Bacaan: Markus 9:29
Jawab-Nya kepada mereka: “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.” (Markus 9:29)
Tempat Pelayanan
Intro: “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Kita dapat tetap tidak berdaya dengan mencoba melakukan pekerjaan Allah, tanpa memusatkan diri pada kuasa-Nya dengan mengikuti gagasan kita sendiri. Kita sebenarnya menghujat dan tidak menghormati Allah, jika kita melayani tanpa mengenal Dia.
Para murid bertanya kepada-Nya ketika mereka sendirian dengan Dia, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” (Markus 9:28). Jawabannya terletak pada hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. “(Roh jahat) Jenis ini tidak dapat diusir keluar, kecuali ...” kita memusatkan diri kepada-Nya, dan terus meningkatkan pemusatan diri kepada-Nya.
Kita dapat tetap tidak berdaya (powerless) selama-lamanya, seperti para murid dalam situasi ini, dengan mencoba melakukan pekerjaan Allah tanpa memusatkan diri pada kuasa-Nya dan malah dengan mengikuti gagasan kita sendiri. Kita sebenarnya menghujat dan tidak menghormati Allah jika kita melayani tanpa mengenal Dia.
Apabila Anda berhadapan langsung dengan situasi sulit dan tidak terjadi sesuatu secara lahiriah, Anda terus dapat mengetahui bahwa kebebasan dan kelepasan akan diberikan sebagai akibat pemusatan diri yang terus-menerus pada Yesus Kristus. Kewajiban Anda dalam tugas dan pelayanan ialah mengusahakan agar tidak ada perintang antara Yesus dan Anda.
Adakah perintang antara Anda dan Yesus sekarang? Jika ada, Anda harus menghadapinya, bukan dengan mengabaikannya sebagai suatu gangguan, tetapi dengan menghadapinya dan menanganinya dengan membawanya ke hadirat Yesus Kristus. Lalu, masalah sesungguhnya dan semua yang telah Anda alami berkaitan dengan hal itu akan memuliakan Yesus Kristus dengan cara yang tidak akan pernah Anda ketahui, sebelum Anda menatap wajah-Nya secara muka dengan muka. Kita harus dapat “seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya” (Yesaya 40:31). Namun, kita juga harus mengetahui caranya untuk turun. Kuasa seorang percaya terletak pada kesanggupannya untuk turun dan dalam hidup di lembah. Paulus berkata, “Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13) dan apa yang diacunya ialah hal-hal yang paling hina/merendahkan? Namun, adalah dalam kuasa untuk kita menolak untuk dihinakan/direndahkan dan berkata, “Tidak, aku jauh lebih suka berada di puncak gunung dengan Allah.”
Dapatkah saya menghadapi kesulitan-kesulitan seperti kenyataan yang ada dalam terang realitas Yesus Kristus, ataukah melakukan hal-hal yang sebenarnya menghancurkan iman saya kepada-Nya, dan membuat saya panik?