Alkitab Mobile SABDA
[VER] : [TB]     [PL]  [PB] 
 <<  Wahyu 4 : 8 >> 

TB: Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."


AYT: Keempat makhluk itu masing-masing mempunyai enam sayap yang penuh dengan mata, baik sisi luar maupun dalamnya; siang dan malam, keempat makhluk itu tidak pernah berhenti berkata, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang.”

TL: Maka keempat zat yang hidup itu masing-masing ada bersayap enam, penuh dengan mata sekeliling di luar dan di dalam; maka keempatnya dengan tiada berhenti siang malam menyebut, "Kudus, kudus, kudus Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, Yang sudah sedia ada, dan Yang ada, dan Yang akan datang kelak."

MILT: Dan keempat makhluk hidup masing-masing pada dirinya sendiri memiliki enam sayap di sekelilingnya, dan di dalamnya penuh dengan mata, dan siang dan malam mereka tidak beristirahat untuk mengatakan, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan (YAHWEH - 2962), Allah (Elohim - 2316) Penguasa Semesta, Yang Sudah Ada, dan Yang Ada dan Yang Akan Datang."

Shellabear 2010: Keempat makhluk itu masing-masing memiliki enam sayap, sedangkan di sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata. Siang malam mereka tidak berhenti berseru, "Suci, suci, suci, Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, yang sudah ada pada zaman dulu, yang ada sekarang, dan yang masih ada pada masa depan."

KS (Revisi Shellabear 2011): Keempat makhluk itu masing-masing memiliki enam sayap, sedangkan di sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata. Siang malam mereka tidak berhenti berseru, "Suci, suci, suci, Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, yang sudah ada pada zaman dulu, yang ada sekarang, dan yang masih ada pada masa depan."

Shellabear 2000: Keempat makhluk itu masing-masing memiliki enam sayap, sedangkan di sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata. Siang malam mereka tidak berhenti berseru, “Suci, suci, suci, Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, yang sudah ada pada zaman dulu, yang ada sekarang, dan yang masih ada pada masa depan.”

KSZI: Setiap makhluk itu bersayap enam. Di bawah sayapnya pun penuh dengan mata. Siang malam mereka tidak henti-henti menyanyi: &lsquo;Suci, suci, sucilah Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang ada dahulu, yang ada sekarang dan yang akan datang.&rsquo;

KSKK: Masing-masing dari keempat makhluk itu mempunyai enam sayap penuh dengan mata, sekeliling maupun di dalam; siang malam mereka berseru tiada hentinya, Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah yang maha kuasa, yang sudah ada, yang ada dan yang akan datang.

WBTC Draft: Keempat makhluk hidup itu masing-masing mempunyai enam sayap dan mereka penuh dengan mata, di sekelilingnya dan bagian dalamnya. Siang dan malam mereka berkata dengan tiada henti-hentinya, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, Yang sudah Ada, Yang Ada, dan Yang akan Datang."

VMD: Keempat makhluk hidup itu masing-masing mempunyai enam sayap yang penuh dengan mata, di sekelilingnya dan bagian dalamnya. Siang dan malam mereka berkata dengan tiada henti-hentinya, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, Yang sudah Ada, Yang Ada, dan Yang akan Datang.”

AMD: Masing-masing makhluk itu punya enam sayap yang dipenuhi dengan mata, baik di sisi luar maupun dalamnya. Siang dan malam keempat makhluk itu tidak pernah berhenti berseru, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Yang Mahakuasa. Ia adalah Yang sudah ada, Yang sekarang ada, dan Yang akan datang ada.”

TSI: Keempat makhluk hidup itu masing-masing mempunyai enam sayap, dan seluruh tubuh mereka dipenuhi banyak mata, bahkan di bagian dalam sayapnya. Siang malam mereka bernyanyi tanpa henti, “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah Yang Mahakuasa! Dia Allah yang hidup, yang sudah ada sebelum penciptaan sampai sekarang, dan yang akan terus ada selama-lamanya.”

BIS: Keempat makhluk itu, masing-masing mempunyai enam sayap, dan sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata. Siang malam makhluk-makhluk itu tidak berhenti-hentinya menyanyi, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Mahakuasa; yang ada, yang sudah ada, dan yang ada seterusnya."

TMV: Setiap makhluk itu mempunyai enam buah sayap. Keempat-empat makhluk itu diliputi mata, bahkan bahagian bawah sayap. Siang malam makhluk-makhluk itu tidak henti-hentinya menyanyi, "Suci, suci, sucilah Tuhan, Allah Maha Kuasa, yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang."

