Alkitab Mobile SABDA
[VER] : [NASB]     [PL]  [PB] 
 <<  Kolose 2 : 23 >> 

NASB: These are matters which have, to be sure, the appearance of wisdom in self-made religion and self-abasement and severe treatment of the body, but are of no value against fleshly indulgence.


AYT: Aturan-aturan seperti itu memang kelihatannya bijaksana dengan menonjolkan ibadah yang berpusatkan pada diri dan kerendahan hati yang palsu serta penyiksaan tubuh. Namun, semuanya itu tidak ada nilainya selain untuk memuaskan kedagingan.

TB: Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.

TL: Adapun segala perkara itu, walaupun dianggap hikmat sebab melakukan ibadat menurut sangka sendiri dan rendah hati dan menyiksakan diri, tetapi semuanya itu tiada berfaedah, hanya akan memuaskan kehendak hati.

MILT: Sekalipun hal itu sungguh merupakan perkara yang mengandung hikmat, dalam tekad kesalehan dan perendahan diri serta pengabaian tubuh, namun tidak ada suatu kehormatan pun, selain pemuasan daging.

Shellabear 2010: Memang peraturan-peraturan itu nampaknya sangat bijaksana disertai ibadah yang dibuat sendiri, yaitu merendahkan diri dan menyiksa diri. Akan tetapi, semua itu tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hawa nafsu manusia.

KS (Revisi Shellabear 2011): Memang peraturan-peraturan itu nampaknya sangat bijaksana disertai ibadah yang dibuat sendiri, yaitu merendahkan diri dan menyiksa diri. Akan tetapi, semua itu tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hawa nafsu manusia.

Shellabear 2000: Memang peraturan-peraturan itu nampaknya sangat bijaksana disertai ibadah yang dibuat sendiri, yaitu merendahkan diri dan menyiksa diri. Akan tetapi, semua itu tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hawa nafsu manusia.

KSZI: Peraturan-peraturan begini memang kelihatan seolah-olah bijaksana, dalam pegangan agama yang dikenakan pada diri sendiri, sikap merendah diri yang palsu, dan pengabaian tubuh, tetapi segalanya tidak menolong kamu melawan hawa nafsu dunia.

KSKK: Ajaran-ajaran ini tampaknya bijaksana, karena berbicara tentang ketaatan-ketaatan agama dan kerendahan hati serta penyiksaan diri. Akan tetapi semuanya itu tidak berguna untuk membendung keinginan daging.

WBTC Draft: Peraturan itu seakan-akan sangat bijaksana, tetapi itu hanyalah ibadat yang dibuat manusia untuk membuat orang seakan-akan rendah hati dan memaksa mereka menyiksa tubuhnya sendiri. Tetapi peraturan itu tidak menolong orang untuk berhenti melakukan yang jahat untuk memuaskan dirinya yang berdosa.

VMD: Peraturan itu seakan-akan sangat bijaksana, tetapi itu hanyalah ibadat yang dibuat manusia untuk membuat orang seakan-akan rendah hati dan memaksa mereka menyiksa tubuhnya sendiri. Tetapi peraturan itu tidak menolong orang untuk berhenti melakukan yang jahat untuk memuaskan dirinya yang berdosa.

AMD: Aturan-aturan itu terlihat bijaksana, tetapi itu hanyalah ibadah yang dibuat sendiri untuk membuat mereka seakan-akan rendah hati dan menyiksa diri. Tetapi sebenarnya, semua itu tidak bisa menghentikan mereka memuaskan hawa nafsunya.

TSI: Orang-orang yang mengajarkannya mungkin kelihatan bijaksana, karena mereka menganut peraturan yang merendahkan diri dengan menyiksa diri sendiri. Tetapi ajaran agama seperti itu hanyalah buatan manusia. Dan mengikuti aturan-aturan itu tidak akan dapat menolong kita untuk mengendalikan berbagai macam keinginan jahat yang berasal dari tubuh dan hati kita sendiri.

