Semua orang menghadapi nasib yang sama
1SETELAH semua itu kuselidiki dengan saksama, kudapati bahwa orang-orang yang benar dan bijaksana serta segala perbuatan mereka berada di bawah kuasa Allah; tidak ada seorang pun yang mengetahui apakah ia akan dikasihi atau dibenci. Segala-galanya ada di tangan Allah.
2Semua orang menghadapi nasib yang sama, apakah mereka baik atau jahat, orang yang menyembah Allah ataupun tidak, orang yang suci hatinya ataupun tidak. (Kelihatannya sungguh tidak adil.) Semua orang menghadapi nasib yang sama: Orang benar ataupun orang berdosa, orang yang berani bersumpah ataupun yang takut bersumpah. Sebab itulah orang tidak berusaha berbuat baik, tetapi lebih suka mengikuti jalannya sendiri yang gila, karena tidak ada harapan; bagaimanapun juga, yang akan dihadapi mereka hanyalah kematian.
3(9-2)
4Harapan hanya ada bagi yang hidup. "Lebih baik menjadi anjing yang hidup daripada menjadi singa yang mati!"
5Yang hidup setidak-tidaknya tahu bahwa mereka akan mati. Tetapi yang mati tidak tahu apa-apa, tidak ada upah lagi bagi mereka; bahkan mereka sudah hilang dari ingatan orang!
6Segala sesuatu yang mereka lakukan semasa hidup mereka, apakah itu mengasihi, membenci, atau mengiri, sudah lama berlalu, dan sekarang mereka tidak lagi dapat mengambil bagian dalam suatu apa pun di bumi ini.
7Jadi, makanlah, minumlah, dan bersenang-senanglah, karena bagi Allah sama saja. Ia sudah memperkenankannya.
8Kenakan selalu pakaian yang putih dan pakailah minyak wangi!
9Nikmatilah hidup dengan istrimu, yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia ini, karena istri yang diberikan Allah kepadamu adalah upah terbaik di dunia ini untuk segala jerih payahmu.
10Apa pun yang engkau lakukan, lakukanlah dengan sebaik-baiknya, karena di dalam alam maut yang sedang kautuju tidak akan ada lagi pekerjaan, perencanaan, pengetahuan, ataupun hikmat.
11Ada satu hal lain yang kulihat di atas bumi ini, yaitu bahwa orang yang paling cepat larinya tidak selalu menang dalam perlombaan, yang paling kuat tidak selalu menang dalam pergumulan, yang bijaksana tidak selalu dilimpahi makanan, yang pandai tidak selalu kaya, dan yang berpengetahuan tidak selalu berhasil. Semua itu bergantung pada tempat dan waktunya yang tepat.
12Sama seperti ikan yang tertangkap di dalam jala, atau burung yang tertangkap di dalam jaring, demikian jugalah orang tidak tahu kapan ia akan ditimpa kemalangan.
Kebijaksanaan lebih baik daripada kekuatan
13Ada lagi yang sangat mengesankan bagiku sementara aku memperhatikan kehidupan manusia:
14Ada sebuah kota kecil yang berpenduduk sedikit. Seorang raja yang perkasa datang dengan bala tentaranya dan mengepung kota itu.
15Di kota itu ada seorang yang bijaksana, tetapi sangat miskin. Dengan kebijaksanaannya ia dapat menyelamatkan kota itu. Tetapi setelah itu tidak ada seorang pun yang ingat akan dia.
16Lalu aku sadar bahwa walaupun kebijaksanaan lebih baik daripada kekuatan, namun jika orang bijaksana itu miskin, ia akan dihina dan perkataannya tidak dihiraukan orang.
17Sungguhpun demikian, perkataan orang bijaksana yang diucapkan dengan tenang lebih diperhatikan daripada teriakan raja orang-orang bodoh.
18Kebijaksanaan lebih ampuh daripada senjata perang, tetapi kekeliruan yang kecil akan merusak seluruh pekerjaan yang baik (-- nila setitik dapat merusakkan susu sebelanga).