BSD: Keempat makhluk itu, masing-masing mempunyai enam sayap yang penuh dengan mata, baik di luar maupun di dalam. Siang malam tidak henti-hentinya mereka menyanyi “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Yang Mahakuasa. Ia berkuasa sejak dahulu, berkuasa sekarang dan berkuasa untuk seterusnya.”

FAYH: Makhluk-makhluk Hidup itu masing-masing mempunyai enam buah sayap, dan bagian tengah sayap-sayap itu penuh dengan mata. Siang malam tiada hentinya mereka berkata, "Suci, suci, suci, Tuhan Allah Mahakuasa -- Dia yang ada sekarang, dahulu maupun yang akan datang."

ENDE: Dan keempat binatang itu masing-masing mempunjai sajap enam buah; diluar dan didalam penuh bertaburan mata. Dan mereka itu tanpa berhenti-hentinja menjerukan siang-malam: "Kudus, kudus, kudus, Tuhan, Allah, Jang Mahakuasa Jang ada, jang sudah ada dan jang akan datang".

Shellabear 1912: Maka segala hidup-hidupan yang empat itu masing-masing ada enam sayapnya. Maka kelilingnya dan di dalamnya pun penuhlah dengan mata juga; maka keempatnya tiada berhenti siang malam mengatakan, "Kudus, kudus, kudus, Allah, Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah ada, dan yang ada, dan yang akan datang."

Klinkert 1879: Maka pada tiap-tiap kaempat binatang itoe adalah enam sajapnja, maka koelilingnja dan didalamnja penoeh dengan mata; maka pada siang dan malam tidak djoega berhenti ija daripada mengatakan: Koedoes, koedoes, koedoeslah Toehan Allah jang maha koewasa, jang ada dehoeloe dan jang ada sakarang dan jang akan datang.

Klinkert 1863: Maka itoe ampat binatang masing-masing ada anam sajap, jang penoh mata dalemnja; maka trada brentinja siang malam katanja: {Yes 6:3} Soetji, Soetji, Soetji Toehan Allah jang maha koeasa, {Wah 1:4,8; 11:17; 16:5} jang ada, jang doeloe ada, dan jang nanti dateng:

Melayu Baba: Dan itu ampat-ampat hidop-hidopan masing-masing ada anam sayap-nya, dan kliling-nya dan di dalam-nya pnoh dngan mata: dan siang-malam dia-orang t'ada brenti kata, "Kudus, kudus, kudus, Allah, Tuhan yang maha kuasa, yang sudah ada, dan yang ada, dan yang nanti datang."

Ambon Draft: Dan pada sasawatu deri pada ka; ada; an machluk itu, adalah anam sajap, jang sa-belah di dalam adalah punoh dengan mata-mata kuliling-kuliling, dan sijang malam marika itu tijada berhenti, katanja: Kudus, kudus, ku-dus ada Allah, maha besar Tuhan jang sudah ada, jang ada, dan jang nanti datang!

Keasberry 1853: Maka ampat ampat binatang itu adalah masing masing dungan anam sayap kapadanya; dan punuh mata dalamnya: maka tiadalah iya brenti pada siang dan malam, deripada burkata, Kudus, kudus, kudus, Tuhan Allah yang maha Kuasa, yang ada, dan yang tulah ada, dan yang akan datang.

Keasberry 1866: Maka ampat ampat binatang itu adalah masing masing dŭngan anam sayap kapadanya; dan pŭnoh mata dalamnya: maka tiadalah iya bŭrhŭnti pada siang dan malam deripada bŭrkata, Kudus, kudus, kudus, Tuhan Allah yang maha kwasa, yang ada, dan yang tŭlah ada, dan yang akan datang.

Leydekker Draft: Dan ka`ampat hhajwan 'itu, masing 2 bagi sendirinja, 'adalah padanja 'anam sajap kuliling 2, dan deri dalam segala 'itu 'adalah punoh mata 2: dan barang perhentijan tijadalah padanja sijang dan malam, sombahnja: khudus, khudus, khudus 'ada maha besar Tuhan 'Allah, jang maha kawasa 'atas samista sakalijen, jang sudah 'ada, dan jang 'ada, dan jang nanti datang.

AVB: Setiap makhluk itu bersayap enam. Di bawah sayapnya pun penuh dengan mata. Siang malam mereka tidak henti-henti menyanyi: “Suci, suci, sucilah Tuhan Allah Yang Maha Kuasa, yang ada dahulu, yang ada sekarang dan yang akan datang.”