BIS: Memang kelihatannya hal itu bijaksana, dengan anjurannya supaya orang menyembah malaikat, merendahkan diri dan menyiksa diri; tetapi semuanya itu tidak berguna untuk mengendalikan nafsu manusia.

TMV: Memang peraturan-peraturan itu kelihatannya bijaksana, dengan desakan supaya orang menyembah malaikat, menyeksa diri, dan berpura-pura merendahkan diri. Tetapi semua peraturan itu tidak berguna untuk mengendalikan nafsu manusia.

BSD: Memang kelihatannya itu baik, karena menganjurkan orang menyembah malaikat, merendahkan diri dan menyiksa diri sendiri. Ternyata semua itu tidak berguna karena tidak bisa mengendalikan keinginan jahat manusia.

FAYH: Peraturan semacam itu mungkin kelihatannya baik, karena memerlukan keteguhan, kemauan serta disiplin tubuh, tetapi sama sekali tidak dapat menaklukkan pikiran dan keinginan jahat dalam diri seseorang, melainkan hanya menimbulkan kesombongan.

ENDE: Semua itu, bersama dengan tjara ibadat buatan mereka sendiri, seperti dengan merendahkan diri dan menjiksakan badannja, memang agak mirip dengan kebidjaksanaan, tetapi sebenarnja tidak ada faedahnja sedikitpun, selain memuaskan daging.

Shellabear 1912: Adapun perkara-perkara itu tampaknya bijaksana dalam hal ibadat yang sunnat, dan merendahkan diri, dan mengeraskan tubuh, bukannya dalam hal memberi hormat hendak memuaskan tabiat dunia.

Klinkert 1879: Maka dalam perkara itoepon adalah hikmat sakedar roepa sadja dengan kabaktian sakahendak dirinja dan dengan merendahkan diri dan dengan tidak sajangkan toeboeh, sahingga tidak di-endahkannja dia, soepaja dapat dipoewaskannja kahendak dagingnja.

Klinkert 1863: {1Ti 4:8} Maka itoe perkara-perkara menoendjoek sadja kapinteran dengan memboewat bakti toeroet soekanja sendiri, dan dengan merendahken diri, dan dengan tiada sajangken badan, sampe tiada orang perdoeliken dia, {1Ti 5:23} sopaja bolih dia kenjangken hawa-napsoenja.

Melayu Baba: Btul juga itu smoa nampak-nya bijaksana dalam hal smbahyang sperti kahandak sndiri, dan rndahkan diri, dan kraskan badan; ttapi t'ada sikit pun ksiat-nya dalam hal tahankan hawa-nafsu.

Ambon Draft: Pada jang mana ada rupa hikmet, awleh satu kabak-tian turut suka sendiri, dan awleh karandahan hati dan satu peri jang sangat akan tuboh, tetapi jang tijada ber-harga sabarang apa, dan ada djuga akan kakinnjangan da-ging.

Keasberry 1853: Maka purkara purkara itu sungguhnya mungunjukkan sahja hikmat dungan mumbuat bahkti dan munurut sangka sangka orang, murundahkan diri dan dungan tiada sayangkan tuboh; tutapi iya itu bukannya dungan barang kamulian akan mumuaskan hawa nafsu.

Keasberry 1866: Maka pŭrkara pŭrkara itu sŭsungguhnya mŭngunjokkan sahja hikmat dŭngan mŭmbuat bakti, dan mŭnurot sangka sangka orang, dan mŭrŭndahkan diri, dan tiada sayangkan tuboh, tŭtapi iya itu bukannya mŭndatangkan barang kamuliaan akan mŭmuaskan hawa nafsu.

Leydekker Draft: Barang jang samowanja songgohpawn 'ada ber`awleh rupa hhikmet dengan kabakhti`an 'atas sangka sendirinja, dan dengan karindahan hati, dan dengan tijada kasajangan tuboh, tetapi jang bukan 'ada dengan barang pengharosan, hanja 'akan kakinnjangan daging djuga.

