Alkitab Mobile SABDA
[VER] : [TB]     [PL]  [PB] 
 <<  Lukas 8 : 13 >> 

TB: Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.


AYT: Benih yang jatuh di atas tanah berbatu adalah orang-orang yang mendengar firman Allah dan menerimanya dengan sukacita, tetapi tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar, tetapi ketika kesulitan datang, mereka segera berbalik dari Allah.

TL: Dan yang di atas batu itu, ialah orang, serta mendengar, menyambut Perkataan itu dengan sukacita; maka orang itu tiada berakar; mereka itu percaya untuk seketika sahaja, dan pada masa pencobaan undurlah mereka itu.

MILT: Dan yang di atas bebatuan, adalah mereka yang ketika mendengarkan, menerima firman dengan sukacita, tetapi mereka tidak berakar. Mereka percaya untuk sesaat, dan pada saat pencobaan, mereka undur.

Shellabear 2010: Kemudian benih-benih yang jatuh di tempat berbatu-batu menceritakan tentang orang-orang yang mendengar firman dan menerimanya dengan gembira, tetapi firman itu tidak berakar di hati mereka. Mereka hanya percaya untuk sementara waktu, dan pada waktu kesusahan datang, mereka pun segera murtad.

KS (Revisi Shellabear 2011): Kemudian benih-benih yang jatuh di tempat berbatu-batu menceritakan tentang orang-orang yang mendengar firman dan menerimanya dengan gembira, tetapi firman itu tidak berakar di hati mereka. Mereka hanya percaya untuk sementara waktu, dan pada waktu kesusahan datang, mereka pun segera murtad.

Shellabear 2000: Kemudian benih-benih yang jatuh di tempat berbatu-batu menceritakan tentang orang-orang yang mendengar Firman dan menerimanya dengan gembira, tetapi Firman itu tidak berakar di hati mereka. Mereka hanya percaya untuk sementara waktu, dan pada waktu kesusahan datang, mereka pun segera murtad.

KSZI: Benih yang jatuh di tempat berbatu itu menggambarkan mereka yang mendengar dan menyambut firman itu dengan gembira tetapi firman itu tidak berakar dalam hati mereka. Mereka itu hanya percaya untuk sementara waktu dan apabila waktu dicubai mereka akan meninggalkan kepercayaan mereka.

KSKK: Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang yang menerima Firman itu dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar; mereka percaya sebentar saja dan kemudian murtad pada masa pencobaan.

WBTC Draft: Benih yang jatuh di tanah berbatu adalah seperti orang yang mendengar dan menerimanya dengan suka hati, tetapi ajaran itu tidak berakar. Untuk sementara mereka percaya, tetapi jika mendapat kesulitan, mereka berbalik dari Allah.

VMD: Benih yang jatuh di tanah berbatu adalah seperti orang yang mendengar dan menerimanya dengan suka hati, tetapi ajaran itu tidak berakar. Untuk sementara mereka percaya, tetapi jika mendapat kesulitan, mereka berbalik dari Allah.

AMD: Benih-benih yang jatuh di tanah berbatu-batu mengumpamakan orang-orang yang pada awalnya mendengar firman Allah dan menerimanya dengan senang hati. Tetapi, karena firman itu tidak berakar dalam, maka sebentar saja mereka percaya. Karena, ketika kesulitan datang, mereka segera berbalik dari Allah.

TSI: Kedua, benih yang jatuh di tanah berbatu-batu. Tanah berbatu-batu menggambarkan orang-orang yang mendengarkan ajaran dari Allah lalu menerimanya dengan senang hati. Tetapi ajaran itu tidak bisa berakar dalam hati mereka. Mereka hanya percaya sebentar saja. Ketika mengalami kesusahan hidup, mereka meninggalkan ajaran itu.

BIS: Benih yang jatuh di tempat yang berbatu ibarat orang yang pada waktu mendengar kabar itu, menerimanya dengan senang hati. Tetapi berita itu tidak berakar dalam hati mereka. Mereka percaya sebentar saja, dan pada waktu cobaan datang, mereka murtad.

TMV: Benih yang jatuh di tempat berbatu bagaikan orang yang mendengar perkhabaran itu dan menerimanya dengan sukacita. Tetapi perkhabaran itu tidak berakar di dalam hati. Mereka percaya sekejap sahaja dan ketika cubaan datang mereka tidak lagi percaya kepada perkhabaran itu.