Iban: Lalu genap iku utai ti idup nya bisi enam iti sayap, lalu genap iku sida penuh laban mata di dalam enggau di luar, lalu sida belagu siang malam, ku sida: "Kudus, kudus, kudus meh Tuhan Allah Taala ti Pemadu Bekuasa, ti udah bisi, ti bisi diatu enggau ti deka datai."


TB ITL: Dan <2532> keempat <5064> makhluk <2226> itu masing-masing bersayap <2192> <4420> enam <1803>, sekelilingnya <2943> dan <2532> di sebelah dalamnya <2081> penuh <1073> dengan mata <3788>, dan <2532> dengan <372> <0> tidak <3756> berhenti-hentinya <0> <372> <2192> mereka berseru <3004> siang <2250> dan <2532> malam <3571>: "Kudus <40>, kudus <40>, kuduslah <40> Tuhan <2962> Allah <2316>, Yang Mahakuasa <3841>, yang sudah ada <1510> dan <2532> yang ada <1510> dan <2532> yang akan datang <2064>." [<1520> <2596> <1520> <846> <303>]


Jawa: Makluk papat mau siji-sijine ana suwiwine ngenem, ing saubenge lan ing jerone padha kebak mripat, lan rina-wengi tanpa leren anggone ngucap mangkene: “Suci, suci, suci Pangeran Allah, ingkang Mahakuwasa, ingkang rumiyin wonten, ing samangke wonten, saha ingkang badhe rawuh.”

Jawa 2006: Makluk papat mau siji-sijiné ana swiwiné enem, ing sisih njaba lan njeroné padha kebak mripat, lan rina-wengi tanpa lèrèn anggoné ngucap mangkéné, "Suci, suci, suci, Gusti Allah ingkang Mahakwaos, ingkang rumiyin wonten, ingkang samangké wonten, saha ingkang badhé rawuh."

Jawa 1994: Makluk papat mau siji-sijiné duwé swiwi nenem, lan badané sekojur njaba njero kebak mripat. Makluk-makluk mau rina wengi tanpa lèrèn memuji: "Suci, suci, suci Pangéran Allah Kang Mahakwasa, sing biyèn ana, saiki ana, lan mbésuk iya ana."

Jawa-Suriname: Kauripan papat mau siji-sijiné nduwé swiwi nenem lan awaké sak kujur njaba-njero kebek mata. Kauripan papat mau awan-wengi pada memuji tanpa lèrèn, ngomong: “Sutyi, sutyi, sutyi, Gusti, Gusti Allah sing kwasa déwé, sing mbiyèn ènèng, saiki ènèng lan sing mbésuk bakal teka.”

Sunda: Opatanana baroga jangjang genep-genep anu luar jerona katutup ku mata. Beurang peuting eta opat mahluk hirup teh teu eureun-eureun mumuji: "Suci-suci, suci Gusti Allah Nu Maha Kawasa, nu aya, nu geus aya, nu aya saterusna."

Sunda Formal: Opat-opatna, baroga genep jangjang tur luar jerona pinuh ku mata; opat-opatna, beurang peuting, teu eureun-eureun pupujian, pokna: “Suci, suci, suci Pangeran Allah Nu Murba Wisesa, Nu jumeneng ti bihari tug ka kiwari, jumeneng salalanggengna.”

Madura: Mahlok se pa’-empa’ ganeka gadhuwan kalembang nem-ennem ebang, se bagiyan lowarra sarta bagiyan dhalemma possa’ sareng mata. Seyang malem lok-mahlok ganeka ta’ ambu anyanye, "Socce, socce, socce Pangeran, Allah Se Mahakobasa; se badha, se la badha sabellunna, ban se badha’a saterrossa."

Bauzi: (4:6)

Bali: Satone makapatpat punika suang-suang pada maderbe kampid nemnem, tur bek madaging mata, ring tengah miwah ring sisinipun makaileh. Rahina wengi ipun masuara tan papegatan sapuniki: “Suci, suci, suci, Ida Sang Hyang Widi Wasa, Sane Maha Kuasa, sane riin sampun wenten, tur sane wenten mangkin miwah sane taler wenten ring wekasan.”

Ngaju: Kaepa-epat taloh belom te, genep bitie aton jahawen palapase, tuntang hakalilinge tuntang hila huange kontep awi mate. Handau hamalem kare taloh belom te dia hakalayan manyanyi, "Barasih, barasih, barasih Tuhan, Hatalla Je Jaton Tikas Kuasae; je aton, je jari aton, tuntang je harajur aton."