AVB: Peraturan-peraturan begini memang kelihatan seolah-olah bijaksana, dalam pegangan agama yang dikenakan pada diri sendiri, sikap merendah diri yang palsu, dan pengabaian tubuh, tetapi segalanya tidak menolong kamu melawan hawa nafsu dunia.

Iban: Adat nya baka ke beduduk ba penemu-dalam, ngasuh orang pura-pura ngayanka diri kudus, ngayanka diri baka ke baruh ati, merinsaka tubuh diri, tang utai nya nadai guna kena nagang pengingin tubuh.


TB ITL: Peraturan-peraturan <3056> ini, walaupun nampaknya <3303> penuh <2192> hikmat <4678> dengan <1722> ibadah buatan sendiri <1479>, seperti merendahkan diri <5012>, menyiksa <857> diri <4983>, tidak <3756> ada gunanya <5092> selain untuk <4314> memuaskan <4140> hidup duniawi <4561>. [<3748> <1510> <2532> <2532> <1722> <5100>]


Jawa: Pranatan-pranatan mau sanadyan ing semu kebak isi kawicaksanan, nganggo pangibadah rerekane dhewe, kayata: andhap-asor, nyiksa-awak, iku ora ana paedahe kajaba mung kanggo pamareming urip kadonyan.

Jawa 2006: Pranatan-pranatan mau sanadyan katoné kebak kawicaksanan, nganggo pangibadah rerékané dhéwé, kayata: andhap-asor, nyiksa-awak, iku ora ana paédahé kajaba mung kanggo kamaremaning urip kadonyan.

Jawa 1994: Pancèn katoné prekara-prekara mau kaya isi kawicaksanan, awit ngajak ngibadah marang malaékat, laku andhap-asor lan mesu badan klawan keras, nanging kabèh mau ora ana paédahé kanggo mekak hawa-nepsuné manungsa.

Jawa-Suriname: Pantyèn, nèk disawang barang kaya ngono kuwi kétoké ya sesembahan sing apik déwé, kayadéné nyembah marang mulékat, andap-asor sing kliwat lumrah lan ngajar awaké déwé. Nanging sakjané ora ènèng perluné blas, malah namung marakké sombong.

Sunda: Sigana bae alus soteh, ngajurung jelema muja ka malaikat-malaikat, siga enya ngajurung handap asor, jeung nitah nyiksa maneh, da pikeun ngadalian hawa napsu mah eta aturan teh taya kakuatanana naon-naon.

Sunda Formal: Sanajan dibarung ku nyembah ka malaikat, nganista-nista diri jeung ngisat awak oge, supaya katembongna enya-enya ngajalankeun ibadah; da taya gunana pisan atuh. Malah anggur matak ngangsonan napsu anu matak doraka bae.

Madura: Pajat lerres parkara ganeka katonna bicaksana, sabab ngajak oreng nyemba malaekat, andhap asor sareng nyeksa aba’; nangeng sadajana ganeka tadha’ gunana e dhalem ngator napsona manossa.

Bauzi: Ame ostam im lab gagu fi hasi esuhu im lam meedam dam lam dam amomoit aame ozomta ame dam lam gi im ozobohu aabo dam tiba. Neham labe labihaha bak. Ame fi ham im vuusdam di ba im amomoi vuusdam vaba gi dam ihimo fi hasi gagoho im lamota tombali vuusu meeda. Labi laha ame dam laba modi, “Im dae vab damat modem bak,” lahame gi ahobat neàdi meeda. Labi laha ihimo naedamat im so it modi geàda. Labihasu meedam imot modem bak. Laham im fi hamna labihasu damat uledi vi tau meedamnàme ba ibi iho faina modelo àhàkedam bak lam ame im fi hahana labet modi, “Im fa mose,” laham bak ba modem vabak. Gi labaha bohu vuusu faina meedam bak. Labihàmu dam vàhàdem bak labna zohàme dam ihimo bak niba ostam im gagu fi hasi meedamna zi lam um a uledi vi tau fi hasi meedamule.

