Dual PanelAlam semesta menyatakan kebesaran Allah
1"SUNGGUH hatiku tergetar atas semua hal itu.
2Dengar, dengarlah suara Allah yang mengguntur!
3Suara-Nya menggema melintasi langit dan kilat-Nya menyambar ke segala penjuru.
4Setelah itu terdengarlah suara-Nya mengguntur dengan megah, suara Dia Yang Mahakuasa.
5Dalam guntur itu nyatalah kedahsyatan suara Allah. Kita tidak dapat menyelami keagungan kuasa-Nya yang kita lihat dalam segala perbuatan-Nya.
6Karena Dialah yang mengatur turunnya salju, hujan, dan badai ke atas bumi.
7Pada saat seperti itu segala usaha manusia terhenti, sehingga semua orang di mana pun mengakui kebesaran kuasa-Nya.
8Binatang-binatang buas bersembunyi di sela-sela batu atau di sarang-sarangnya.
9"Dari selatan datang hujan; dari utara berhembus angin dingin.
10Allah meniup sungai-sungai, maka terjadilah es; bahkan permukaan air yang luas pun mulai membeku.
11Ia membuat awan-awan itu mengandung air dan memancarkan kilat-Nya.
12Pancaran kilat itu menyambar-nyambar ke seluruh penjuru bumi, sesuai dengan perintah-Nya.
13Semua itu terjadi dengan tujuan tertentu; Ia memakainya sebagai hukuman atau sebagai pernyataan kasih serta kemurahan-Nya.
14"Dengarkan baik-baik, hai Ayub, diamlah sejenak dan renungkan segala keajaiban Allah yang hebat itu.
15Tahukah engkau bagaimana Allah mengatur alam semesta, dan memancarkan kilat-Nya dari dalam awan?
16Dapatkah engkau memahami keseimbangan awan-awan di langit yang begitu tepat dan sempurna, sebagai hasil perbuatan Allah Yang Mahatahu? Tahukah engkau mengapa pakaianmu menjadi hangat ketika angin selatan bertiup dan segala sesuatu terdiam?
17(37-16)
18Dapatkah engkau membentangkan langit di angkasa raya, yang kuat seperti cermin tuangan?
19"(Engkau yang merasa mengetahui banyak,) ajarlah kami apa yang patut kami katakan kepada Allah, karena kami bodoh dan dalam kegelapan (tidak tahu tentang Allah).
20Apakah dengan hikmatmu itu, kami akan berani menghampiri Allah dan berbicara dengan Dia? Adakah orang yang ingin dibinasakan?
21Bukankah manusia tidak tahan memandang kemilaunya cahaya matahari pada waktu angin telah menyapu awan-awan?
22Atau memandang kemilaunya cahaya keemasan yang muncul dari utara, yang menandakan cuaca akan cerah? Apalagi memandang kemilaunya kemuliaan Allah yang jauh lebih semarak.
23Kita tidak dapat mengerti kehebatan Allah Yang Mahakuasa, tetapi demikian adil serta penuh rahmat dan tidak menindas kita.
24Tidak mengherankan bila di mana-mana manusia takut kepada-Nya. Karena orang (yang menganggap diri) paling bijak sekalipun bukan apa-apa dalam pandangan Allah!"