Sasak: Keempat mahluk nike, sopoq-sopoq bedowẽ enem kelẽtẽk, sekeliningne dait lẽq bagian dalemne penoq siq mate. Peteng menah mahluk-mahluk nike ndẽq engkah-engkah bekuih, "Suci, suci, suci, Allah, Tuhan Saq Mahekuase; saq araq, saq sampun araq, dait saq araq selaẽqne."

Bugis: Iya eppa mahlu’éro, tungke’-tungke’ mappunnaiwi enneng panni, sibawa ri mattulilinna enrengngé ri lalenna pennoi sibawa mata. Esso wenni iyaro mahlu’-mahlu’é dé’ nappésau makkélong, "Mapaccing, mapaccing, mapaccingngi Puwangngé, Allataala Pommakuwasaé; iya engkaé, iya engkaénna, sibawa iya engkaé matteru."

Makasar: Anjo appaka anu attallasa’, massing nia’ annang ka’nyi’na; siagang rassi ngasengi mata ri tammulilina kalenna siagang ilalanganna kalenna. Allo bangngi anjo anu attallasaka tena nale’ba’ ammari akkelonga tojeng, angkana, "Matangkasa’, matangkasa’, matangkasaki Batara, Allata’ala Kaminang Koasaya; Ia niaka ri pakaramulanna, ri kamma-kammaya anne, sa’genna satunggu-tungguna."

Toraja: Iatu a’pa’ a’gan kepenaa pada kepani’ siannan, natikui mata male salian sia lanna lu; tang tore sola a’pa’i allo bongi ma’kada: Maindan, maindan, maindan Puang Kapenomban, tu Umpoissan angge maritik, tu inang Den tempon dio mai, sia Den sia la saemo.

Duri: Ia joo a'pa' olok-olok kepani' ngasan siannan. Ia to kalena sola pani'na ponno mata, makkelong tarruh nakua, "Mala'bih, mala'bih, mala'bih Puang Allataala to makuasa, to den tee too, denmo tonna jolona, na den tarruh too."

Gorontalo: Timi'idu mahaluku boyito o polipia moheluwolomo wawu ilanggango mahaluku boyito ngangawa'a to delomiyo wawu to diluwari polu-polu lo mato. Huyi wawu dulahu mahaluku boyito dila ohinggadiyo hepoloiyawa odiye, ”Suci, suci Allahuta'ala Eya ta suci wawu ta kawasa da'a ta woluwo mololayita lonto u mulo-mulolo lomayi, masatiya wawu to wakutu hedunggawa mayi.”

Gorontalo 2006: Opato mahaluku boito, tinggai opolipio̒ wolomo, wau topalitio wau to ambahu delomio polupolu wolo mato. Hui wau dulahu mamaaha-lukuwaalo boito diila mopo huhe-huheli hemo polahu mola, "Mantali, mantali, mantalilo Eeya, Allahu Taa̒ala Laba-labaalo kawasa; tawoluo, tamawoluo, wau tawoluo malolaalaaita."

Balantak: Ka' papaat siinsiing iya'a, sanda'-sanda' laian nonoom. Na laina iya'a, paraas tiku-tikumna ka' na paraas lalomna, burut tia mata. Ilio malom siinsiing iya'a sianta otasna a mangananikon, “Molinas, molinas, molinas a Tumpu, Alaata'ala men kuasaan tuu'; men noko isianmo mbaripianpo ka' men isian koini'i ka' men bo taka.”

Bambam: Indo appa' to ma'penaba sanda si annam pani'na anna naponnoi mata lako kalena. Deem toi duka' mata dio tandai tamanna pani'na. Allo bengi indo to appa' tä' deem naondai menani naua: “Maseho, maseho, maseho Puang Allataala Debata To Handam Kuasa, to inna deemmi pempom dio mai, anna to tubo sule lako temo, anna to la da'da' liu sule lako salako-lakona!”

Kaili Da'a: Anu to natuwuna etu simbau aono kapina, pade ri njumaongu koro ira naria mata, nau ri wayo nu kapina. Eo wengi ira da'a nenonto nanguli, "Nagasa, nagasa, nagasa, Pue Alatala to Neliu Nggakuasa. I'a nariamo nggari lamba pamulana, pade we'i-we'i I'a naria. Pade I'a kana maria sampe ri kasae-saena."