Bali: Sujatinipun saluiring paindikane punika tan wenten pikenohipun buat ngeret indriane, yadiastu manut pakantenanipun paindikane punika madaging kawicaksanan sajeroning nyungkemin paramalaekat tur kadulurin pangubakti sane keras miwah mapi-mapi ngandapang dewek, samaliha keras pisan nyakitin dewek.

Ngaju: Taloh te, ampie puna kilau kapintar-kaharati, awi koae mangat oloh manyembah malekat, mamparandah arep tuntang mangapehe arep; tapi taloh handiai te dia baguna hapa mangamburi kipen olon.

Sasak: Aturan-aturan niki, timaq ruene penoq hikmat siq ibadah saq tepiaq mẽsaq, misalne ngerendahang diriq, nyiksaq diriq, laguq selapuqne nike ndẽq araq manpaatne kecuali jari muasang napsu manusie.

Bugis: Mémeng paitai iyaro gau’é makessingngi, sibawa pappétangngana kuwammengngi tauwé nasompai malaéka’é, pakariyawai aléna enrengngé sissai aléna; iyakiya iya manennaro dé’ nakkéguna untu’ makuwasaiwi napessunna tolinoé.

Makasar: Anjo memang bajiki nicini’; nasuroi taua anynyomba malaeka’, napakatunai siagang nasessai kalenna; mingka tena ngaseng matu-matunna anjo untu’ angkatutui napasuna rupataua.

Toraja: Mintu’na tu iannato, moi anna disanga kakinaan, belanna umpogau’ kamenomban pangala penaa kalena sia umpamadiongan penaa sia umpakario-rio kale, apa mintu’nato tae’ bua’na, dinii bangri umpaliu pa’poraian a’gan lino.

Duri: Nasanga tau kumua melo joo atoran, nasaba' ia to tonturu'i dikita kumua tomangngagama, nasaba' mpamajiongngi kalena sola ssessa kalena, apa sitonganna te'da bua'na, napakeri mpassau penawanna.

Gorontalo: Memangi bilohe mao aturu boyito polu-polu lo hikimati wolo agama u pilohutu lohihilawo, odelo umotitiwopa wawu mosikisa batanga. Nga'amila boyito dila ohunaliyo, sababu dila moenggi napusu lo manusiya.

Gorontalo 2006: Memangi oontonga mao̒ sua̒li boito molinepo, wolo nasehatilio alihu tau molubo malai̒kati, mopodupapa batanga, wau moposikisa batanga; bo ngoa̒amilalo boito diila ohuna u mongotongo napusu lomanusia.

Balantak: Kuu bakitumpu men tongko' posikarangon susuung, mangaan waka se' sian lambak, ka' mantalalais waka. Aturan iya'a kampiile'an koi se' isian pinginti'ianna, kasee aturan men koiya'a sianta kana'na saliwakon tongko' mongololoikon pingkira'na dunia.

Bambam: Abana paiham anna pemali susi ia too tä' siam nabela umpahe' penaba kadakena hupatau, moi anna nasangai hupatau ponno kakeakasam. Aka ingganna ia too umpa'pahentaam kapenombaam to napapiai hupatau, susinna naua: “Manggi' tau la si mengkadio-dio lelem mato-mato to mahempo penaba, anna la si umpi'di'-pi'di' tau kale aka diua anna mala tau salama'.”

Kaili Da'a: Riara mpanggita manusia atura-atura etu mpu'u-mpu'u nabelo, sabana topantuki atura etu naraji nepue nantuki atura agama to nipakatantu ira mboto. Ira nompakaede rara pade nompandasa koro ira mboto. Tapi kakonona atura-atura etu da'a ntoto ria gunana manta'amaka dota rara manusia to naja'ana.