BSD: Benih yang jatuh di tempat yang berbatu adalah ibarat orang yang mendengar pesan dari Allah dan menerima pesan itu dengan senang hati. Tetapi, pesan itu tidak tertanam betul di dalam hati mereka. Mereka percaya hanya sebentar saja. Pada waktu terjadi hal-hal yang menguji mereka apakah mereka sungguh-sungguh percaya atau tidak, mereka berhenti percaya akan pesan dari Tuhan itu.

FAYH: Tanah yang berbatu melukiskan orang yang senang mendengarkan khotbah, tetapi firman itu tidak mereka pahami, sehingga tidak dapat berakar dan tumbuh. Mereka tahu bahwa firman itu benar, dan untuk seketika lamanya mereka percaya. Tetapi, apabila badai kesengsaraan datang melanda, mereka tidak peduli lagi akan firman itu.

ENDE: Jang djatuh diatas batu, ialah: orang mendengarkan sabda Allah dan menjambutnja dengan gembira, tetapi tidak berakar. Mereka pertjaja sedikit lama, tetapi kemudian, bila kena pertjobaan mereka murtad.

Shellabear 1912: Maka yang diatas batu itu, yaitu setelah didengarnya maka diterimanya perkataan itu dengan suka hatinya; adapun orang itu tiada berakar, maka ia percaya sebentar saja, dan pada waktu pencobaan undurlah ia.

Klinkert 1879: Maka jang di-atas batoe, ija-itoelah orang, apabila menengar, ija menerima sabda itoe dengan soeka-tjita hatinja; maka tidak mareka-itoe berakar, melainkan pertjaja semantara sadja dan pada masa penggoda oendoerlah mareka-itoe.

Klinkert 1863: {Mat 13:20; Mar 4:16} Dan jang ditanah batoe; ija-itoe orang kaloe dengar lantas dia tarima itoe perkataan dengan soeka-hati; maka sebab dia orang tidak berakar, pertjaja dia tjoema sadikit waktoe, dan kaloe tempo pertjobaan dia-orang oendoer.

Melayu Baba: Dan yang di atas batu karang, itu-lah orang yang bila dia sudah dngar, dia trima perkata'an itu dngan suka-hati; ttapi ini smoa t'ada akar-nya, dan dia-orang perchaya chuma sikit tempo saja, dan waktu pnchoba'an dia-orang undor.

Ambon Draft: Tetapi jang di batu karang, manakala marika itu dengar, dija awrang tarima perkata; an itu dengan kasu-ka; an; dan pada awrang-aw-rang itu tijada barang akar, dan barang waktu lamanja marika itu pertjaja, dan pada waktu pertjawba; an dija aw-rang ondor.

Keasberry 1853: Maka yang diatas batu itu, iya itulah orang tutkala munungar, maka ditrimanya purkataan itu dungan suka chita; maka subab marika itu tiada burakar, purchayalah iya sadikit waktu, maka pada masa purchobaan mungkirlah iya.

Keasberry 1866: Maka yang diatas batu itu, iya itulah orang tŭtkala mŭnŭngar, maka ditrimanya pŭrkataan itu dŭngan suka chita, maka sŭbab marika itu tiada bŭrakar, pŭrchayalah iya sŭdikit waktu, maka pada masa pŭrchobaan, mungkirlah iya.

Leydekker Draft: Dan segala 'awrang jang tertaborij di`atas batu karang, 'ijalah jang, tatkala dedengarnja, menjambot perkata`an 'itu dengan kasuka`an: maka marika 'ini tijada ber`akar, jang sakotika djuga lamanja pertjaja, dan pada masa pertjawba`an 'ija mortad.

AVB: Benih yang jatuh di tempat berbatu itu bermaksud mereka yang mendengar firman itu dan terus menerima firman itu dengan sukacita tetapi mereka tidak berakar. Mereka itu hanya percaya untuk seketika dan pada waktu dugaan, iman mereka pun luntur.

Iban: Benih ti labuh ba batu nya orang ke ninga pesan nya, lalu nerima iya enggau ati ti gaga. Tang sida nadai urat. Sida arap enda lama, lalu lebuh penguji datai, sida badu agi arap.