Mongondow: Mahaḷuk opat tatua komintan onom ing kolikipnya, kon libunya bo kon dotaí im bonunya nopuling im mata. Doḷom singgai mahaḷuk mita tatua diaí mogoga-gogai momanyanyi nana'a: "Kudus, kudus, mokudusdon ki Tuhan, Allah Inta Totok Mokawasa; inta oyuíon, inta koyongandon oyuíon, bo inta umuranbií oyuíon."

Aralle: Uhpa' inde hupanna ang menanaha pantang unnung pani'na anna napunnoi mata moi ang nasamboi pani'na. Allo bengi dai aha natohhoi ma'penani-nani naoatee, "Masero, Masero, Masero Puang Alataala, To Ma'kuasa, Ang aha, anna ang inang ahang anna ang la sule."

Napu: Pinatuwo au iba iti mokapi ini mbuana, hai humalele watanda momata. Mogalori i woi kapinda, momata wori. Barahe mengkangkaroo mohowara petoyanda. Maroa mabaa ba kaindi, rauli liliu: "Malelaha! Malelaha! Malelaha! Pue Ala iami au mahile kuasaNa hangko i ope-opena, Ia au ara nguru-nguruna, au ara ide-ide, hai au ara duuna kamahae-haea!"

Sangir: Kaěpạ u riadikang ene nahiạu panide pẹ̌tahạ ěnnung, mase napěpidẹ̌ dingangu su sěhaweng dal᷊unge napenẹ u mata. Ěllo hěbi manga riadikang ene hanesẹ̌ měkẹ̌kantarị tawẹ ědone, "Susi, susi, apakasusiko Mawu, Ruata Makawasa; kụ ene, ringangu seng ene, dingangu ene sěntiniạ."

Taa: Pasi anu to tuwu opo etu re’e ono paninya samba’a, pasi la’ara mpaninya etu juku seja matanya. Wali wuri eo wuri eo sira tare pandoonya mamponyanyika, manganto’o, “Mapasing, mapasing, mapasing i Pue Allah anu Makuasa, to re’emo tempo owi, pasi tempo si’i, pasi tempo to darata!”

Rote: Mahahae kahak sila la esa soona, li'dan ne, boema nai boboakaisun ma nai dalek henuk no matak. Lele'do-le'odaen mahahaek sila la ta hahae lakamee lae, "Malalaok, malalaok, Manetualain malalaok, Manetualain Mana Koasa; fo nai ia, nai ia so, ma nai ia losa doo na."

Galela: O dodadi iooho magena moi-moi de to ona manga golupupu ngai butanga, de manga golupupu magena qangodu de ma lakoka. O putu de o wange ona magena inyanyi imatogu-toguwa itemo, "Jou Gikimoi, o orasi manena naga de o orasi iqoqomaka kanaga noohosi, done lo nahino kali. Jou nokokuasa, Ngona ka nitebi bato. Ani dorou moi lo asa ihiwa Ngonaka."

Yali, Angguruk: Welatusa angge uhan itano enebe wal taneg eneherabul falfaliken heheg wilibig latusa. Enebene undama filet selma filet inilanggen eneg ololop toho wilibig latisi. Yuwag toho welam fug angge ilingge hundig hup hundig enele uruk lit, "Ninikni we At eneg welatfahon werehon waruhuwon Ninikni fano, Allah fano, At palimu werehon fano," uruk latusa.

Tabaru: 'O barangi 'iwango-wango ngai soata ge'ena ma gatuuku 'o ngai yabu-butangaka, de ma gatuukoka ya'omanguku ka ma ako. 'O barangi 'iwango-wango ge'ena 'o wange de 'o obiri koimaogo-ogoruwa 'inyanyi konee, "'O sowono koi'iwa ngonaka; ngona notebini Jou; 'o dorou ka ma eta ma koi'iwa ngonaka; ma Jo'oungu ma Dutu 'ani kuasa ma batingi koi'iwa, gee ma 'orasi ne'ena naga ngona naga, ma sirasi naga de dua noboa."

Karo: Teptep mahluk lit enem kabengna janah kerina kabeng e dem mata arah bas ras arah darat. Mahluk e la erngadi-ngadi rende suari ras berngi nina, "Badia, badia, badia me Tuhan, Dibata si Mada Kuasa, nai nari, genduari seh rasa lalap."

Simalungun: Ganup pargoluh na ompat ai marhabong do onom bei; marmata na buei inggot ampa ibagas. Seng marsaran sidea arian borngin mangkatahon, “Na pansing, na pansing, na pansing do Tuhan Naibata, Sigomgom haganupan, na dob dong hinan, na dong nuan pakon na laho roh.”

