa anna to illaam kakalebuanna Parisi, o inggannakoa' to ma'dua tambu' anna ma'tallu sumusu! Aka ikoa'-iko umpa'kasallei leko'a' ia kaha-kaha bahinni' susinna umpatamaa' peadasammu bahe sapulona hampa-hampa indo si tubo bäbä isanga selasih, adas matannim, anna jintan. Sapo' indo handam pahallunna la dipalako si'da-si'da illaam Pepaondonganna Musa, ia leko'unna' tä' umpalako, susinna undu' lollä anna pa'kamase lako padammu, anna kamanontongam längäm Puang Allataala. Moi kela daa iam too inde handam pahallua' la umpalako. Sapo' tä' sianna' duka' la umpa'kalembei indo senga'na.

Kaili Da'a: Mandasa mpu'umo komi guru-guru agama bo tau-tau to Parisi! Komi aga nabelo ri lenje! Sabana komi nombawai ka Alatala sabagia nggari sampulu bagia nggari rampa-rampa ri lalowomu ewa karanggada, nggulasi bo muguntumpa. Tapi parenta-parenta to napokona da'a ntoto nituki komi, ewa parenta moinggu manoa, maasi mata ri ja'i roamu bo matutu mantuki janjimu. Kakonona parenta-parenta to napokona etu paraluu ratuki komi, tapi ne'e rakalinga atura-atura ntanina etu wo'u.

Mongondow: Koboditodon hei mo'ikow mototundú kon agama bo intau mita im Parisi! Hei mo'ikow intau mita inta mongomunapik. Pododungú im pogama'an monimu kom perpuluhan, tongá inta moponting totok kom bonu in hukum i Musa liongon monimu.

Aralle: Tilakakoa' ingkämmu to pampakuhu ada' anna ingkämmu to Farisi. Diongnga'to to kalasi. Umpenombaingnga' dai' di Puang Alataala bahe sampulona ingkänna rampa-rampa ang bomammi' anna lohpo ang si dipopakuli. Ampo' ang setonganna handang pahallua' la umbabe situhu' Atohanna Musa, sinnoanna mampapara-para, ma'kalemu pano di tau senga' anna tuho maroho ang la mala dipetahpa', bilang daia'ne' umbabe. Ponna untuhu'ikoa' atohang, ya' pahallu untuhu'i asang; dai mala untuhu'i piha anna daine' piha.

Napu: Marugikau, guru agama hai to Parisi! Maroa i raoa peakau! Madota mpuukau mampeulai parenta au koi. Mogalori tuda-tuda au koi i tabangaami nodo hare, suderei hai bunga-bunga i bondemi, nipopenomba hangkira hampulo i Pue Ala moula parentana Musa. Agayana parenta mahile au manguli hangangaa mopamanotokau babehiami, mampokaahikau rangami, hai mopabukeikau dandimi, bara nipeulai. Katouana, parenta itimi au hangangaa nipeulai, hai inee wori nikabaha peulami i parenta au koi.

Sangir: Kạěngkěhang i kamene manga mananěntiro agama ringangu tau Farisi! I kamene kai tahapěmělle. I kamene měmpạngonggọu katahạpul᷊ong kapahiakengu salasi, pingkilẹ̌, dingangu pempasẹ̌ e su Mawu. Arawe manga hal᷊ẹ̌ kaghaghuwakenge su ral᷊ungu atorang u agama, kere manga: Kạadilẹ̌, pẹ̌kakakěndagẹ̌, katatuhụe tawe sasěmpikang i kamene. Sěmbal᷊iau kai ene harusẹ̌ koateng i kamene kal᷊amona, su sěmbẹ̌kang ene tamai lai mapakawalan hal᷊ẹ̌ bal᷊ine.

Taa: “Pasi kasesa danurata ngkomi to mampoguru porenta i Musa pasi komi to aliran Parisi. Komi ojo gombomu to manoto! Komi damangarata kasesa apa komi taa mangika anu to bae kojo batuanginya resi i Pue Allah. Komi madota kojo mangalulu porenta-porenta to taa bae kojo batuanginya, ewamo mangawai santila sampuyu yako samparia to komi mangarata. Apa gete, pasiwa pinumuya rampa to rato’oka selasi, adas manis pasi wunga rampa, komi madota mangawaika resi i Pue Allah santila sampuyu. Pei komi taa mangaluluka porenta i Musa to bae wo’u batuanginya. To bae wo’u batuanginya etu semo mangika palaong to masipato raika, pasi mamporayang sa’e, pasi mangika lengko ngkatuwu to masipato nasarumaka nsa’e. Wali komi taa kojo mangaluluka porenta to etu. Wali matao ane tiroowa mangawai santila sampuyu, pei pakadota mangalulu seja porenta to bae wo’u batuanginya etu.