TB ITL: Yang jatuh di tanah <1909> yang berbatu-batu <4073> itu ialah orang <191> <0>, yang <3739> setelah mendengar <0> <191> firman <3056> itu, menerimanya <1209> dengan <3326> gembira <5479>, tetapi <2532> mereka <2192> <0> itu <3778> tidak <3756> berakar <4491> <0> <2192>, mereka percaya <4100> sebentar saja <2540> dan <2532> dalam <1722> masa <2540> pencobaan <3986> mereka murtad <868>. [<1161> <3752> <3739> <4314>]


Jawa: Kang tumiba ing padhasan iku wong kang bareng krungu pangandika mau banjur ditampani kalawan bungah, nanging iku ora ana oyode, anggone pracaya mung sadhela lan bareng kena cobaning ngaurip banjur padha murtad.

Jawa 2006: Kang tumiba ing padhasan iku wong kang bareng krungu pangandika mau banjur ditampani kalawan bungah, nanging iku ora ana oyodé, anggoné pracaya mung sadhéla lan bareng kena cobaning ngaurip banjur padha murtad.

Jawa 1994: Déné wiji sing tiba ing lemah padhas kuwi wong sing krungu pangandikané Allah lan nampani pangandika mau klawan bungah. Nanging pangandika mau ora dirasakaké kanthi temenan. Olèhé precaya mung sedhéla. Bareng ana godha teka, wong mau ora tahan banjur ninggalaké kaprecayané.

Jawa-Suriname: Lah wiji sing tiba nang lemah atos kuwi nggambarké wong sing krungu pituturé Gusti Allah lan nampa karo bungah. Nanging pituturé ora ngoyot tenan, wongé sing pretyaya namung sedilut. Nèk kangèlan teka, wongé terus semplak pengandelé.

Sunda: Anu ragragna kana taneuh anu cadasan, nya eta pangandika teh didarenge sarta ditarima reujeung suka ati, tapi henteu akaran; ana datang cocoba seug murtad.

Sunda Formal: Anu ragragna kana tanah cadas; hartina, binih teh ku nu ngadenge ditarima kalawan gumbira. Tapi henteu terus nyerep kana hatena, jelemana percayana ngan sakeudeung, ana nandangan dodoja mah terus murtad.

Madura: Ne-bine se gaggar e kennengngan se bannya’ batona jareya marabut oreng se e bakto ngedhing kabar jareya, narema kabar jareya kalaban ate senneng. Tape kabar jareya ta’ aramo’ e dhalem atena. Se parcaja pera’ sakejja’; e bakto dhateng coba laju mortad.

Bauzi: Labi neo na oo neb ke baa bake biteheda lamti dam Alam im nehi aime meedam dam nimti uloho bak. Dam nibe iho Alam im lam aime gi àvodehat deeli tu vuzehe. Lahana abo mahate tu vuzehe vaba gi fota tu vuzehe. Labi iho lab aihi im lam im ahu ad laba modesu teudi omnaoli abehamdehe vab labe naat iba modi ozolo meedam di labe ame dam lam gi Ala bake fota tuhu bak labet modi gi kehàm vaba ab mu voou seteham. Lada lam labiha.

Bali: Ane ulung di tanahe ane madasar paras, nah ento, anake ane ningehang laut nrima sabdane ento saha liang, nanging tusing mateleb di kenehne. Ia gangsar pracaya, nanging dikalane katempuh baan gegodan, ia lantas mabalik.

Ngaju: Binyi je manjato intu eka je habatu, tanding oloh je metoh mahining barita te, manarimae dengan sanang ateie. Tapi kabar te dia muhat huang ateie. Ewen percaya hanjulo ih, tuntang metoh tingkes dumah, ewen mundur.

Sasak: Binẽq saq geriq lẽq taoq saq bebatu-batu ibarat dengan saq sewaktu dengah manik nike, nerimaq siq seneng angenne. Laguq manik nike ndẽq berakah lẽq atẽ ie pade. Ie pade percaye seberaq doang, dait lẽq waktu dateng cobe, ie pade murtat.

Bugis: Biné iya teppaé ri onrong iya mabbatu-batué sinrupai tau iya ri wettu naéngkalingana iyaro karébaé, natarimai sibawa masennang atinna. Iyakiya iyaro karébaé dé’ nakkure’ ri laleng atinna. Cinampe’mi bawang mateppe’, ri wettu poléna paccobangngé massakkai mennang.