Toba: Adong di ganup parngolu na opat i onom habonghabongna be, na marmata do nasida humaliang dohot di bagasan; ndang maradian nasida arian dohot borngin, mandok: Na badia, na badia, na badia do Tuhan Debata, Sigomgom saluhutna, naung adong hian, Siparngolu i, na naeng ro!

Dairi: Siempat pernggelluh idi merkabeng ngo gennep terennem; dom ngo mata i sikulilingna dekket i bagasenna pè. Oda mengadi-ngadi kalak i mahar ari berngin mengendèken bagèen, "Simbadia, simbadia, simbadia ngo Tuhan Dèbata simenggem-nggemmi saguanna silot, sienggo lot kin janah sienggo lot bagèndari, dekket sinaing roh i."

Minangkabau: Ka ampek mukaluak tu, satiyok-tiyok inyo, mampunyoi anam sayok, di sakuliliangnyo, sarato jo di sabalah dalamnyo panuah jo mato. Siang malam, mukaluak-mukaluak tu indak baranti-rantinyo malagu, "Suci, suci, sucilah Tuhan, Allah Mahakuwaso; nan ado, nan lah ado, nan ado sataruihnyo."

Nias: Dozi saliw̃aliw̃a ba danõ si õfa nga'eu andrõ, ba a'oi so õnõ gafi, ba zi fasui tanõ bakha oi afõnu hõrõ. Bongi ma'õkhõ lõ labatobato wanunõ saliw̃aliw̃a ba danõ andrõ, "Ni'amoni'õ, ni'amoni'õ, ni'amoni'õ Zo'aya, Lowalangi Sabõlõ; si so, ba si no so, ba si so dania."

Mentawai: Kaepatnia makluk nenda, sarat paeenem igit kappóra, samba pat bokkó, elé beri leú ka baga, sut sarat mata. Tá muaari rapuurai samakluk néné, sinágó samba sinoibó, rauraiaké, "Sipunenan, sipunenan, sipunenan lé si Tuhan, Taikamanua Sipulugege; tonemnangan aian nia, samba siturerere kababara samba leú et simariu-riu kababara."

Lampung: Keepak makhluk udi, masing-masing ngedok enam kepi, rik sekelilingni rik di kebelah delomni latap jama mata. Di rani di bingi makhluk-makhluk udi mak taru-taru benyanyi, "Kudus, kudus, kudusdo Tuhan, Allah Mahakuasa; sai wat, sai radu wat, rik sai wat seterusni."

Aceh: Ban peuet boh makhlok nyan, maséng-maséng na nam boh sayeueb, dan bansilingka nyan meunan cit nibak bagian u dalam nyan peunoh ngon mata. Uroe malam makhlok-makhlok nyan hana jipiôh jimeuzikée, "Kudus, kudus, kudus kheueh Tuhan, Allah Mahakuasa; nyang na, nyang ka na, dan nyang na siumu masa."

Mamasa: Sanda siannan pani'na nakarepu mata salianna anna tanda tamanna. Allo bongi tae' dengan kattu menani nakua: “Masero, masero, masero Puang Allata'alla to randan ma'kuasa, to dio reen, to innang dio reen mengkalao dio mai, anna to la dio reen sae lako-lakona.”

Berik: Malaikata nawer-naura igsusu jeiserem, jei jeber-jeber farta ga enam, ane seyafter buguf nwenabarfena, farat gwonap mese. Gwerem ane gwinem, malaikata igsusu jeiserem jei jam ge tikwebiyen simala jam ne twolabe enggame: "Tuhan Uwa Sanbagiri Jeiba tabalbalsusu, tabalbalsusu, tabalbalsusu, Jemna baabeta unggwandwasusum; Uwa Sanbagiri Jeiba gwananmanaiserem, ane namwermanaiserem, ane jamer abak-abaksusmanaiserem."

Manggarai: Néténg kaka situ manga gici enem lebéd, boné agu be pe’ang lebé situ lanar mata. Toé kéta beténgs déré naring wié-lesod: “Nggeluk, nggeluk, nggeluk ga Mori Keraéng, Mori ata Pu’un Kuasa, ata poli mangan, ata mangan agu hitut kudut maiy.”

Sabu: Hari appa ngi'u ne bhada do na harre, hengi'u-hengi'u do nga rualla anna bhakka, jhe pekehero nga pa hebhakka jhara dhara he do kerape ri namada. Anni lodho nga anni maddha ne bhada-bhada do na harre pee loro nga jhuka lilodho do dho bhule nga pengaha, "Mmau-megala, mmau-megala, mmau-megala we Muri, Deo do Mone Rihi Wiki Higa do era ke, do loro ke peera, nga do era loro."