Rote: Soe ba'eneu emi, fo mese agama la ma hataholi Farisi la lemin! Emi ia hataholi mana dea-dale kala. Emi ho'i ma bumbu dala dae, adas makeek, jintan baba'ek esa neme baba'ek sanahulu mai fo emi fen leo Manetualain neu. Te se'ko na dede'a mabeli ina la nai agama hoholo-lalane nala dalek, fo sama na leo: maketu-mala'di tunga ndoo na, dale manasue-lai ka ma lilineka ka, emi ta taoafik neu fas. Te se'ko na dede'ak sila nde muse emi tao-noin no boso mafandele heni dede'a fe'e kala boe.

Galela: O bodito! Kodo! O bodito asa inidahe ngini o bi guru agama de lo o bi Farisi ma nyawaka. Ngini nikokulai! Ngini gena o goho ma ceceke, gena koloko o rapa o gota qamumuti, o balakama, de o jintan so magena lo o regu mogiowoka de o regu moi nisisuba o Gikimoika. Duma nisidoohawa o Gikimoi Awi bobita kiaka foloisi ilalamo, maro koloko o gogoho itotiai, o galusiri o nyawaka, de lo o jaji pacoho qaloha. Ngaroko, igogou bilasu o bobita ma eece gena niaaka, upa sidago lo o bobita foloisi ilalamo magena niawosa.

Yali, Angguruk: Hit Musa wene honoluk hinap men Farisi hinap men hinindi anggin amag. Hit henele si uruk hinaben pingga men kami men amben fano angge ayeg waroho hilalug onggo og hisarukon palu numen tebelug numon ino Allah fahet emberuk lahep. Musa wene fam apma werehon hiren palimuwap turuk lahep, palimu werehon apmayap turuk lahep. Pikir ane turukon men ap hinindi enesuhon men hinindi wirik toho werehon men apmayap feseruk lahep. Eke ane turuk lit eke ane embeseruk lamuhup fug.

Tabaru: Niotorouoka ngini 'o 'agamaka niodoto-dotoko de 'o Farisioka! Ngini nimataba'uca-'uca. 'O rapa-rapa 'isoka 'o sulasi, 'o 'iri-'irisi, de 'o galiasaa ma niokula ma persen mogiooko ma Jouka. 'Ena momongo 'okia naga gee 'ifoloi 'ibaraguna 'o 'agama ma besesongoka 'isoka 'o loa, 'o sikamara'ai de 'o singounu, koniamotekuwa. 'Ena ge'enau 'ifoloi 'ibaraguna niamoteke, de 'iregu-regu mita niamoteke.

Karo: Andiko, cilaka kal kam o, guru-guru agama, janah kam pe o, kalak Parisi! O, kalak pekulah-kulah. Ipersembahkenndu man Dibata sepersepuluh i bas ulihndu nuan-nuan nari, seh maka jera, lenga ras serei pe ipersembahkenndu. Tapi si pentingna i bas Undang-undang la iperdiatekenndu, eme kap keadilen, keleng ate, ras kinibujuren. Si enda arus idalankenndu alu la ngelupaken si debanna.

Simalungun: Bursik ma nasiam sibotoh surat ampa Parisei, nasiam sipakulah-kulah! Igalar nasiam do parsapuluhan ni hosaya, humangei ampa huning, tapi tading do ibahen nasiam titah siharganan, ai ma hapintoron, idop ni uhur ampa habujuron. Sihorjahononkon do na sada on, tapi ulang tading na legan.

Toba: Marjea ma hamu sibotosurat dohot Parise, hamu pangansi! Ai diparsampulu hamu do angka suansuanan na metmet, alai tading do angka patik na ummaol dibahen hamu, songon hatigoran, parasinirohaon dohot haburjuon. Siulaon do na sada on, alai unang ma tading na sada an!

