Ketika Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan dengan cara mengakui dosa dan memberi diri dibaptis, sejumlah besar orang Israel menaatinya (ay. 5). Lalu ketika Yesus datang untuk dibaptis olehnya, Yohanes pada awalnya menolak. Ia tahu bahwa Yesus tidak berdosa, karenanya tidak memerlukan pertobatan. Sebaliknya, Yohanes menyadari bahwa ia sendirilah yang butuh disucikan oleh-Nya. Namun, sesuai perkataan Yesus, hal itu adalah kehendak Allah yang harus digenapi, maka Dia pun dibaptis. Melalui baptisan ini, Dia menyerupakan diri-Nya dengan orang-orang berdosa.

Segera sesudah pembaptisan-Nya, Roh Allah dalam rupa burung merpati turun dan tinggal di atas Yesus. Inilah tanda yang Allah berikan pada Yohanes mengenai Dia yang dijanjikan itu (bdk. Yoh. 1:33). Lalu terdengar proklamasi dari surga yang menyatakan bahwa Dia adalah Anak yang dikasihi, yang berkenan kepada Allah. Jadi pembaptisan-Nya juga merupakan suatu pewartaan agar semua orang mendengarkan Dia.

Selain Yesus, semua manusia sudah berdosa. Akibatnya, tak seorang pun yang berkenan di hadapan Allah. Semua orang berada di bawah murka Allah, pantas mendapatkan penghukuman dan kebinasaan kekal. Kabar yang lebih buruk lagi, tidak ada upaya yang dapat kita lakukan untuk melepaskan diri dari dosa. Terpujilah Allah karena anugerah-Nya yang besar, Dia menyediakan jalan pendamaian dan keselamatan melalui Kristus. Melalui iman kita kepada-Nya, kita diperdamaikan, ditebus, disucikan, serta diperkenan Allah. --HT/www.renunganharian.net