Makasar: Anjo bine takkioroka ri tampa’ a’batu-batua, iaminjo pangngebaranna tau sannanga nyawana ri wattu nalangngere’na anjo kabaraka; mingka tena najarre’ anna’gala’ aka’na anjo kabaraka lalang ri atinna ke’nanga. Sinampe’ji tappa’ ke’nanga; punna battumo paccobaya, ammono’bokomi ke’nanga.

Toraja: Na iatu diona to’ batu, iamotu tau untarimai, ke narangii sia parannu len penaanna; apa tae’ namennuaka’ lan penaanna, sangadi napatongan sangattu’ bangri, ianna rampoi peroso, tikkondo’mi penaanna.

Duri: Ia to banne ta'pah do' batu-batu dipasangrapangngi to tossa'ding kadan-Na Puang Allataala anna masannang ntarimai. Apa te'da natorro tongan lan penawanna. Te'da namasai matappa', nasaba' ianna den pecoba rratui, ta'pa balik pole'mi.

Gorontalo: Odito olo u lodehu to huta o botu ngohuntuwa, uwito lumadu tawu-tawuwala ta lo'odungohu wawu lololimo habari mopiyohe boyito wolo uwenga-wengahu, bo imani limongoliyo dila longuwa'ato. Timongoliyo paracaya bo ngointa mola wawu tou odungga lo yimontalo, timongoliyo ma enggila lo imani.

Gorontalo 2006: Bili u lobiihuta to hibotu-botua debo odelo taa u towakutu lodungohe habari boito, lololimo wolo hilaa sanangi. Bo habari boito diila longuwaa̒to todelomo hilaa limongolio. Timongolio palacaya bo ngopee̒ mola. Wau tou̒ yimontala meidungga timongolio momaahu.

Balantak: Wine' men nandawo' na karabatu mase mian men na tempo nongorongor wurung iya'a, ia nangalabotmo tia noa beles. Kasee wurung iya'a sian niwakat na noana i raaya'a. Raaya'a parasaya kasee tongko' kodi-kodi', ka' tempo takaionna solon-solong, raaya'a minsasapu kaparasaya'anna.

Bambam: Indo banne tappa lako bobom batu dipasihhapam ia to umpehingngii Battakadanna Puang Allataala anna tappa natahima sola ponno penaba, sapo' tä' kewwaka' illaam penabanna. Iya tä' siam masäe matappa' aka sulena pa'sändäsam, iya soho' boko' siahanni.

Kaili Da'a: Pae to nanawu ri bunggu watu-watu to nakura tanana nasimbayu ewa tau-tau to nangepe Tesa nu Alatala pade nantarima tesa etu ante nadamba rara. Tapi pomparasaya ira da'a naroso nasimbayu ewa tuja-tuja da'a naroso pokalena. Tempo Magau nu Seta narata mompesoba ira nokanggauramo ira momparasaya.

Mongondow: Aka bibit inta noḷabuí kom butaí inta nobayong im batu, tua in ibarat intau inta nokidongog kom Pirman i Allah, bo notarima takin pia ing gina, ta'e onu in dinongog monia tua diaí no'i'tonop kom bonu ing gina monia. Mosia tongaí nopirisaya notoyong, naonda ing kinoaíngoian soba'an, mosia diaí nonahang bo nobaḷui im pirisaya monia ko'i Allah.

Aralle: Ang manaho pano di tampo di haho batu dianto tau ang tahpana unghingngi yato bahtakara, ya' napatamang di inahanna sitonda kakahsiang, ampo' dasiang mengnguhaka' yaling di inahanna lambi' sämpäi' supu napetahpa', aka' tahpana ullambi'i pesändä', ya' ungkebo'ing Puang Alataala.

Napu: Ara worihe tauna au peisa rapandiri nodo tinuda au manawo i tampo au mowatu-watu. Kamohadinda Ngkorana Pue Ala, tou-tou matana lalunda. Mepoinalaimohe, agayana pepoinalainda iti bara maroho, nodo tuda-tuda au bara mouaka. Ido hai ane molambihe kapari anti pepoinalainda i Ngkorana Pue Ala, mousulihe hai barapohe mepoinalai.

Sangir: Bine nasawuhẹ̌ su tampạ mawatu mẹ̌sul᷊ungu i sire nạung su tempon nakaringihẹ̌ hengetang ene, něnarimạbe ringangu naung maral᷊uasẹ̌. Kaiso hengetang ene tawẹ hamụe su ral᷊ungu naung i sire. I sire němpangimang sěngkakondạ, kụ su tempon sasal᷊ukạ himombang, i sire němpẹ̌děndilẹ̌.