Dairi: Merjaya mo kènè guru-guru agama dekket Parisè! Kènè sipekulah-kulahken dirina! Rempah ratus pè umpamana; bulung lemmas, serrè dekket acem pè ipersipuluh kènè berrènken mi Tuhan i. Keppèken hatoren siperluna mi agama imo: adil, permasèh atè, sètia, oda iparduliken kènè. Nemmuken kennah iulaken kènè ngo i, ninganna mengulaken sidèbanna i.

Minangkabau: Cilakolah angku-angku guru agamo, sarato jo urang-urang Farisi! Angku-angku adolah urang nan suko ba icak-icak. Rampah-rampah, umpamonyo silasiah, adaih manih, sarato jo jintan, angku-angku kaluwakan saparsapuluahnyo untuak Tuhan. Padohal parkaro-parkaro nan paliang paralu, dalam sagalo paratuaran agamo, umpamonyo: Ka adielan, raso ibo, sarato jo ka satiyaan, indak angku-angku acuahkan doh. Padohal itulah nan samustinyo angku-angku karajokan, tapi jan malalaikan pulo parentah-parentah nan lainnyo.

Nias: Alai ami Sangila Amakhoita ba Farizai'o! Niha samini tõdõ ami! Mibe'e sambua ni'ofulu selasi, adasi sami ba jita khõ Lowalangi. Ba lõ ba dõdõmi zebua goroisa: Fa'atulõ, fa'ahakhõ dõdõ ba fa lõ farõi. Si lõ tola lõ'õ mibe'e ba dõdõmi ena'õ da'õ awõ danõ bõ'õ nasa.

Mentawai: Bulat mateimuian te, kam tai guru paamian samba tai Parise! Aipoí sipatataju lé kam néné! Pasare-sarei, kelé laigá, kiniu, sambat raro, nukakau kam persepuluhanmui ka Taikamanua. Tápoi bulat siabeunia, sipuoni bulat besíakenen tugalaiaké ka surukat geti, kelé pasikatnia: Masigalai simaerú ka saalei, punununtut baga, samba putotopit, bulat beri puletseimui nia. Oto bulat nenda peité mateú nugagalaiaké kam, tápoi buí nujajak'aké kam bagei.

Lampung: Celakado keti guru-guru agama rik ulun-ulun Farisi! Keti tukang icak-icak. Rempah-rempah injuk selasih, adas manis, rik jintan pun, keti keni sepersepuluhni jama Tuhan. Padahal hal-hal sai paling penting delom hukum-hukum agama, injuk misalni: Keadilan, belas kesian, rik kesetiaan, mak keti hirauko. Padahal senodo sai seharusni keti lakuko, tanpa ngelalaiko sai bareh-barehni juga.

Aceh: Mupaloe kheueh gata bandum hé gurée-gurée agama dan ureuëng-ureuëng Farisi! Gata bandum tukang meupura-pura. Reumpah-reumpah lagée seulaseh, adas maméh dan jintan, gata bri siper siploh ubak Tuhan. Padahai hai-hai nyang paleng peunteng dalam huköm-huköm agama, lagée miseue jih: keuadelan, gaséh sayang, dan rasa seutia, nyan bandum hana gata pakoe. Padahai nyan kheueh nyang seuharôh jih gata peubuet, deungon hana tapeu-ayeuem nyang laén-laén.

Mamasa: La sanggangkoa' anggammu to untarru' issinna sura'na Musa anna to Farisi, to ma'dua tambuk to ma'sampa siluang. Annu kara-kara barinni'moa' mupa'kadua-duai iamo umpopemala' bare sapulona rampa-rampa disanga selasih, adas magolla, anna jintan. Sapo mupasalaimia' penawa randan parallunna la dipalako illalan Pepa'guruanna Musa, susinna: ma'papada-pada, ma'kamase, anna matutu langngan Puang Allata'alla. Iamo te randan parallu mupogau'e, sapo tae' duka' la mukalembei senga'na.

