SELINGAN KEDUA: DUA SAKSI
1Lalu aku diberikan sebatang buluh sebagai tongkat pengukur, dengan kata-kata berikut: "Bangunlah, dan ukurlah kenisah Allah dan altar dan mereka jang sedang menjembah didalamnja.
2Tetapi djangan engkau mengukur halaman depan diluar kenisah itu, karena ia diuntukkan kepada kaum kufur, dan mereka akan mengindjaki kota sutji, empatpuluh dua bulan lamanja.
3Dan aku memberi tugas kepada dua Saksiku untuk bernubuat, berpakaikan pakaian tapa, seribu dua ratus enam puluh hari lamanja".
4Inilah kedua pokok zaitun dan kedua kaki kandil, jang berdiri dihadapan Tuhan semesta dunia.
5Djika ada orang jang mau mengindjaki mereka, maka keluarlah uap dari mulut untuk menghapuskan musuh-musuh mereka; sesungguhnja, barangsiapa mau menjakiti mereka akan mati demikian.
6Mereka mempunjai kuasa menutup langit sedemikian, sehingga tidak djatuh hudjan pada masa mereka sedang bernubuat, dan mereka mempunjai kuasa atas segala air jang diubahkannja mendjadi darah, dan djuga kuasa menimpa bumi dengan serba matjam balabentjana, setiap kali mereka menghendakinja.
7Tetapi setelah mereka menunaikan kesaksiannja, maka akan muntjullah binatang dari dalam Petala jang amat dalam itu, dan ia akan memerangi mereka, dan mengalahkan dan membunuh mereka.
8Dan diatas lapangan kota besar itu ibarat Sodoma dan Mesir namanja, dimana Tuhannja disalibkan, majat-majat mereka akan bergelimpang
9dimuka mata segala rakjat dan suku dan bahasa dan bangsa, tiga setengah hari lamanja; dan tidak diperkenankan majat-majat mereka itu dikuburkan.
10Seluruh penduduk dunia bersukaria atas mereka dan merajakan pesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi ini merupakan suatu bentjana bagi mereka.
11Tetapi sesudah tiga setengah hari masuklah nafas dari Allah jang menghidupkan kedalam mereka dan merekapun bangkit, maka sangat ketakutanlah segala orang jang melihat mereka.
12Dan mereka mendengar suatu suara dari langit berkata kepada keduanja: "Bangunlah dan naiklah kemari". Lalu dimuka mata musuh-musuh naiklah keduanja kelangit, terselubung dalam awan.
13Serentak ketika itu timbullah gempa bumi jang mendahsjatkan, dan sepersepuluh kota itu roboh, dan tjudjuhribu manusia mati oleh gempa bumi itu, sedangkan orang-orang jang masih hidup sangat ketakutan, mempermuliakan Tuhan disurga.
14Maka selesailah malapetaka kedua: lihatlah, malapetaka jang ketiga segera menjusul.
SANGKAKALA KETUDJUH (MALAPETAKA KETIGA)
15Lalu malaekat jang ketudjuh meniup sangkakalanja. Dan didalam surga terdengarlah suara-suara, jang menjerukan: "Kini pemerintahan atas dunia telah mendjadi milik Tuhan kita dan Jang-diurapiNja dan Ia akan memerintah sebagai radja sepandjang segala abad".
16Dan duapuluhempat Orang-Tua-tua jang duduk diatas tachta-tachta dihadapan wadjah Allah itu tunduk tersungkur dan menjembah kepada Allah,
17sambil mereka berkata: "Kami mengutjap sjukur kepadamu, ja Tuhan, Allah, Jang Mahakuasa, Engkau jang ada dan jang sudah ada, karena Engkau telah melaksanakan kuasamu jang besar dan telah mendjalankan pemerintahanmu.
18Kaum kufur sudah mendjadi marah, tetapi telah sampai saatnja Engkau mendjadi murka dan mendjatuhkan putusan atas orang-orang mati dan memberi gandjaran kepada para abdimu, para nabi dan para orang sutji dan mereka jang menjegani Namamu, baik ketjil maupun besar, dan memusnahkan mereka jang membinasakan dunia".
19Lalu terbukalah kenisah Allah dalam surga, dan tampaklah tabut Perdjandjian didalam kenisah, dan menderulah ledakan-ledakan guruh disertai tjahaja-tjahaja halilintar dan gempabumi dan hudjan batu jang hebat.