Taa: Wali ane liano to kono ri tana to ri rapa mbatu, tana etu batuanginya tau to mangandonge tuntu i mPue Allah etu pasi ndende raya nsira mangantima. Pei pangaya nsira ri tuntu i mPue Allah etu ewa liano to taa maroso kalenya apa sira taa maroso pangayanya. Wali tempo sira rasoba, taa masae sira mamposaka yau pangaya nsira etu.

Rote: Bini-ngges fo manatu'da lai mamana mabatuk lai na, nakasasama na nde hataholi fo nai lelek lamanene halak ndia, boema ala sipo kana no dale namahokok. Tehu halak ndia ta nahuu-naoka nai dale nala dalek fa. Ala lamahele ka'da ba'ihanak mesan, de nai lelek soso'ba-susu'di ka ana mai, boema ala fali deak.

Galela: O gisisi ma binuka itutura o tona qatetetoka ioho duma qamalaika, gena imatero bato o nyawa yoise o habari qaloloha de yaqehe de manga sininga isosanangi. Duma koloko ma ngutu ilukukuwa, so ona yopiricaya itekawa. So de ma ngale o habari qaloloha so yasisangisara, de gila-gila ona ma Jou wipalako so imakiliho de ikafirika.

Yali, Angguruk: Helep falma wamburusa ihiyon ari atam wene holuhupteg enehiyeg hahup angge famen umanggen elehen ilamna roho wenggel hahupmu wal isaruk angge waruhu sambil umbusuhup.

Tabaru: 'O fini gee 'itotaka 'o tonaka 'iteto-tetoku, ge'ena 'isoka 'o nyawa gee yo'isenoka 'o demo ge'ena, de yadawongo de manga singina 'isa-sanangi. Ma 'o demo ge'ena koimasingutukuwa manga singinaka. 'Ona yongaku ka 'o 'orasi moi, ka gee yakitaili de koyongakuwau.

Karo: Benih si ndabuh ku taneh si erbatu-batu iandingken man kalak si megiken berita e, ibegikenna dingen ialokenna alu meriah ukur. Tapi la mbages uratna, kentisik ngenca ia tek. Reh kenca percuban minter ia murtad.

Simalungun: Ia na bani batu ai, ai ma na marmalas ni uhur manjalo hata ai dob ibogei; tapi seng marurat ai, sangombas do sidea hansa porsaya, anjaha bani panorang parlajouan marbalik ma sidea.

Toba: Anggo na di batu i, i ma angka na las roha manjangkon hata i, dung dibege; alai ndang marurat nasida, sangombas do nasida porsea, jala di masa ni pangunjunan marbalik nasida.

Dairi: Bennih sindabuh mi tanoh batu, imo kalak simendengkoh sukuten idi menter lolo ngo ia menjalo. Tapi oda ikeddarohken. Pellin sigejjap ngo kessa percaya ia. Ai roh kessa pengunjunen gabè oda nè hot kalak idi.

Minangkabau: Baniah nan jatuah di tanah nan babatu-batu, aratinyo adolah saroman jo urang, nan dikutiko mandangakan firman Allah tu, inyo manarimo jo sanang ati. Tapi firman Allah tu indak ba urek di dalam atinyo. Inyo ba iman hanyo sabanta sajo, dikutiko tibo cobaan inyolah marotaik pulo.

Nias: Tanõmõ saekhu ba nahia sokarakara, no amaedola niha samondrongo taroma li ba sanema'õ faoma fa'omuso dõdõ. Ba lõ mangabakha duria andrõ bakha ba dõdõra. Lõ anau gõlõ wamatira, na so wanandraigõ, ba alio farõi ira.

Mentawai: Iageti karamen sibebelé ka polak simabukkú, iaté tupasikat'aké ka tubudda sipasiaarep Katuareman Simaerú. Arepra lé nia silórangan nia ka angkat baga. Tápoi kalulut Katuareman Simaerú néné, tápei amuungat ka bagat paatuatda, bailiu ké bara pasisiboat ka tubudda, sik-sikrangan tei-teira muarat.