Berik: Aamei guru-guru Hukumu Nabi Musamana ijeya towas-towastababuwenaram, ane angtane safna Farisimana, galap kapka unggwandusa is etamwemisi ibe! Aameiba angtane akar-akarem ijeya gwenaram! Aamei Hukumu Nabi Musa aa jes tulistababilim Hukumu jeiserem ima onsobili waakenfer. Ane safe Hukumu Nabi Musamana jam guyon, aamei bumbunu ijeya damtabilirim, bumbunu jeiserem ga ima syentabaabili, ane afwer Uwa Sanbagirf ga ima kitulbono. Jengga aamei hukumu igsususerem Uwa Sanbagiri aa jes bilim, hukumu jeiserem aamei ijama onsobiyen. Hukumu igsusu jeiserem ga aas: Angtane nafsiserem jebar ga waakenfer igma gwena. Angtane ga jam igma nesiktababili. Ane jeber-jeber waakenfer isa eyebili aamei ina ijesa bilirim jam eyebife. Igsusu jeiserem gasa onsobi, ane hukumu afweraiserem jes mese ga isa onsobili.

Manggarai: Copél da’at méu, oé ata pecing Taurat agu ata Parisi, oé méut pisik, ai alang nggurus ca weras, lia agu laja bajars le méu, maik ata céwé mésén oné peréntad Taurat toé pingas le méu, ného: agil, momang agu junggu. Hitu ca, paka pandéy agu so’o iwod néka lendé.

Sabu: Apa nga kerewe ke tu mu guru-guru aigama nga do Farisi! Mu hedhe mone pekebhalli-anni. Wwau mangngi-wwau mangngi mii rumeda'a, wobhagi nga wokuede jhole ri mu bhagi henguru tu Deo. Tapulara lai do rihi ketutu pa dhara uku aigama, mii lua mola-mira, lua ruba dhara nga lua mappe nga mejhanni, awi ri mu la kejhunga. Do ne pa petu ne, lai-lai do na harre ke ne do jhamma ta tao ri mu, jhe adho lema do ta hani ne lai-lai do hewala he.

Kupang: Heh, bosong guru agama deng orang Farisi dong! Dasar bosong tu, orang muka-balakang! Nanti bosong dapa calaka, tagal bosong talalu pintar itong ko kasi Tuhan satu bagian dari sapulu bagian. Bosong maen baꞌitong samua-samua, sampe bosong pung bumbu-bumbu dari kabón, bosong ju itong mati. Conto ke bosong itong alus-alus bosong pung salasi, adas manis, deng jintan. Padahal bosong su lupa buang Tuhan Allah pung atoran yang paling pantíng dong! Te bosong sonde idop lurus. Bosong sonde sayang orang kasian dong. Deng bosong sonde idop tarús-tarús iko Tuhan pung mau. Lebe bae, bosong bekin iko itu samua dolo, baru bosong pi itong bosong pung bumbu-bumbu, yang bosong mau kasi sang Tuhan.

Abun: Nin yeguru agama, bere nin ku sukye. Nin ye Farisi, bere nin ku sukye. Nin ki suk su nin syokwet sor re. Suk gato nin fros su sugit wa ben sugit ne wik sato selasih e, adas manis si jintan yo, nin tik but musyu dik, ete nin syo but dik yo nai Yefun. Nin ben sukwokgan sane da ndo, sarewo nin misyar sukduno gato sye wai mo Yefun Allah bi sukduno wa suma ne? Sukduno sato, men ben suk ri-roi su nje e, men dakai jimnotku nje e, men ben suk su nje tepsu pe gato men tom e ne, nin misyar nde, wo nin benbot sor. Nin misyar sukduno gato sye wai sane nde. Sane dom, sukduno wokgan ne, nin misyar dom nde, wo nin benbot sukduno mwa ne sino sor.

Meyah: Mar okum eteb emah keingg iwa ongga Guru-Guru agama jera iwa ongga ebic Farisi. Jeska iwa ineita mar jeni erek iwa yuftuftu rot gu rusnok enjgineg jinaga guri. Iwa iroru jeni mar ongga agama erebent anggot rot fogora iwa ikeba yeyin maat efed oknama gu Allah fob ojgomu. Erek koma tina iwa inoga ojga rot mar erek tenten nou rusnok enjgineg rerin mar oga guru. Noba iwa inocunc idou ongga okora rot mar okum ongga ah gu rusnok enjgineg tein guru. Iwa ineita mar rot idou ongga icosu efei ahta skoita rusnok enjgineg guri. Tina yeyin agama erebent bera anggot rot mar insa koma tein ojgomu. Ongga tenten bera iwa ita mar insa koma nomnaga ongga agama erebent anggot rot ojgomu, tina guri.