Mongondow: Memang ko'ontongan soaáḷ tatua naonda bo mobijaksana, takin tongganutnya simbaí intau mosumbah kom malaekat, mokopo'ompaí kon dodia bo moposikisa in awak; ta;e bayongan tua diaíbií im baragunanya mogator kon napusu ande ibog in intau.

Aralle: Ponna dipihki' inde atohang, ya' disanga mahasa, aka' yato ang mantuhu'i sinnoanna ang meada', mahempo' inaha anna undahha kalaena, ampo' setonganna ingkänna indee daasangngi aha kunanna, aka' dai mala untähäng pampemala karakena hupatau.

Napu: Ane raita tauna, atura iti raimba maroa, lawi tauna au moula atura iti, moagamahe, mengkaiwoihe, hai mampopeahi-ahihe watanda moula ada agamanda. Agayana atura iti bara mobundu, lawi tauna au moula atura iti moula peahe peundeana lalunda au kadake.

Sangir: Tamai ene těngadẹ̌be ikẹ̌kasilo e kai munarang katatahuěnna, piạ e laansange tadeạu taumata e pạněmba malaekatẹ̌, mẹ̌těngkasanạ u naung dingangu pamamanti wadang, kaiso kěbị e mamben tawẹ gunane waụgu ipěnal᷊udẹ̌ ěnningu ghẹ̌si.

Taa: Kamonsonya tau to mangalulu kojo ada etu, ane ri pangkita nto lino sira re'e kapandenya pasi madota kojo mangalulu agama. Sira manganto'o, "Kami taa kojo mangei," pei kamonsonya sira mangei semo. Pasi sira mangansesai koro nsira mangalulu porenta nu agama nsira etu. Pei kamonsonya porenta-porenta to nalulu nsira etu tare batuanginya apa tare kuasa manganta'amaka pampobuuka pasi pamporani ndaya nsira to maja'a. Wali see naka ne'e kita mangalulu anu to napotundeka nsira.

Rote: Memak meten soona, nakanenetek ma nanolik, boema dede'a manatee tenok ndia, ala paleta fo daenga hataholi a sene-do'ok neu ata nusa so'da kala, ma nakaloloe-nakadae ao ina na, boema ana fepa li'u ao ina nala; tehu basa sila la sosoa-ndandaan ta, soaneu nauli hataholi a hihii-nanau ao paa na.

Galela: De o bobita magena upa lo o nyawa itemo ma sihino o cawarono, duma ka cawali o nyawa manga agamano. Sababu kanaga imatero de youule so imahadoku, ena momongo ona imasihie, de lo manga edekati o dorou yaholu sidago lo imasangisara, yaaka ma ngale o nyawa itemo ona yatebi. Duma de manga buturu masirete igogou yaakuwa manga dupa qatotorou yapareta.

Yali, Angguruk: Mun ane man ane alem nonoluk ninap hag toho welahe peruk lit ininggareg enemuwen Yesus peruk elehon fam sembahyang milal taruk. Ininggarehen apmayap taruk lit siyahap taruk angge famen aben yet nisalug fano pukag ulug kinangmonen peruk ane siyag ane eneg turuk.

Tabaru: Ma 'atorangi moi-moi ne'ena ngaro pamakeka 'isoka de ma kumati, ge'ena ma ngale yosuba moteke to 'ona manga mau, yomadiai 'isoka yomasitipokoku, de mita yomasangisara. Ma 'o 'atorangi moi-moi ge'ena ma faedaa koi'iwa ma ngale yatatoko 'o nyawa ma nyafisuu.

Karo: Aturen-aturen enda, aminna pe tempa-tempa dem kepentaren i bas ersembah man malekat alu paksan, mpeteruk ukur alu pekulah-kulah, bage pe nakiti kula, tapi la lit gunana i bas naluken peraten kula.