Lampung: Bibit sai gugor di rang sai bebatu injuk jelma sai waktu ngedengi kabar seno, nerima jama senang hati. Kidang kabar seno mak ngedok bakak delom hati tian. Tian percaya serebok gaoh, kik wat pencubaan hurik, tian murtad.

Aceh: Bijéh nyang rhot bak teumpat nyang meubatée-batée na kheueh lagée ureuëng watée jideungoe haba nyan, laju jiteurimong ngon galak até. Teuma haba nyan hana meu-ukeue lam até awaknyan. Awaknyan jipeucaya siat mantong, dan watée teuka cubaan, awaknyan laju murtat.

Mamasa: Banne tappa lako litak mabatu, sirapan to urrangngi battakadanna Puang Allata'alla anna tappa natarima sitonda kadoresan, sapo tae' kenwaka' illalan penawanna. Tae' masae mangngorean, ianna nalambi'mo passudian memboko'mi.

Berik: Twam tanna aa jei ge janbilirim ona tunabaraiserem jebe, twam tanna jeiserem ga angtanna enggalaiserem: Angtane gwanan jame aa galap ne sarbilirim taterisi jeiserem, jei ga gane taabili ini saaser-saaseremer. Jengga taterisi jeiserem ga fas jam ge tarnabarswebiyen jem inibe. Jei namwenefener gane taabili, ane unggwasbala kapkaiserem jame aa jep gam fortyaram, jei ga gane mirtebitefala.

Manggarai: Tana nampar, ngong ata siot poli dengé curup situ, tiba kéta di’as lisé, maik isé toé wakés, wiga dokong kaut imbid, wiga du cain damang, okésg lisé.

Sabu: Wini do bunu pa era do wowadu-wadu ne, mii ddau-ddau do ki pa dhara nga dhanno ko ri ro ne lii do naanne, do hamme ko ma ri ro nga mengallu nge nga kehaka dhara. Tapulara dhai dho ta meramma ne lii do naanne pa dhara ade ro. Ne parahajha ro pa dhara hemelila he we, jhe kinga dakka ke ruhakku, do henginga dhangnge ke ro ne naja-anni.

Kupang: Bibit yang jato di tana babatu tu, andia orang yang dengar Tuhan pung Kata-kata deng sanáng. Ma dong pung akar sonde maso dalam-dalam. Dong mulai parcaya, ma kalo susa su nae kaná sang dong, dong gampang jato.

Abun: Mbet gro gato ges mo bur ka gato jok mwa ne anato tepsu yé gato jam Yefun bi sukdu ne ete án nai Yefun bi sukdu ne mo án mit. Diksim án iwa, sarewo sukdu ne yo kem pe mo án mit nde, tepsu mbet gro ne i-brot yo kom mo jok nde. Diksim án jammo sukdu ne, sarewo bergan sor suk yo do tik án mit wa án ges mo os ibit yo, án misyar sukdu ne or re.

Meyah: Maat efej ongga ensiri gij mebi ongga mamu tuturu bera erek rusnok ongga ringg rot Allah oga, noba rudou efaga ouka rot. Tina rua runororu oga insa koma rot ahais guru. Jefeda gij mona ongga mar okum ereneni rua, beda rudou esiri fogora runororu Allah oga deika guru.

Uma: "Hawua' to monawu' hi watu mpobatuai tauna to mpo'epe Lolita Alata'ala pai' ratarima hante goe' nono-ra. Mepangala' moto-ra, aga pepangala'-ra tetu uma moroho, hewa hinu'a to uma morali'. Toe pai' ane rata-damo pesori, mo'ungkere'-ramo, uma-rapa mepangala'.

Yawa: Kamije inta ntatae no mino mbe orambe rai omamo raurata irati vatano wo ayao Amisye ranaun, wavave wo raijade manayanambe rautan. Weramu ayao umaso masyo ntonam matuve no manuga raije ramu, weti no tawane ramu. Arono Anakakai Akoe po matopan, weamo vatane umaso wo ayao Amisye rapaya nakato.


NETBible: Those on the rock are the ones who receive the word with joy when they hear it, but they have no root. They believe for a while, but in a time of testing fall away.

NASB: "Those on the rocky soil are those who, when they hear, receive the word with joy; and these have no firm root; they believe for a while, and in time of temptation fall away.

HCSB: And the seeds on the rock are those who, when they hear, welcome the word with joy. Having no root, these believe for a while and depart in a time of testing.