Uma: "Silaka-koi, guru agama pai' to Parisi! Lompe' hi mali-na-wadi-koi! Ntahawe' hinu'a to kedi', hewa tarangkada', ngkoromonyi' pai' wunga bonea, nipopepue' hampobagiahampulu' hi Alata'ala. Hiaa' parenta hi rala Atura Pue' to bohe mpu'u, hewa po'ingku to monoa', ma'ahi' hi doo, pai' mpo'ihii' janci, uma nisaile'. Kakoo–kono-na, ke parenta to bohe toe-hanale to kana nituku'-e, pai' neo' wo'o nilipo' mpotuku' parenta to kedi'.

Yawa: Vatano Parisi muno kuruno wasakari mbaro Ananyao Musa raije weap, kakaije nde wasai! Weapamo wapa angkarije ntapekan, weye watavondi Amisye apa ananyaowe rai tenambe ramu. Tugae, wapa anare wadayanyum maisyare bawane, kaumamawane, muno marinsane mamo wapo raporadive abusyin umba wapo vasye intabo raunanto anakero Amisye rai. Yara ananyao manakoe mbe mobe, maisyare ayao mamaisye rapatimu muno muinyo vatano kaijinta mai muno beto urairije rai, omamo wabeta rai ramu. Weramu urare wemirati wabeta rai! Weti kove mamo watavondi ananyao mbe mobe rai mavabe, muno ananyao mamaune mamo vemo wasanimari rai tavon nora.


NETBible: “Woe to you, experts in the law and you Pharisees, hypocrites! You give a tenth of mint, dill, and cumin, yet you neglect what is more important in the law – justice, mercy, and faithfulness! You should have done these things without neglecting the others.

NASB: "Woe to you, scribes and Pharisees, hypocrites! For you tithe mint and dill and cummin, and have neglected the weightier provisions of the law: justice and mercy and faithfulness; but these are the things you should have done without neglecting the others.

HCSB: "Woe to you, scribes and Pharisees, hypocrites! You pay a tenth of mint, dill, and cumin, yet you have neglected the more important matters of the law--justice, mercy, and faith. These things should have been done without neglecting the others.

LEB: Woe to you, scribes and Pharisees—hypocrites!—because you pay a tenth of mint and dill and cumin, and neglect the more important [matters] of the law—justice and mercy and faithfulness! But it was necessary to do these [things] _while not neglecting those_.

NIV: "Woe to you, teachers of the law and Pharisees, you hypocrites! You give a tenth of your spices—mint, dill and cummin. But you have neglected the more important matters of the law—justice, mercy and faithfulness. You should have practised the latter, without neglecting the former.

ESV: "Woe to you, scribes and Pharisees, hypocrites! For you tithe mint and dill and cumin, and have neglected the weightier matters of the law: justice and mercy and faithfulness. These you ought to have done, without neglecting the others.

NRSV: "Woe to you, scribes and Pharisees, hypocrites! For you tithe mint, dill, and cummin, and have neglected the weightier matters of the law: justice and mercy and faith. It is these you ought to have practiced without neglecting the others.

REB: “Alas for you, scribes and Pharisees, hypocrites! You pay tithes of mint and dill and cummin; but you have overlooked the weightier demands of the law -- justice, mercy, and good faith. It is these you should have practised, without neglecting the others.

NKJV: "Woe to you, scribes and Pharisees, hypocrites! For you pay tithe of mint and anise and cummin, and have neglected the weightier matters of the law: justice and mercy and faith. These you ought to have done, without leaving the others undone.

KJV: Woe unto you, scribes and Pharisees, hypocrites! for ye pay tithe of mint and anise and cummin, and have omitted the weightier [matters] of the law, judgment, mercy, and faith: these ought ye to have done, and not to leave the other undone.

AMP: Woe to you, scribes and Pharisees, pretenders (hypocrites)! For you give a tenth of your mint and dill and cummin, and have neglected {and} omitted the weightier (more important) matters of the Law--right {and} justice and mercy and fidelity. These you ought [particularly] to have done, without neglecting the others.

NLT: "How terrible it will be for you teachers of religious law and you Pharisees. Hypocrites! For you are careful to tithe even the tiniest part of your income, but you ignore the important things of the law––justice, mercy, and faith. You should tithe, yes, but you should not leave undone the more important things.