Simalungun: Tongon, songon na marisi hapentaran do ai idahon, ai ionjolhon do hadaulaton, na marnalangkon diri, na mangarsik-arsik angkula; tapi seng na marguna ai manlawan hisap ni daging.

Toba: Na songon habistohon do i idaon, na paburjuburjuhon jala na paserepserephon diri, na mangaluntei daging; alai ndang marguna mangalo roha na pasombuhon sibuk.

Dairi: Tuhu ukum tengennen bagè kebijaken ngo i mula idokken mersembah taba malaèkat janah pebujur-bujurken ukur ncerrep dekket mendersa diri; tapi cituk poda merguna i karinana lako mengalo cubellek-cubellek daging.

Minangkabau: Batua, kaliyatannyo sagalo paratuaran jo pangajaran tu, bakcando sa olah-olah bijaksano, nan anjuarannyo, supayo urang manyambah malekaik, marandahkan diri, sarato jo malantak-i badan; tapi kasadonyo tu indak baguno untuak mangandalikan napasu manusia.

Nias: Fa'atuatua sa law̃a'õ, ba wango'ou niha ba wamosumange mala'ika, ba wangidengide'õ, ba ba wamakao boto; ba fefu da'õ lõ moguna ba wangalani fa'abõlõ nõsi niha.

Mentawai: Kirénangan tedda ituitsó, bulat asapprungan aitupaatu enungnia; ai panánakat ka bagania, bulé tupaniddogi samalaika, elé tuparepé paatuat, samba bulé tupaorei tubu; tápoi sangamberinia néné, tá irorop'aké sirimanua, bulé ioi ramuriaké pubobot-bot akkulára sirimanua.

Lampung: Sangun keliakanni hal udi bijaksana, jama anjuranni in jelma nyumbah malaikat, ngerendahko diri rik nyiksa diri; kidang sunyinni ano mak beguna untuk ngendaliko nafsu manusia.

Aceh: Beutôi deuh jih hainyan bijaksana, ngon cara jiyue mangat manusia jiseumah malaikat, peumiyueb droe dan teuseksa droe; teuma banmandum nyan hana meuguna keuteukeundali nafeusu manusia.

Mamasa: Inde mai atoranne, mapia diita annu nasanga tau panggaraganna to keaka' anna umpomaroson kapenombaan panggaraga kalena, mengkareppe', anna undarra kalena. Sapo tae' dengan gunana anggami umpasoa pa'kua penawanna.

Berik: Angtane hukumu jeiserem aa jei ne towas-towastababilirim ga enggam ne towas-towastababili, "Aamei ina ga jam isa onabersona, ane malaikata ga isa pujitababili. Tifni ilemana ga isa tamtamtababili. Ane ijesa eyebilirim jeiserem jeme, aamei ina ga jem isa gwaarasona enggame, aamei ina imsama onabersona." Angtane jam aa galap ne sarbilirim jei aa jes ne towas-towastababilirim jeiserem, jei ga aa ge gubili, "Jei jes ne towas-towastababilirim, jeiserem ba waakenam." Jengga jei aa jes ne towas-towastababilirim, jeiserem kapka. Jeiserem taterisi afaf-afafaiserem ga jes ne towas-towastababili. Jei aa jei ne towas-towastababilirim, jeiserem nele jemna gamserem afa nei jes nesa onsobilirim, ane gemer ga nesa gwena aa jes ne towas-towastababilirim, jeiserem nei nes jam batobaabiyen enggalfe nei nejama tikwef kapkaiserem jes nasbiliserem nelem inibe, ane jam tikwef kapkaiserem jes eyebiliserem jewer. Angtane jam aa galap ne tikwebitinirim jei aa jes ne towas-towasulminirim, angtane jam aa jei ne sarbilirim taterisi jeiserem, jei jen jena jafner ga aane detenanna.

Manggarai: Koném po itad penong ali mbeko agu suju pandé le rud ného kasi-asi nai, wahéng weki rud, sanggéd ator so’o toé manga betua laingd, hanang latang te pandé nisang mosé oné lino.