Kupang: Itu 4 binatang dong, satu-satu ada pung anam sayap. Di itu sayap dong pung bagian luar deng bagian dalam, ju ponu deng mata. Siang-malam dong manyanyi sonde putus-putus bilang, “Botong puji-puji sang Tuhan Allah! Botong angka tinggi-tinggi Tuhan pung nama! Tuhan tu, yang talalu barisi! Tuhan tu, yang pung kuasa paling hebat. Tuhan yang ada dari dolu. Tuhan yang ada sakarang. Deng Tuhan yang ada tarús sampe salamanya!”

Abun: Suge at ne sino í mumat mó. Suge at ne sino gro gan bot kaim ne sino, gro gan deyo mo i de nden si gro gan deyo o mo i de mit dom. Noru nombrak suge at ne yo not nde, án badek petok sare do, "Yefun ga kok wai ne, Yefun ga ndo wai ne, Nan gum kok wai 'dit men, Nan anato men bi Yekwesu ga nggi wai. Yefun ga ketke ne mó e, Yefun ga su ré mó e, Bere kam sari Nan mó o, Bere Nan mó o tó e."

Meyah: Noba orofosut mar ongga efena ebah insa koma egens egens bera efen efembra ofou cinja erfens. Noba rua tein rerin riteij ofoukou ongga ah rejrej rifaga nomnaga. Riteij insa koma ah jah rines efesi obohoh tein. Noba rua ragerir orofosut motu jera mona ojgomuja oida, "Tuhan Allah bera efen owesa efek eteb ekirsa jeska nomnaga. Ofa bera ongga ebsi komowa ojgomu. Noba Ofa bera ongga enofoguma gij mona ongga sismeni fob. Noba Ofa bera ongga eneker ojgomuja ebeibeyaif tein, noba Ofa bera ongga emen tein si."

Uma: Anu tuwu' to opo' toera mopanii' hore–hore ono meha', pai' hobo' woto-ra ria mata. Nangka' hi une' pani'-ra, ria mata. Uma ria kaputua-na anu tuwu' toera mpohowa' pe'une'-ra. Hi eo-na pai' hi bengi-na ra'uli' ncuu: "Moroli'! Moroli'! Moroli'! Pue' Alata'ala to meliu kuasa-na ngkai hawe'ea! Ria-imi ngkai lomo'-na, Ria-i wae lau, Pai' ria-i duu' kahae–hae-na!"

Yawa: Ana mambisye umawe nawamo nanentabo awa pepake nande mansai. Inta apa pepake nanto no kawije intabo. Ranijo makasyo no uga mamo mansami no rai tenambe. Namane rinit ukiny tutir, wo Amisye ararimbe ware, “Amisyo winy, Winyamo ngkakavin dave! Ngkakavin dave pi Winy! Nya vambunine ntiti mo vambunino kaijo rui rakivan tenambe! Winyamo wusyinoe no to muno Winya soamo no kobe, muno Winya nugo makare umu no tutir!”


NETBible: Each one of the four living creatures had six wings and was full of eyes all around and inside. They never rest day or night, saying: “Holy Holy Holy is the Lord God, the All-Powerful, Who was and who is, and who is still to come!”

NASB: And the four living creatures, each one of them having six wings, are full of eyes around and within; and day and night they do not cease to say, "HOLY, HOLY, HOLY is THE LORD GOD, THE ALMIGHTY, WHO WAS AND WHO IS AND WHO IS TO COME."

HCSB: Each of the four living creatures had six wings; they were covered with eyes around and inside. Day and night they never stop, saying: Holy, holy, holy, Lord God, the Almighty, who was, who is, and who is coming.

LEB: And the four living creatures, _each one_ of them, had six wings apiece, full of eyes around and inside, and they do not have rest day and night, saying, "Holy, holy, holy [is] the Lord God All-Powerful, the one who was and the one who is and the one who is coming!

NIV: Each of the four living creatures had six wings and was covered with eyes all around, even under his wings. Day and night they never stop saying: "Holy, holy, holy is the Lord God Almighty, who was, and is, and is to come."

ESV: And the four living creatures, each of them with six wings, are full of eyes all around and within, and day and night they never cease to say, "Holy, holy, holy, is the Lord God Almighty, who was and is and is to come!"