GNB: “How terrible for you, teachers of the Law and Pharisees! You hypocrites! You give to God one tenth even of the seasoning herbs, such as mint, dill, and cumin, but you neglect to obey the really important teachings of the Law, such as justice and mercy and honesty. These you should practice, without neglecting the others.

ERV: “It will be bad for you teachers of the law and you Pharisees! You are hypocrites! You give God a tenth of the food you get, even your mint, dill, and cumin. But you don’t obey the really important teachings of the law—being fair, showing mercy, and being faithful. These are the things you should do. And you should also continue to do those other things.

EVD: “It will be bad for you teachers of the law and Pharisees. You are hypocrites. You give God one tenth of everything you own—even your mint, dill, and cummin. But you don’t obey the really important teachings of the law—being fair, showing mercy, and being faithful. These are the things you should do. And you should also continue to do those other things.

BBE: A curse is on you, scribes and Pharisees, false ones! for you make men give a tenth of all sorts of sweet-smelling plants, but you give no thought to the more important things of the law, righteousness, and mercy, and faith; but it is right for you to do these, and not to let the others be undone.

MSG: "You're hopeless, you religion scholars and Pharisees! Frauds! You keep meticulous account books, tithing on every nickel and dime you get, but on the meat of God's Law, things like fairness and compassion and commitment--the absolute basics!--you carelessly take it or leave it. Careful bookkeeping is commendable, but the basics are required.

Phillips NT: "Alas for you, scribes and Pharisees, you utter frauds! For you pay your tithe on mint and dill and cummin, and neglect the things which carry far more weight in the Lawjustice, mercy and good faith. These are the things you should have observedwithout neglecting the others.

DEIBLER: You men who teach the Jewish laws and you Pharisees, your punishment will be terrible! You are hypocrites because, even though you give to God a tenth of the herbs you produce, such as mint, dill, and cummin, you do not obey God’s laws that are more important. For example, you do not act justly toward others, you do not act mercifully toward people, and you are not trustworthy. It is good to give a tenth of your herbs to God, but you should also obey these other more important laws.

GULLAH: “E gwine be a haad time fa oona, oona Law teacha an Pharisee! Oona hypicrit! Oona gii God a tent ob all de crop an ting oona git, eben de leetle mint an dill an cummin an oda herb wa oona grow een ya gyaaden. Stillyet, oona ain got no mind fa do de mo bigga ting dem wa God Law say oona mus do. Oona ain da do right ta people an hab mussy pon um. Oona ain scraight wid God. Fa true, all dem ting yah ya spose fa do, bot ya mus dohn lef off dem oda ting.

CEV: You Pharisees and teachers are show-offs, and you're in for trouble! You give God a tenth of the spices from your garden, such as mint, dill, and cumin. Yet you neglect the more important matters of the Law, such as justice, mercy, and faithfulness. These are the important things you should have done, though you should not have left the others undone either.

CEVUK: You Pharisees and teachers are show-offs, and you're in for trouble! You give God a tenth of the spices from your garden, such as mint, dill, and cumin. Yet you neglect the more important matters of the Law, such as justice, mercy, and faithfulness. These are the important things you should have done, though you should not have left the others undone either.

GWV: "How horrible it will be for you, scribes and Pharisees! You hypocrites! You give God one–tenth of your mint, dill, and cumin. But you have neglected justice, mercy, and faithfulness. These are the most important things in Moses’ Teachings. You should have done these things without neglecting the others.


NET [draft] ITL: “Woe <3759> to you <5213>, experts in the law <1122> and <2532> you Pharisees <5330>, hypocrites <5273>! You give a tenth <586> of mint <2238>, dill <432>, and cumin <2951>, yet you neglect <863> what is more important <926> in the <3588> law <3551>– justice <2920>, mercy <1656>, and <2532> faithfulness <4102>! You should <1163> have done <4160> these things <5023> without <3361> neglecting <863> the others.


  Share Facebook  |  Share Twitter

 <<  Matius 23 : 23 >> 

Bahan Renungan: SH - RH - ROC
Download
Alkitab ANDROID
Kamus Alkitab
Kamus Bahasa
Kidung Jemaat
Nyanyikanlah Kidung Baru
Pelengkap Kidung Jemaat
Alkitab.mobi
Copyright
Alkitab.SABDA.org
Android.SABDA.org
SABDA.APP
BaDeNo
Bantuan
Dual Panel Dual Panel