Sabu: Do tarra kinga ta heleo do woie tarra, jhe lii pa ddau ta wie hu nga mejura pa naju-naju Deo, pewawa-anni jhe tao ta pehedue ne ngi'u dhe, tapulara hari-hari ne napoharre, adho do era nga guna tu ta tahe ne lua pegabbho ade ddau raiwawa.

Kupang: Andekata orang bisa bekin iko itu atoran dong, dong kira nanti orang hormat sang dong, deng anggap dong talalu pintar, orang alim batúl, orang randá hati, orang yang siksa dong pung badan sandiri, deng tukang songgo yang rajin talalu. Padahal sonde! Itu atoran dong sonde bisa ator bekin bae manusia pung pikiran deng manusia pung hati yang kapingin bekin jahat!

Abun: Sangge ye nut do sukduno ne bi sukjimnut ko, sarewo yo mo nde. Ye duno men subere men som malaikat e, men is men nggwa ga tepsu pa wokgan e, men ben sukye nai men dakai e ne. Men nut do, sukduno ne ndo mone, sarewo sukduno bok ne yo tep wa mewa men kadit suk gato men iwa men ben siri kadit Yefun mit bu ne nde.

Meyah: Erebent insa koma nomnaga agot mar erek kef oida, "Rusnok rugif gu malaikat ni, ribes rifaga jeska maat ongga erek mar mareij ni, rita rifera okora gu risinsa rifaga ni." Noba rusnok ongga ruftuftu rot mar insa koma bera rusujohu rot oida rerin rudou ongga ebriyi eteb gij mar koma ojgomu. Tina ongga tenten bera, mar insa koma nomnaga efen owesa efek enadaij nou oin keingg mar ongga oska ongga angh gij rusnok rudou efesi jinaga guru.

Uma: Ane hiloa-nale, lompe'-damo atura toe, apa' tauna to mpotuku' atura toe, hewa to mo'agama mpu'u-ra: mpakadingki' nono-ra, pai'-ra mpotuku' ada agama to mposesa' woto-ra. Hiaa' kakono-na uma-le ria kalaua-na atura toe-e, apa' tauna to mpotuku' atura toe mpotuku' konoa nono-ra to dada'a-wadi.

Yawa: Vatano wanui wo ratantona ware ananyao umaso mamo ana ratantona ntiti no rai. Ware ranivara utavondi rai, wea indati manasine ama bekero ngkakainoanive raumandi kobe. Wo rakarae ware, “Ranivara wamo taune wansantitidi indamu wamo wama sambaya rarija dave, muno ranivara wansanuga mpaaje muno wamo taune wansanasine ransewabe mamaisyo vatane wo wansanyao namije rai, wea indati wantavondi wansanasine ama bekero ngkakai rai jakatoe ramu.” Weramu ananyao so mbea marudi, mo vatane manasine ama bekero ngkakainoanive ransopi kakai.


NETBible: Even though they have the appearance of wisdom with their self-imposed worship and false humility achieved by an unsparing treatment of the body – a wisdom with no true value – they in reality result in fleshly indulgence.

HCSB: Although these have a reputation of wisdom by promoting ascetic practices, humility, and severe treatment of the body, they are not of any value against fleshly indulgence.

LEB: which [things] _although they have_ ,to be sure, an appearance of wisdom in self-made religion and humility and unsparing treatment of the body, _do not have any value_ against the indulgence of the flesh.

NIV: Such regulations indeed have an appearance of wisdom, with their self-imposed worship, their false humility and their harsh treatment of the body, but they lack any value in restraining sensual indulgence.

ESV: These have indeed an appearance of wisdom in promoting self-made religion and asceticism and severity to the body, but they are of no value in stopping the indulgence of the flesh.

NRSV: These have indeed an appearance of wisdom in promoting self-imposed piety, humility, and severe treatment of the body, but they are of no value in checking self-indulgence.