NRSV: And the four living creatures, each of them with six wings, are full of eyes all around and inside. Day and night without ceasing they sing, "Holy, holy, holy, the Lord God the Almighty, who was and is and is to come."

REB: Each of the four living creatures had six wings, and eyes all round and inside them. Day and night unceasingly they sing: “Holy, holy, holy is God the sovereign Lord of all, who was, and is, and is to come!”

NKJV: The four living creatures, each having six wings, were full of eyes around and within. And they do not rest day or night, saying: "Holy, holy, holy, Lord God Almighty, Who was and is and is to come!"

KJV: And the four beasts had each of them six wings about [him]; and [they were] full of eyes within: and they rest not day and night, saying, Holy, holy, holy, Lord God Almighty, which was, and is, and is to come.

AMP: And the four living creatures, individually having six wings, were full of eyes all over and within [underneath their wings]; and day and night they never stop saying, Holy, holy, holy is the Lord God Almighty (Omnipotent), Who was and Who is and Who is to come.

NLT: Each of these living beings had six wings, and their wings were covered with eyes, inside and out. Day after day and night after night they keep on saying, "Holy, holy, holy is the Lord God Almighty––the one who always was, who is, and who is still to come."

GNB: Each one of the four living creatures had six wings, and they were covered with eyes, inside and out. Day and night they never stop singing: “Holy, holy, holy, is the Lord God Almighty, who was, who is, and who is to come.”

ERV: Each of these four living beings had six wings. They were covered all over with eyes, inside and out. Day and night they never stopped saying, “Holy, holy, holy is the Lord God All-Powerful. He always was, he is, and he is coming.”

EVD: Each of these four living things had six wings. These living things were covered all over with eyes, inside and out. Day and night these four living things never stop saying: “Holy, holy, holy is the Lord God All-Powerful. He {always} was, he is, and he is coming.”

BBE: And the four beasts, having every one of them six wings, are full of eyes round about and inside: and without resting day and night, they say, Holy, holy, holy, Lord God, Ruler of all, who was and is and is to come.

MSG: The Four Animals were winged, each with six wings. They were all eyes, seeing around and within. And they chanted night and day, never taking a break: Holy, holy, holy Is God our Master, Sovereign-Strong, THE WAS, THE IS, THE COMING.

Phillips NT: These four creatures have each of them six wings and are covered with eyes, all around them, and even within them. Day and night they never cease to say, "Holy, holy, holy is the Lord God, the Almighty, who was and who is and who is coming."

DEIBLER: (4:7)

GULLAH: All fo ob dem ting wa got life, dey got six wing, an dey been kiba all oba wid eye, eben onda dey wing. All day an all night dey da taak ta God. Dey ain neba stop fa tell God say, “We Lawd God got powa mo den all. E holy, holy, holy. E been dey fo de wol been mek, E dey now an e gwine come back.”

CEV: Each of the four living creatures had six wings, and their bodies were covered with eyes. Day and night they never stopped singing, "Holy, holy, holy is the Lord, the all-powerful God, who was and is and is coming!"

CEVUK: Each of the four living creatures had six wings, and their bodies were covered with eyes. Day and night they never stopped singing, “Holy, holy, holy is the Lord, the all-powerful God, who was and is and is coming!”

GWV: Each of the four living creatures had six wings and were covered with eyes, inside and out. Without stopping day or night they were singing, "Holy, holy, holy is the Lord God Almighty, who was, who is, and who is coming."


NET [draft] ITL: Each <2596> one <1520> of the four <5064> living creatures <2226> had <2192> six <1803> wings <4420> and was full <1073> of eyes <3788> all around <2943> and <2532> inside <2081>. They <2192> never <3756> rest <2192> rest <372> day <2250> or <2532> night <3571>, saying <3004>: “Holy <40> Holy <40> Holy <40> is the Lord <2962> God <2316>, the All-Powerful <3841>, Who was <1510> and <2532> who is <1510>, and <2532> who is still to come <2064>!”


  Share Facebook  |  Share Twitter

Studi lengkap, lihat: Alkitab SABDA.

 <<  Wahyu 4 : 8 >> 

Bahan Renungan: SH - RH - ROC
Download
Alkitab ANDROID
Kamus Alkitab
Kamus Bahasa
Kidung Jemaat
Nyanyikanlah Kidung Baru
Pelengkap Kidung Jemaat
Alkitab.mobi
Copyright
Alkitab.SABDA.org
Android.SABDA.org
SABDA.APP
BaDeNo
Bantuan
Dual Panel Dual Panel