LEB: And those on the rock [are those] who receive the word with joy when they hear [it], and these do not have [enough] root, who believe for a time and in a time of testing fall away.

NIV: Those on the rock are the ones who receive the word with joy when they hear it, but they have no root. They believe for a while, but in the time of testing they fall away.

ESV: And the ones on the rock are those who, when they hear the word, receive it with joy. But these have no root; they believe for a while, and in time of testing fall away.

NRSV: The ones on the rock are those who, when they hear the word, receive it with joy. But these have no root; they believe only for a while and in a time of testing fall away.

REB: The seed sown on rock stands for those who receive the word with joy when they hear it, but have no root; they are believers for a while, but in the time of testing they give up.

NKJV: "But the ones on the rock are those who, when they hear, receive the word with joy; and these have no root, who believe for a while and in time of temptation fall away.

KJV: They on the rock [are they], which, when they hear, receive the word with joy; and these have no root, which for a while believe, and in time of temptation fall away.

AMP: And those upon the rock [are the people] who, when they hear [the Word], receive {and} welcome it with joy; but these have no root. They believe for a while, and in time of trial {and} temptation fall away (withdraw and stand aloof).

NLT: The rocky soil represents those who hear the message with joy. But like young plants in such soil, their roots don’t go very deep. They believe for a while, but they wilt when the hot winds of testing blow.

GNB: The seeds that fell on rocky ground stand for those who hear the message and receive it gladly. But it does not sink deep into them; they believe only for a while but when the time of testing comes, they fall away.

ERV: Others are like the seed that fell on rock. That is like the people who hear God’s teaching and gladly accept it. But they don’t have deep roots. They believe for a while. But when trouble comes, they turn away from God.

EVD: What is the seed that fell on rock? That is like the people that hear God’s teaching and accept it gladly. But these people don’t have deep roots. They believe for a while. But when trouble comes, they turn away from God.

BBE: And those on the rock are those who with joy give hearing to the word; but having no root, they have faith for a time, and when the test comes they give up.

MSG: "The seeds in the gravel are those who hear with enthusiasm, but the enthusiasm doesn't go very deep. It's only another fad, and the moment there's trouble it's gone.

Phillips NT: That sown on the rock represents those who accept the message with great delight when they hear it, but have no real root. They believe for a little while but when the time of temptation comes, they lose faith.

DEIBLER: Some people are like the soil with rock underneath. When they hear God’s message, they accept it joyfully. But because it does not penetrate deeply [MET] into their inner beings, they believe it for only a short time. They are like the plants that did not have deep roots. When difficult things happen to them, they stop believing God’s message.

GULLAH: De seed wa fall down on top de groun wa full ob wid rock, dat like de people wa yeh God wod, an dey glad fa yeh um. Bot dey ain bleebe um een dey haat fa true. Dey like de seed on top de rock dat staat fa grow, bot e ain hab no root. Dem people bleebe jes a leetle wile. Wen de debil test um, dey ain bleebe God wod no mo.

CEV: The seeds that fell on rocky ground are the people who gladly hear the message and accept it. But they don't have deep roots, and they believe only for a little while. As soon as life gets hard, they give up.

CEVUK: The seeds that fell on rocky ground are the people who gladly hear the message and accept it. But they don't have deep roots, and they believe only for a little while. As soon as life gets hard, they give up.

GWV: Some people are like seeds on rocky soil. They welcome the word with joy whenever they hear it, but they don’t develop any roots. They believe for a while, but when their faith is tested, they abandon it.


NET [draft] ITL: Those <1161> on <1909> the rock <4073> are the ones who <3739> receive <1209> the word <3056> with <3326> joy <5479> when <3752> they hear <191> it, but <2532> they have <2192> no <3756> root <4491>. They believe <4100> for <4314> a while <2540>, but <2532> in <1722> a time <2540> of testing <3986> fall away <868>.


  Share Facebook  |  Share Twitter

Studi lengkap, lihat: Alkitab SABDA.

 <<  Lukas 8 : 13 >> 

Bahan Renungan: SH - RH - ROC
Download
Alkitab ANDROID
Kamus Alkitab
Kamus Bahasa
Kidung Jemaat
Nyanyikanlah Kidung Baru
Pelengkap Kidung Jemaat
Alkitab.mobi
Copyright
Alkitab.SABDA.org
Android.SABDA.org
SABDA.APP
BaDeNo
Bantuan
Dual Panel Dual Panel