REB: Such conduct may have an air of wisdom, with its forced piety, its self-mortification, and its severity to the body; but it is of no use at all in combating sensuality.

NKJV: These things indeed have an appearance of wisdom in self–imposed religion, false humility, and neglect of the body, but are of no value against the indulgence of the flesh.

KJV: Which things have indeed a shew of wisdom in will worship, and humility, and neglecting of the body; not in any honour to the satisfying of the flesh.

AMP: Such [practices] have indeed the outward appearance [that popularly passes] for wisdom, in promoting self-imposed rigor of devotion {and} delight in self-humiliation {and} severity of discipline of the body, but they are of no value in checking the indulgence of the flesh (the lower nature). [Instead, they do not honor God but serve only to indulge the flesh.]

NLT: These rules may seem wise because they require strong devotion, humility, and severe bodily discipline. But they have no effect when it comes to conquering a person’s evil thoughts and desires.

GNB: Of course such rules appear to be based on wisdom in their forced worship of angels, and false humility, and severe treatment of the body; but they have no real value in controlling physical passions.

ERV: These rules may seem to be wise as part of a made-up religion in which people pretend to be humble and punish their bodies. But they don’t help people stop doing the evil that the sinful self wants to do.

EVD: These rules seem to be wise. But these rules are only part of a man-made religion that makes people pretend to be humble and makes them punish their bodies. But these rules don’t help people to stop doing the evil things their sinful selves want to do.

BBE: These things seem to have a sort of wisdom in self-ordered worship and making little of oneself, and being cruel to the body, not honouring it by giving it its natural use.

MSG: Such things sound impressive if said in a deep enough voice. They even give the illusion of being pious and humble and ascetic. But they're just another way of showing off, making yourselves look important.

Phillips NT: I know that these regulations look wise with their selfinspired efforts at piety, their policy of selfhumbling, and their studied neglect of the body. But in actual practice they are of no moral value, but simply pamper the flesh.

DEIBLER: Do not obey such regulations/rules because they only cause people to do what their self-directed nature wants to do. Those regulations seem to be wise because they urge people to worship as mere human teachers have decided. They urge that people should humiliate themselves, and that people should treat their bodies harshly. But those regulations/rules do not help people at all to not do the sinful things that their self-directed nature wants to do.

GULLAH: Fa true, e look like dem people wa beena mek dem kind ob rule yah been git sense. Dey da say people haffa woshup angel an mek like dey ain wot, an day say dat people kin saab God ef dey mek dey body suffa. Bot dem rule yah ain hep people tall fa trol wa dey sinful body wahn fa do.

CEV: Obeying these rules may seem to be the smart thing to do. They appear to make you love God more and to be very humble and to have control over your body. But they don't really have any power over our desires.

CEVUK: Obeying these rules may seem to be the clever thing to do. They appear to make you love God more and to be very humble and to have control over your body. But they don't really have any power over our desires.

GWV: These things look like wisdom with their self–imposed worship, false humility, and harsh treatment of the body. But they have no value for holding back the constant desires of your corrupt nature.


NET [draft] ITL: Even though they have <2192> the appearance of wisdom <4678> with <1722> their self-imposed worship <1479> and <2532> false humility <5012> achieved by an unsparing treatment <857> of the body <4983>– a wisdom with no <3756> true value <5092>– they in <1722> reality result in <4314> fleshly <4561> indulgence <4140>.



 <<  Kolose 2 : 23 >> 

Bahan Renungan: SH - RH - ROC
Download
Alkitab ANDROID
Kamus Alkitab
Kamus Bahasa
Kidung Jemaat
Nyanyikanlah Kidung Baru
Pelengkap Kidung Jemaat
Alkitab.mobi
Copyright
Alkitab.SABDA.org
Android.SABDA.org
SABDA.APP
BaDeNo
Bantuan
Single Panel Single Panel