Sikap terhadap Tuhan
1(4-17) Ingatlah akan kakimu, apabila engkau masuk rumah Allah. Sebab menghadap untuk mendengarkan ialah kurban jang lebih baik daripada persembahan orang2 bodoh, jang malahan tidak tahu, bahwa mereka berbuat djahat.
2(5-1) Djangan ter-gesa2 dengan mulutmu, hatimupun djangan ter-gopoh2 mengutjapkan perkataan dihadapan Allah. Allah kan ada disurga, sedangkan dikau diatas bumi. Dari sebab itu sedikitlah hendaknja perkataan.
3(5-2) Sebab: "Mimpi timbul dari banjaknja kesibukan, dan omong bodoh dari banjaknja perkataan."
4(5-3) Apabila engkau mengikrarkan kaul kepada Allah, maka bajarlah tanpa me-nunda2, sebab orang bodoh tidak berkenan padaNja. Bajarlah apa jang telah kaunazarkan!
5(5-4) Lebih baiklah tidak bernazar daripada bernazar dan tidak membajarnja!
6(5-5) Mulutmu djangan kauidjinkan membudjuk dirimu untuk berdosa terhadap dirimu sendiri dan djanganlah berkata kepada utusan: "Inilah kechilafan sadja!" Mengapa kiranja Allah murka atas utjapanmu dan menghantjurkan pekerdjaan tanganmu?
7(5-6) Sebab: "Dalam banjak mimpi, banjaklah kesia-siaan, banjaklah pula perkataan." Tetapi engkau hendaknja menakuti Allah!
Bagaimana orang membenarkan ke-tidak-adilan dalam masjarakat
8(5-7) Djika engkau melihat penindasan orang miskin dan perkosaan hak dan keadilan dinegeri, maka djanganlah tertjengang atas hal ini. Sebab: "Satu orang jang tinggi meng-amat2i orang tinggi jang lain dan jang lebih tinggi meng-amat2i ke-dua2nja.
9(5-8) Untung negeri adalah bagi semua; radja diabdi wilajahnja"
Kekajaan tak sanggup memetjahkan soal hidup manusia
10(5-9) "Siapa jang menjukai uang, tidak dipuaskan dengan uang, dan siapa jang menjukai kekajaan, tiada untung padanja." Inipun adalah kesia-siaan!
11(5-10) "Dimana ada banjak harta benda, ada banjak pula jang memakannja", dan apakah faedahnja bagi orang, jang memilikinja, selain untuk dipandang matanja?
12(5-11) Enaklah tidur orang jang bekerdja, entah ia makan sedikit entah makan banjak, tetapi kekenjangan orang kaja tidak membiarkan dia tidur.
13(5-12) Ada tjelaka ngeri, jang telah kulihat dibawah matahari: Kekajaan jang disimpan si pemilik akan kemalangannja sendiri.
14(5-13) Kekajaan itu hilang karena satu tindakan jang tjelaka, dan anak, jang diperanakkannja bukan apa2 ditangannja.
15(5-14) Telandjanglah seperti ia telah keluar dari kandung ibunja, demikianpun ia mesti kembali, sebagaimana datangnja, dan dari usahanja tiada apapun djua dibawanja dan tinggal didalam tangannja.
16(5-15) Dan inipun adalah tjelaka jang ngeri: tepat seperti ia datang, iapun akan pergi dan apakah faedahnja baginja, bahwa berusaha untuk angin?
17(5-16) Seluruh umur hidupnja ia makan dalam kegelapan dan ia sama sekali tiada senang, melainkan sakit dan geram hatinja.
Kelakuan bidjak dalam hal ini
18(5-17) Lihatlah apa jang telah kumengerti baik, jakni: sudah semestinja manusia makan dan minum dan menikmati jang baik dalam segala usahanja, jang diusahakannja dibawah matahari sepandjang umur hidup pendek, jang dianugerahkan Allah kepadanja. Sebab inilah bagiannja.
19(5-18) Lagipula: bahwasanja setiap manusia, jang dianugerahi Allah kekajaan dan mata benda, diidjinkan makan daripadanja dan mengambil bahagiannja dan menjenangkan dirinja dengan usahanja; inilah anugerah Allah adanja.
20(5-19) Sebab demikian orang tak akan ingat banjak2 akan segala hari hidupnja, djustru oleh sebab Allah menghibukkannja dengan kesukaan hati.